flashback

1.8K 452 82
                                    

"Shin, kenapa tiba-tiba?" tanya Eunsang saat mereka berada di kamar Wooseok setelah mengantar Jinhyuk.

Wooseok menoleh dan duduk di sebelah Eunsang, "Hm?"

Eunsang menghela napasnya, "Kenapa tiba-tiba muncul keberanian untuk berbicara di depan orang lain selain aku dan Junho?"

Wooseok tersenyum.

"Eunsang-ah, dia orangnya, Lee Jinhyuk, yang menyelamatkanku lima detik sebelum ledakan itu muncul."




limerence




Hari itu hari yang membahagiakan untul Kim Wooseok. Dirinya lulus dari sekolah dasar dengan nilai terbaik seangkatannya. Nama Kim Wooseok tertulis di deretan paling atas dengan nilai sempurna. Wooseok tidak bisa untuk tidak tersenyum.

Apalagi ketika kedua orang tuanya datang dan memberinya sebuket bunga sebagai tanda selamat. Teman-temannya juga, memberinya ucapan selamat atas prestasinya yang luar biasa.

Semuanya tentu tidak mudah. Wooseok harus benar-benar fokus belajar berbulan-bulan sebelum ujian dilaksanakan.

Ibu Wooseok sering berkata jangan memaksakan diri. Tidak apa-apa anaknya itu tidak mendapat nilai terbaik di sekolah, tetapi akan selalu menjadi yang terbaik di hati Ibu dan Ayahnya.

"Wooshin mau ayah belikan apa hm?" tanya ayahnya saat upacara kelulusan selesai.

Wooseok terlihat berpikir dengan jari telunjuk di dagunya.

"Ayo kita ke kedai ice cream!" seru Wooseok.

Ibunya hanya terkekeh sambil mengelus-elus surai Wooseok.

"Ayo kita ke kedai ice cream untuk merayakan kelulusan kesayangan Ibu dan Ayah!" seru ayahnya.

Wooseok tersenyum lebar lalu dengan cepat memasuki mobil.

"Ayo ayah! Aku tidak ingin kehabisan ice cream strawberry," ucap Wooseok.

"Tidak akan sayang," jawab ibunya yang duduk di sebelah ayahnya yang mengemudikan mobil.

Awalnya mobil berjalan biasa saja. Tidak ada apa-apa. Mereka mengobrol dan bercanda seperti biasa. 

Namun tiba-tiba dari arah yang berlawanan, entah dari mana, muncul truk yang melaju kencang. 

"Ayah awas!" seru Wooseok kecil.

Ayah Wooseok panik. Ayah Wooseok tidak sempat membanting stir karena truk itu menabrak mobilnya terlebih dahulu.

Mobil yang keluarga Wooseok tumpangin berguling-guling di aspal. 

Wooseok menangis kencang. Memanggil ibu dan ayahnya. Hingga mobil itu berhenti berguling dalam keadaan terbalik, Wooseok berteriak memanggil ibu dan ayahnya.

"I-ibu.. Hiks- ayah, s-sakit," ucap Wooseok terbata-bata.

Napas Wooseok sesak. Wooseok terus saja memanggil ibu dan ayahnya namun keduanya tidak menjawab. 

Wooseok benar-benar merasa sesak. Tidak bisa bergerak. Ingin berteriak lebih kencang tapi tidak bisa karena kaca mobil yang pecah menusuk lehernya yang membuatnya semakin sakit jika berteriak.

Saat itu tiba-tiba seseorang yang seumuran dengannya namun lebih tinggi darinya membuka pintu belakang tempat Wooseok berada. Dengan cepat melepas sabuk pengaman Wooseok lalu membopong Wooseok keluar.

Wooseok melihat orang itu sebentar lalu menutup matanya dan setelahnya mobil yang ditumpangi Wooseok meledak, dengan ayah dan ibunya yang masih berada disana.

Wooseok masih menutup matanya, namun ia tak kuasa menahan air matanya.

Wooseok menangis dalam diam.


note:

jadi bagaimana???? sudah jelaskaann??? ehehehehhe semoga tidak mengecewakan yaaa


oh iya, abis ini enaknya bikin ff kapal lain atau tetap weishin??


teruuuusss aku pengen bikin grup wa weishin adakah yang ingin??? TT


jangan lupa komen dan vote yaaa


love youuuuuuuuuuu

limerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang