16

6.4K 251 1
                                    

Hari ini adalah hari paling sibuk bagi Desainer terkenal yang bernama Dessy Aqila Lukman. Kini ia tengah mengatur para model agar tidak melakukan kesalahan pada saat tampil di catwalk.

"Ok, apa kalian siap?" tanya Dessy pada para ambasador butiknya.

"Siap!" Jawab mereka kompak.

"Ok, semangat. Kalian semua hebat dan kita pasti akan menang dan mengalahkan desainer lain. Semangat. Jangan lupa berdoa seuai keyakinan masing-masing." Dessy memberi semangat pada para modelnya yang sudah siap degan gaun masing-masing. Lalu pandangan Dessy tertuju pada seorang model yang mengenakan gaun pengantin yang begitu indah. Gaun pengantin yang sengaja ia rancang untuk dirinya sendiri, yang seharusnya ia kenakan di hari sepesial.

"Mbak yakin mau memperlihatkan gaun ini pada semua orang?" tanya sang Model yang bernama Angel. Ia sangat tahu jika gaun yang ia pakai adalah gaun impian Dessy, Angel adalah model yang sudah lama bekerja dengan Dessy, ia sangat tahu apa yang disukai atau tidak oleh Desainer favoritnya itu.

"Ya, saya harus yakin." Jawab Dessy yang sebenarnya masih belum rela memperlihatkan gaun kesayangannya yang dulu pernah ia impikan untuk dipakai saat ia menikah dengan dokter pujaannya. Namun semua itu harus ia kubur dalam-dalam karena cintanya harus kandas sebelum waktunya.

"Baik lah." ucap Angel menepuk pundak Dessy.

"Mbak, Anda sudah bisa bersiap karena sebentar lagi mendapat giliran." Perintah salah seorang panitia pembuat acara.

"Baik lah, kami sudah ready." Dessy menghembuskan napas  beberapa kali agar dirinya tidak gugup. Lalu kembali mengecek  model yang sudah berdiri sesuai urutan masing-masing. Setelah di rasa aman, Dessy mulai beranjak keluar untuk menyaksikan para modelnya tampil. Dessy duduk di bangku yang sudah disediakan bersama beberapa desainer terkenal.

"Wah jadi kamu ya desainer baru yang terkenal itu?" seru seseorang desiener disebelah Dessy, Dessy mengangguk dan tersenyum pada desiener yang sedikit lebih tua darinya.

"Eleh, baru juga tenar dikit udah sombong." Ledek  salah satu desainer yang ikut serta, menatap Dessy tak suka. Dessy sama sekali tidak menanggapi ucapan orang itu karena ia fokus melihat modelnya yang sedang berjalan begitu lihai.

"Wah bagus banget gaunnya, aku mau dong satu yang itu." Seru seorang tamu menatap gaun hasil desain Dessy begitu antusias. Dessy hanya tersenyum karena bangga pada hasil desain Raisa yang ternyata diminati oleh para tamu undangan.

Semua orang bertepuk tangan begitu meriah, saat penampilan selesai. Namun, Dessy sangat bingung karena Angel tidak tampil dan kini acaranya sudah selesai. Seharusnya Angel menjadi penutup dari acara ini. Dessy mulai cemas, ia takut terjadi sesuatu pada modelnya.

"Baiklah terima kasih pada semua tamu, para peserta yang sudah ikut berpartisipasi dalam acara ini. Semua karya milik anak bangsa sangat bagus dan berhasil membuat semua mata berbinar." ujar seorang Host begitu semangat.

"Baiklah, acara selanjutnya yaitu acara yang kita tunggu. Pengumuman siapakah yang akan menjadi Desainer terbaik dan terfavorit tahun ini. Mari kita panggil juri yang akan mengumumkan pemenangnya. Silakan Ms.Natalya, diharapkan untuk naik ke atas podium." sambung sang host yang disambut riuh oleh para penonton.

"Jelas aku dong yang akan menang, aku kan juara bertahan." Ujar seorang desainer dengan pakaian yang sedikit terbuka. Ia terlihat sangat angkuh.

