0.5 SATU

85 8 0
                                    

Happy Reading ❤️

Maaf ya kalau di part ini agak kurang dapet feel nya.

Leta berjalan dengan cara mengendap endap seperti pencuri dirumahnya sendiri.
Gerbang yang semula terkunci dan mendadak tidak terkunci membuat Leta berfikir bahwa mungkin saja ada seseorang di dalam, dan jika orang itu adalah maling maka Leta sudah bersiap dengan sebuah sapu di tangannya.

Pelan pelan Leta melangkahkan kaki, setelah sampai di depan pintu Leta membukanya perlahan dan pertama yang Leta lihat adalah

"Abaaaaaang, kok abang ada disini??"
Leta memeluk Abangnya itu sangat erat, tak menghiraukan abangnya yag meronta-ronta minta dilepaskan.

"Leta bentar dong, lo kalo mau peluk peluk aja tapi jangan kenceng kenceng gue gak bisa napas."
Sahut Abang Leta dengan suara yang agak tertekan sebab dadanya sesak.

ALETO FERNANDES, Kakak Leta ini seorang yang cuek, dingin tapi hangat, sering menutup diri dan sulit bersosialisasi.
Leta hanya tinggal bersama kakaknya disini, entah karna apa tapi Leta punya alasan tersendiri.

"Maaf abang, habisnya abang dari mana aja, kalo pergi gak bilang-bilang. Leta khawatir sama abang, Leta kemarin sendirian dirumah."
Leta mengerucut kan bibirnya, yang semakin membuat kesan lucu tampak di wajahnya.

"Gue nginep di Rumah Temen kemarin, Maaf pergi gak bilang-bilang dan udah bikin lo khawatir."
Leto mengusap puncak kepala Leta dengan gemas.

"Yaudah sana kekamar, terus mandi. Badan lo bau tau gak kaya gak mandi setahun."
Tawa menggelar keluar dari mulit Leto yang membuat Leta lagi lagi mendengus sebal.

Leta melenggang pergi menaiki tangga menuju kamar nya untuk mandi dan yahh apalagi yang di lakukan pelajar jika bukan belajar.

~~

Leta sengaja bangun pagi hari ini karena ada sesuatu yang harus Leta siapkan untuk seseorang.

Leta berkutat di dapur selama satu jam memasak sesuatu yang sepertinya terlihat enak.

Selesai memasak, Leta bergegas mandi dan berpakaian rapi. Leta memandang dirinya sendiri lewat cermin besar di kamarnya.
Leta merapikan lagi tatanan rambutnya dan memoles wajahnya menggunakan bedak dan mengolesi bibir nya menggunakan lip gloss kesukaannya.

"Letaaaaa, lo udah siap belum, ayoo berangkat keburu siang."

Leta segera menyambar tasnya dan menuju dapur untuk mengambil kotak makan yang telah disiapkannya tadi.

"Ayo bang, Leta udah siap."

~~

"Daniel."

Suara lembut itu yang selalu membangunkan Daniel di tiap paginya.

"Iya ma, ada apa?"
Daniel masih enggan meninggalkan tempat tidur nya.

"Bangun nak, udah jam enam nanti kamu terlambat."

"Hmm"

Setelah Daniel yakin bahwa mamanya sudah keluar kamar. Daniel pun menuju kamar mandi dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul.

ViolletaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang