Hari ini, cuaca sangat tidak mendukung Leta untuk bersekolah.
Langit mendung dengan awan hitam, dan matahari yang tidak menampakkan diri, membuat Leta enggan berangkat sekolah."Letaaaa, ayo berangkat keburu hujan."
Teriakan Leto membuat Leta tersadar, Leta segera berlari menuruni anak tangga, menyusul Abangnya yang sudah siap di atas motor besar miliknya.
Tak lupa sebelum berangkat Leta menutup rapat semua pintu."Pegangan."
"Iya."
~~
Leta berlari melewati koridor yang sudah lumayan ramai, karena cuaca mendung mungkin sebagian murid datang lebih awal untuk menghindari hujan.
Leta masih berlari sebelum akhirnya dia terjatuh karena sebuah kaki yang sengaja di ulurkan untuk membuatnya celaka.
Leta mengaduh kesakitan, tapi dia tetap diam tak ingin bicara untuk hari ini.
Leta coba melihat siapa yang telah menghalangi jalannya, sebuah senyum licik terlukis di wajah orang tersebut."Matanya biasa aja kali, kenapa? sakit? Itu belum seberapa sama rasa sakit yang udah lo ciptakan buat gue."
Orang itu pun berbicara, seseorang yang Leta kenal sebagai kakak kelasnya, yang terkenal pula dengan sifat bad nya.
Leta tak banyak menanggapi, Leta hanya melihatnya sebentar dan berbalik untuk melanjutkan langkah ke kelas meski jalannya terseok-seok.Sampai dikelas, Bella yang melihat Leta berjalan terseret-seret seperti itu jadi penasaran apa yang telah terjadi dengannya.
"Kaki lo kenapa Ta?"
"Jatuh."
"Jatuh dimana? gak biasanya lo jatuh sampe kaki lo biru-biru gini."
Memang ada bekas seperti lebam di kaki Leta tapi Leta masih mengelak, Ia tak ingin Bella tau apa yang terjadi."Nggak kok gapapa, tadi kepleset terus jatuh, jadi nabrak gitu."
"Beneran lo gapapa?"
"Hemm."
"Lo, lagi ada masalah ya Ta?"
Dengan was-was Bella menanyakan hal ini, tapi melihat Leta tak bersemangat membuat cewek berkucir kuda ini khawatir.Leta menatap Bella dengan sendu.
"Nggak kok, gak ada apa-apa."
Pelajaran pertama pun dimulai untuk sejenak Leta melupakan semua masalahnya dan mencoba fokus pada papan tulis dihadapannya.
Di tengah-tengah pelajaran Leta tak tahan untuk kebelakang, jadi setelah meminta ijin kepada guru Leta melenggang pergi ke toilet.
Jarak toilet dengan kelas Leta memang jauh, Leta harus berlari supaya cepat sampai toilet dengan selamat.
Hujan tak jadi turun hari inj, awan yang tadinya menutupi langit kini berganti matahari yang sangat terik, siap membakar kulit siapa saja yang keluar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violleta
Teen FictionDibalik kepolosan dan kesederhanaannya terdapat sebuah luka mendalam, luka yang hanya bisa disembuhkan oleh SESEORANG yang dengan nekatnya masuk melewati pintu yang sudah ditutup rapat rapat oleh si pemilik hati.