09.30 WIB
Bandara Udara Internasional Adisutjipto
"Akhirnya sampai juga." Dessy berseru. Ia baru saja tiba di kota Yogyakarta.
Tubuh mungilnya terlihat menggemaskan, karena saat ini ia menggunakan kaos merah yang bertuliskan Adidas dibagian depannya dan tidak lupa sebuah jaket ditangan.
"Senang banget kayaknya Lo Des?" tanya Diana pada Dessy.
"Jelas lah, kota impian Gw." Sombong Dessy sambil memasang senyum manisnya.
"Btw, fotoin Gw dong." Pinta Dessy seraya memberikan ponselnya pada Diana.
"Ck, eksis banget si Lo." Ledek Diana yang sama sekali tak dihiraukan oleh Dessy. Gadis itu langsung berpose.
Foto Dessy Aqila Lukman
"Udah gak usah banyak-banyak," ujar Diana mengembalikan ponsel Dessy.
"Ck, baru juga satu jepretan. Tapi gak papa deh," sahut Dessy sambil melihat hasil jepretan Diana. Lumayan, batinnya. Dessy pun memasukkan kembali ponselanya ke dalam tas.
"Btw gw lapar banget nih, cari makan dulu yuk?" ajak Diana yang dijawab anggukan oleh Dessy.
Mereka memilih berjalan untuk mencari tempat makan. Sepanjang jalan Dessy tidak lepas dari senyuman manisnya, saat ini hatinya sangat berbunga-bunga.
"Kayaknya disitu enak deh, sana yuk." Ujar Diana sambil menunjuk salah satu warung makan di pinggir jalan yang ramai dikunjungi pelanggan. Di sana tertera tulisan Gudeg khas Jogja. Tanpa banyak berpikir, keduanya pun langsung masuk ke dalam warung.
"Pak dua porsi ya." Pinta Diana.
"Enggeh nduk, silahkan duduk dulu sambil nunggu makanannya siap." Jawab pemilik warung dengan logat khas jawanya.
Mereka memilih tempat duduk yang paling ujung dan lumayan luas. Tempat disini memang lesehan dan lingkungan nya sangat bersih. Diana dan Dessy meletakkan koper mereka di pojokan tempat mereka duduk.
"Silakan di nikmati hidangannya, Nduk."ucap pemilik warung saat mengantar pesanan mereka.
"Terimakasih Pak." ucap Dessy.
"Hmmm... Harum banget ni masakan jadi pengen langsung makan gw." Ujar Diana saat mencium aroma Gudeg yang berhasil menggugah selera makannya.
"Hooh... Ini mah bukan enak lagi tapi maknyus. Pantesan banyak banget pelanggan disini." Tanggap Dessy saat mencicipi Gudeg khas jogja.
"Siapa dulu yang pilih tempatnya, Diana dong." Diana bangga karena memang dia yang tadi memilih tempat itu. Mereka pun sangat menikmati sarapan paginya, rangkap dengan makan siang.
Setelah selesai makan mereka langsung membayar pesanan. Lalu melanjutkan perjalanan menuju hotel untuk beristirahat sebentar, sebelum berkeliling kota Yogyakarta. Mereka pun pergi menggunakan taksi menuju hotel yang sudah dipesan Diana.
"Ahhh... Enaknya badan gw jadi lempeng." Seru Dessy saat merebahkan tubuhnya di atas kasur. Lalu ia bangun dan mengambil ponselnya dari tas.
"Wahhhh... Dokter kesayangan gw makin ganteng aja sih. Gak sabar gw pengen ketemu." Dessy berteriak saat melihat story dari selebgram idolanya.
"Mulai deh, bodo amat dah. Gw mau tidur bentar, perjalan tadi lumayan juga." Diana langsung merebahkan tubuhnya disebelah Dessy yang masih asik dengan ponsel.
"Ck... Lo mah gak asik." Dessy melempar bantal guling kearah Diana.
"Please, Jangan ganggu Gw. Gw mau tidur, Lo urus aja tu dokter yang sok kegantengan itu." Diana sangat kesal karena Dessy malah mengganggu dirinya.
"Ihhh... Emang ganteng kok. Mata Lo aja yang picek ngatain dia gak ganteng." Protes Dessy yang tak terima jika dokter idolanya itu dikatain sok kegantengan. Diana yang mendengar ocehan Dessy langsung menutup telinganya dengan bantal. Sementara Dessy masih asik dengan ponselnya sambil senyum senyum sendiri.
***
"Di... Bangun dong. Badan Gw gatel semua nih." Pinta Dessy sambil menggoyangkan tubuh Diana yang masih tertidur. Dessy terus menggaruk bagian tubuhnya yang gatal. Ia juga merasakan saat ini wajahnya sangat panas dan seluruh tubuhnya gatal-gatal.
"Di... Bangun dong." Dessy terus merengek karena Diana tak kunjung bangun.
"Apaan sih Des?" tanya Diana yang kini sudah duduk tapi matanya masih tertutup.
"Badan Gw gatel banget, mana muka Gw terasa kayak kebakar lagi." Keluh Dessy. Diana mengerjapkan matanya yang masih terasa berat untuk dibuka. Lalu menatap Dessy lamat-lamat. Sontak mata bulatnya melebar sempurna.
"Ya ampun Des, lo kenapa? Muka Lo merah banget." Teriak Diana yang terkejut saat melihat keadaan Dessy yang bisa dibilang mengerikan. Bagaimana tidak, saat ini wajah Dessy sudah sangat bengkak dan seluruh tubuhnya dipenuhi ruam merah.
"Gw gak tau, tiba tiba badan Gw gatel semua. Padahal tadi cuma makan gudeg doang." Jawab Dessy sambil menggaruk tangannya.
"Jangan digaruk lagi, kita ke rumah sakit sekarang." Ajak Diana yang langsung loncat dari tempat tidur. Lalu menyambar tas selempangnya, dan menarik tangan Dessy keluar kamar. Tanpa peduli dengan penampilan mereka saat ini.
Lalu tiba-tiba Dessy menghentikan langkahnya. Tentu saja langkah Diana juga ikut tertahan.
"Lo kenapa sih Des? Ayok buruan kita ke rumah sakit. Lihat muka Lo udah bengkak gitu." Kesal Diana yang kini semakin khawatir dengan keadaan sahabatnya.
"Tapi gw takut disuntik." Alibi Dessy yang berhasil membuat Diana terperangah.
"Ya ampun! Lo udah gede Des. Jangan banyak tingkah deh, ayok buruan kita ke rumah sakit. Kalau lo gak mau gw suruh satpam buat gendong lo dan bawa lo ke rumah sakit." ancam Diana yang berhasil membuat Dessy terkejut.
"Emangnya gw anak kecil apa pake digendong segala." Protes Dessy kesal.
"Bukanya lo emang kecil? Udah buruan kita ke rumah sakit, jangan banyak bantah." Kesal Diana yang kembali menarik tangan Dessy. Kali ini Dessy benar-benar pasrah.
Mereka langsung naik taksi untuk menuju rumah sakit terdekat. Beruntung ada taksi yang sedang menunggu penumpang di depan hotel. Memudahkan mereka untuk segera ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Doctor (Tamat)
Teen FictionKisah cinta yang sulit di percaya antara seorang followers dan idola. Seorang gadis manis begitu mengagumi seorang selebgram yang berprofesi sebagai seorang dokter. Hingga suatu hari, keduanya di pertemukan dalam waktu yang tak terduga. "Aku yakin...