"Kalo itu bisa bikin lo bahagia. Gue ikhlas. :')"
Hari ini matahari bersinar sangat terik.
Keringat mengucur deras di dahi seorang gadis cantik yang sekarang sedang berlari.Gadis itu berhenti sejenak mengatur nafasnya yang tersenggal, berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya.
"Astagaaa Leta capek." gerutu Leta setelah 5 menit berhenti.
"Pak Leta gak kuat lagi, Leta nyerah." teriak Leta sambil berjalan lunglai mencari tempat yang teduh.
BUG..
Leta terjatuh setelah seseorang entah dengan sengaja atau tidak menabrak punggungnya.
"Sorry." kata orang tersebut tanpa berhenti berlari.
Hari ini memang jadwal kelas Leta berolahraga dan parahnya hari ini panas sekali, Leta tak suka suasana seperti ini.
Leta bangkit.
"Kok Bella berubah ya sama Leta. Leta ada salah ya?" pikir Leta.Leta melanjutkan jalannya yang tertunda, tak menghiraukan goresan kecil di kakinya.
***
Pelajaran olahraga telah selesai. Leta sudah berada dikelas sekarang.
Merasakan sakit dari lututnya yang lecet akibat jatuh tadi.
Mencoba mencari sesuatu di dalam tas, namun nihil. Benda yang dicarinya tak kunjung ketemu.Leta memutuskan keluar kelas, mencari ke tempat yang sering dikunjungi jika ada masalah seperti ini.
UKS
Tok tok tok
Leta mengetuk pintu, tapi tidak ada sahutan.Setelah 3 kali mengetuk pintu tidak ada sahutan, Leta mencoba membuka pintu tersebut yang ternyata tidak dikunci.
"Lahh ga dikunci, terus ngapain Leta ketok-ketok." ucap Leta pada dirinya sendiri.
Leta mencari handsaplas. Dan akhirnya ketemu.
Leta duduk di ranjang UKS, melihat sekeliling yang sepertinya tidak ada petugas yang berjaga.
Sekali lagi Leta melihat luka di lututnya yang sudah membiru.
Leta meringis menempelkan handsaplas tersebut.Selesai membalut luka nya, Leta berdiri dari duduknya. Berjalan ke arah pintu, belum sempat tangannya memegang knop pintu.
Pintu itu sudah terbuka.
Memperlihatkan sosok tengil yang belakangan ini jarang di jumpainya."Ngapain disini?" tanya Galang.
"Nihh." tunjuk Leta.
Pandangan mata Galang beralih ke lutut Leta yang sudah di plester."Lu main gelantungan di pohon lagi yaa kek mbak kunti. Cari kerjaan lain gihh sedih gue liatnya." Galang kembali menampilkan sifat aslinya.
"Yaudah ga usah dilihat."
Leta berlalu meninggalkan Galang yang masih diam tak bergeming di depan pintu UKS."Kalo gue ga lihat lo. Hati gue yang sakit Ta." kata-kata itu meluncur dari mulu Galang.
Hanya bisikan, yang tak dapat di dengar oleh Leta.Sosok Leta menghilang dari pandangan Galang.
Galang menghela napas singkat dan melanjutkan aktivitas nya di UKS.Galang membaringkan tubuh nya di ranjang UKS, bau obat-obatan yang mendominasi, membuat rasa sakitnya bertambah.
Kata-kata seseorang itu masih terngiang-ngiang di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violleta
Teen FictionDibalik kepolosan dan kesederhanaannya terdapat sebuah luka mendalam, luka yang hanya bisa disembuhkan oleh SESEORANG yang dengan nekatnya masuk melewati pintu yang sudah ditutup rapat rapat oleh si pemilik hati.