"Kenapa tiba-tiba nanyain Daniel? Naksir lo?"
Leta bungkam seketika, tak mau menjawab dan tak bisa menjawab.
"Nggak lah, Leta cuma nanya aja."
"Ohhhh"
Leta merasa aneh dengan Bella, ekspresi Bella berubah setelah Leta menanyakan tentang Daniel.
Sebenarnya Leta ingin menanyakannya lagi tapi
Leta takut membuat Bella tambah murung, maka Leta mengurungkan niatnya untuk melanjutkan perbincangannya dengan Bella.∆∆
Banyak hal darimu yang aku suka, termasuk caramu membuatku tertawa.
Senin 07.00
Hari Senin adalah hari paling menyebalkan bagi Leta.Pagi ini, Leta harus berangkat ke sekolah menggunakan sepedanya lagi, karena abangnya itu meninggalkannya.
Leta masuk ke gedung sekolahnya dengan berlari, sesekali melihat jam berwarna pink miliknya.
Masih kurang 10 menit lagi batinnya.
Leta berlari sekuat tenaga agar sampai dikelasnya sebelum bel berbunyi.
"Huh.. Huh..."
Leta berhenti tepat didepan kelasnya, dan mengatur nafasnya sejenak."Lah, kenapa lo Ta?"
Tanya Rafa Ketua kelas IPA 2"Gak liat apa Leta capek"
"Yaaaa, lo kenapa lari? Dikejar apaan? Setan? atauuu Mantan?"
"Ishhh mantan mulu sih pikirannya, Leta gak ada mantan ya"
Leta berlalu meninggalkan Rafa yang tengah tertawa bersama beberapa temannya.Leta duduk dikursinya dan mencari-cari sesuatu, sesuatu yang akan membahayakan jiwa dan raganya kalau sampai tidak terbawa.
Di dalam tas sudah Leta cari, semua tempat duduk Leta telusuri.
Tapi benda tersebut sama sekali tidak ada disana"Aduhh gimana dongg kalo topinya gak ada, Leta nanti bisa dihukum, kok bisa ketinggalan sih lahh."
Kringgg
Bel sudah berbunyi dan hasilnya nihil, topi Leta ketinggalan.Mau tak mau Leta harus mengikuti upacara tanpa topi, harus berdiri diantara murid-murid malas yang tidak membawa perlengkapan upacara.
Leta berjalan lunglai menuju lapangan dan berbaris dengan para gerombolan siswa yang tidak disiplin.
(panas banget sih)
Leta bergumam sambil memandang ke atas, matahari terik sekali, seakan membakar kulit.Upacara telah berjalan sampai Amanat Pembina Upacara, tetapi Leta tidak benar-benar mendengarkannya, Leta tidak fokus, Leta tidak kuat lagi, Leta ingin pingsan rasanya, kepala Leta pusing.
Brukk
Gelap
Leta tak sadarkan diri.
Seseorang dengan sigap menopang tubuh mungkil Leta dari belakang dengan tangan kekarnya.
Membawa tubuh Leta ke salah satu ruangan dimana semua obat tersedia disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violleta
Teen FictionDibalik kepolosan dan kesederhanaannya terdapat sebuah luka mendalam, luka yang hanya bisa disembuhkan oleh SESEORANG yang dengan nekatnya masuk melewati pintu yang sudah ditutup rapat rapat oleh si pemilik hati.