4

39.7K 2.3K 251
                                    

mulmednya mbak CEO yang kalo senyum minta banget dikawinin

Anes mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Kepalanya berdenyut sakit begitu pula tubuhnya yang terasa nyeri di beberapa bagian.

Anes mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan yang sangat asing menurutnya, dia ingat dengan jelas ruangan ini bukanlah kamarnya atau ruangan yang dia kenali.

Anes mencoba bangun tapi tangannya terasa sangat sakit, dia menatap punggung tangannya dan melihat sebuah jarum menancap menembus kulit tangannya.

Kenapa sampai di infus. Batinnya.

Anes mencoba bangkit lagi dengan hati-hati.

"Udah bangun?" Sebuah suara mengejutkannya, Anes menatap seorang wanita yang tengah berdiri di depan pintu.

"Kamu yang bawa saya?" Tanya Anes tanpa basa-basi.

Orang tersebut tersenyum tipis lalu mendekati Anes. "Iya,saya tidak tega melihat seonggok manusia nyaris mati dipinggir jalan karena terjun bebas dari mobil" jawabnya.

Anes mencoba mengingat apa yang terjadi, yang dia ingat hanya Rio memaksanya ikut dengannya lalu mereka cekcok dan dia memaksa melompat dari mobil Rio dan setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.

"Udah inget?" Ucapnya mengejek.

Anes tertunduk "thanks" cicitnya pelan.

"Nope".

"Mmm, aku boleh pulang?".

"Keadaan kamu masih lemah, kamu bisa tunggu sampai infus kamu habis dulu, biar ada sedikit tenaga".

"Tapi ini udah ngelewatin jam pulang sekolah aku" ujar Anes.

"Saya yang akan kasih tau orangtua kamu kalo kamu menginap disini. Ini sudah jam 9 malam, gak ada yang pulang sekolah jam segini kan" balas wanita tersebut seperti tak mau di bantah.

"Aku gak mau nginep" orang itu menatap tajam Anes membuat Anes merasa terintimidasi.

"Kamu harus nginep, badan kamu masih lemah!". Ia segera meninggalkan Anes didalam kamar, membuat Anes mendengus kesal.

"Dasar nenek sihir, kenapa harus dia yang nolongin sih" monolog Anes.

Ya yang menolong Anes adalah Helena, kebetulan saat dia pulang dari kantornya dia melihat sebuah mobil yang melaju tak beraturan lalu disusul seorang gadis yang melompat dari mobil tersebut. Helen yang terkejut segera keluar dari mobilnya dan menolong gadis yang membuatnya terkejut, ternyata gadis yang berada dipangkuannya adalah Anes. Gadis yang mengganggu hari-harinya akhir-akhir ini.

Anes menatap luka ditubuhnya, tangannya diperban dan kakinya pun sama. Di keningnya ada sebuah plaster, mungkin inilah yang menyebabkan Anes pening sejak bangun tadi.

"Makan dulu!" Helen kembali masuk kedalam kamar, ditangannya ia sudah membawa sepiring makanan yang berisi nasi dan juga lauknya.

Helen duduk disisi ranjang,menatap datar pada Anes yang juga tengah menatapnya dengan tatapan yang sama.

"Aku makan sendiri aja" Anes mencoba meminta piring tersebut namun Helen menjauhkannya.

"Saya suapin, tangan kamu masih sakit".

"Tapi-".

"No tapi tapi" potong Helen mutlak.

Kali ini Anes hanya bisa menurut, tumben sekali Anes merasa tunduk dan merasa terintimidasi dengan seseorang, apalagi ini seseorang yang beberapa waktu lalu membuatnya kesal bukan main.

KvCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang