"Jadi rahasia Don Armage adalah Ia memiliki kemampuan untuk mengendalikan orang lain," Tsurugi menyimpulkan.
"Bukan mengendalikan, tapi menjadikan tubuh orang itu menjadi miliknya," ralat Xie.
"Jika di alam semesta masih ada banyak tubuh bagaimana kita bisa mengalahkan Don Armage?" tanya Lucky. Garu mencoba menghitung jumlah manusia yang ada di alam semesta namun ia gagal karena saking banyaknya.
"Don Armage hanya akan menggunakan tubuh orang yang sekarat. Satu-satunya cara adalah mengacaukan Don Armage dari dalam dan menghancurkannya luar," jelas Xie.
"Maksudnya?" tanya Kotaro.
"Jadi maksudmu mengorbankan orang lain untuk dijadikan tubuh Don Armage lalu orang itu akan mengacaukan Don Armage dari dalam. Sementara itu kita menghancurkan Don Armage dari luar? Itu berarti orang itu juga akan hancur!" ucap Tsurugi kesal setelah berhasil memahami kata-kata Xie.
"Ya."
"Siapa yang akan mengorbankan dirinya untuk mengacaukan Don Armage? Itu konyol! Benar-benar ide yang bodoh!" Lucky memukul meja di depannya.
"Tapi Don Armage hanya akan mengincar orang yang sekarat bukan? Kalau begitu juga akan sulit. Saat seseorang sekarat, orang itu bisa kehilangan kesadarannya sebelum bisa mengacaukan Don Armage. Argh ini membuat kepalaku gatal," Tsurugi menggaruk kepalanya yang tiba tiba terasa gatal.
Xie menarik napas panjang, memikirkan matang-matang kata-kata yang akan keluar dari mulutnya, "Aku sudah memikirkan ini baik-baik. Aku yang akan mengorbankan diri."
Seluruh pasang mata mengarah pada Xie. Xie pun sudah menduga kalau kalimatnya itu akan memancing emosi rekan-rekannya. "Apa maksudmu? Apa kau sudah gila?!" Naga memarahi Xie.
"Apa ini karena Theo?" Stinger menarik bahu Xie hingga kini mata mereka beradu pandang.
"Bukan."
"Lalu?"
"Ada sesuatu yang tidak kalian tahu tentang diriku." Xie sudah tidak berani lagi menatap mata Stinger. Ia takut kehilangan keberaniannya untuk mengorbankan diri.
"Kalau begitu beritahu sekarang!"
Xie menundukkan pandangannya. Ia mengepalkan tangannya —mencoba mengumpulkan keberanian. Saat ini ia akan membongkar rahasianya yang selama ini ditutupinya dari kakak dan teman-temannya.
"Sebenarnya, aku...," Xie menarik napasnya dalam. "selain karena Theo memberikan nyawanya padaku, aku masih hidup karena menyimpan seluruh planetium Planet Needle di dalam tubuhku."
Stinger menatap Xie tidak percaya. "Jangan berbohong!" ujar Stinger marah.
"Aku tidak bohong," Xie masih enggan menatap mata Stinger.
"Kalau kau tidak berbohong, maka katakan itu sekali lagi sambil menatap mataku!" pintanya yang ia yakini tidak akan sanggup dipenuhi adiknya.
Xie memberanikan diri mengangkat wajahnya dan menatap mata Stinger dalam. "Aku masih hidup karena menyimpan seluruh planetium Planet Needle di dalam tubuhku. Apa kau percaya sekarang, Kak?" ujarnya tanpa memalingkan pandangannya sedetik pun dari mata Stinger.
"Aku tidak percaya. Kenapa kau melakukan itu?!" Stinger mendorong Xie. "Kau pasti berbohong Xie. Aku mohon jangan bercanda lagi!" napas Stinger tersengal karena menahan air mata.
"Aku rasa Xie tidak bohong. Melihat cepatnya kemampuan menyembuhkan diri dari racun Scorpio dan selamat dari Dark Energy di hari itu membuatku semakin yakin jika itu adalah kekuatan planetium," ujar Sho Ronpo.
"Tidak mungkin!" Stinger jatuh berlutut di tempatnya saat ini. Air matanya mengalir keluar karena tak sanggup lagi ditahannya. "Kenapa kau melakukan ini Xie?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyuuranger : The Lost Sister ✔
Fanfiction"Aku tak perlu diakui jika nantinya pengakuan itu malah membuatku lebih menderita." -Xie Antares Hidup di dunia yang bahkan tak menyadari kehadirannya bukanlah sesuatu yang mudah. Bahkan ketika orang terdekat yang diharapkannya menyadari keberadaann...