"Selamat malam semuanya." Ms. Natalya.  Sang Desiener internasional itu menyapa seluruh penonton menggunakan bahasa Indonesia yang sedikit canggung. Tentunya membuat gempar para penonton.

Dessy tersenyum, tentu saja ia mengenal wanita yang saat ini berdiri di atas podium. Beliau adalah guru besarnya.

"Baiklah, saya tidak akan berlama-lama dan akan langsung mengumumkan siapa pemenang malam ini. The winner of the best designer this year is..... "

Semua peserta pun terlihat tegang saat  Ms. Natalya menjeda ucapanya. Dessy memejamkan matanya karena ia juga merasakan hal yang sama. Ia meremas gaunnya karena benar-benar gugup. Ini adalah pertama kali ia mengikuti kontes.

"Selamat untuk Dessy Aqila Lukman sebagai best designer tahun ini. Silakan naik ke podium untuk menerima penghargaan sebagai desainer terbaik tahun ini." Ms. Natalya menatap Dessy bangga. Refleks Dessy meneteskan air matanya karena tidak menyangka jika dirinya yang memenangkan kontes kali ini. Lebih-lebih dihadapan guru besarnya sendiri. Suatu kebanggaan atas dirinya sendiri.

Dessy melangkahkan kakinya untuk naik ke atas podium. Ia melihat kedua orang tuanya yang memberikan senyuman bangga padanya.

"Congratulations for You, Miss Aqila." ucap Ms. Natalya memeluk Dessy. Seorang model cantik membawa buket bunga yang lumayan besar berjalan menghampiri mereka, dan menyerahkan buket itu pada Ms. Natalya. Beliau memberikan buket itu pada Dessy, semua kamera tidak melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen itu. Namun, tanpa Dessy sadari seseorang menatapnya tak suka, ia mengepalkan tanganya dan menatap Dessy penuh kebencian. Ya, dia adalah salah satu peserta kontes. Ia tak terima dikalahkan begitu saja, karena selama ini dirinyalah sang juara bertahan.

Tak berapa lama, lampu mendadak padam. Tentunya membuat keadaan menjadi riuh. Dessy tak kalah terkejut. Hingga ia pun kembali dikejutkan dengan sebuah lampu sorot, lampu itu tepat mengarah padanya.

"Congratulations for You. My future wife." Suara bariton seseorang pun menggema dan berhasil membuat semua orang penasaran. Tetapi tidak untuk Dessy, ia tahu betul siapa pemilik suara itu.

Dessy menutup mulutnya, saat melihat bayangan laki-laki berjalan ke arahnya. Lalu orang itu juga berlutut tepat di depannya.

"Will you marry me?" Suara itu menggema dengan dibarengi hidupnya lampu.

Dessy membulatkan matanya, saat melihat Fais mengulurkan sebuah kotak beludru yang berisi cincin berlian. Tanpa sadar, Dessy meneteskan air matanya.

"Terima... Terima... Terima...." teriak semua orang yang menyaksikan momen romantis yang Fais ciptakan. Dessy menangis terharu, ia tidak pernah bermimpi jika Fais akan melamarnya di depan banyak orang. Bahkan kamera masih menyorot mereka, saling berlomba untuk mengabadikan momen itu.

Tidak ingin membuat Fais menunggu lama, Dessy menganggukkan kepalanya. Menerima lamaran romatis dari Fais.

Fais tersenyum bahagia, lalu meraih tangan kiri Dessy dan menyematkan cincin berlian itu di jari manis wanita tercintanya. Fais bangun, mengunci mata Dessy yang masih meneteskan air mata.

"So sweet, peluk dong." Pinta Ms. Natalya seraya mendorong tubuh Fais hingga keduanya saling berpelukan. Semua orang yang menyaksikan itu bersorak, Dessy memeluk Fais begitu erat. Ah, dia benar-benar bahagia.

Semua haru dan kebahagiaan itu harus terhenti saat seseorang memanggil nama Dessy. "Dessy...."

My Love Doctor (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang