limerence

begin

Lee Jinhyuk, mahasiswa jurusan fisika di universitas ternama di Seoul akhir-akhir ini sedang dilanda penyakit yang bernama cinta.

Semua itu berawal dari hari itu. Hari dimana Jinhyuk pertama kali melihatnya.

Dia yang saat itu duduk di sebuah halte bus entah hanya untuk berteduh dari derasnya hujan atau memang menunggu bus datang, mendongakkan kepalanya ke arah langit yang sendu lalu dia tiba-tiba tersenyum.

Jinhyuk yang saat itu berdiri dengan payung di tangannya tak jauh dari halte pun tertegun melihatnya.

Manis.

Kata pertama yang muncul di benak Jinhyuk ketika melihat sosok itu. Sosok itu, pemuda manis dengan mata yang indah dan rambut yang berwarna coklat tua. Jinhyuk ingat sekali, bahkan dia mengingatnya dengan detail.

Ketika Jinhyuk bertanya kepada temannya siapa nama pemuda itu, temannya menjawab, "Kim Wooseok, jurusan seni."

Sejak dia mengetahui siapa nama pemuda itu dan dimana jurusannya berada, dia selalu berkeliaran di sekitar kelasnya hanya untuk melihat si pemuda manis yang menarik hatinya itu.

Bahkan Jinhyuk tahu, Wooseok sering berdiam diri di dalam ruang seni untuk melukis atau memainkan piano.

Seperti saat ini, Jinhyuk berdiri di depan ruang seni, sambil mendengarkan melodi indah yang dimainkan oleh Wooseok.

Biar saja. Biarkan seperti ini dulu. Jinhyuk masih ingin menikmati perasaan seperti ini. Perasaan yang menggelitik hatinya ketika melihat, mendengar, atau apapun tentang Wooseok.

Jinhyuk bukanlah orang yang tidak pernah merasakan yang namanya memiliki kekasih. Dia bahkan termasuk dalam kalangan orang-orang populer di kampusnya.

Fakta yang harus kalian tahu adalah,

Jinhyuk tidak mudah membuka hatinya.

Dan Jinhyuk tidak mudah merasakan rasa tergelitik yang menjalar di perut ketika berbicara soal cinta.

Tapi entah mengapa kali ini, ketika berbicara soal cinta, hati dan pikirannya tertuju kepada Kim Wooseok, dan itu membuatnya merasakannya. Merasakan sensasi tergelitik yang menjalar ke perut.