11

6.5K 287 3
                                    

"Ical...." teriak seseorang sambil membuka pintu dengan kasar. Sehingga menimbulkan suara dentuman yang keras. Siapa lagi kalau bukan Nyonya besar Wicaksono.

"Ya ampun Mi, kenapa teriak dan banting pintu sih? Mami tahu kan ini rumah sakit." Ujar Fais bangun dari posisinya dan menghampiri sang Mami.

"Mami mau tanya sama kamu Ical, kenapa kamu tidak kasih tahu Mami kalau Dessy balik ke Jakarta?" tanya Seira kesal.

"Jakarta? Dia tidak mengatakan apa pun pada Ical. Terakhir kali dia kesini bawa makanan dan pergi." Jawab Fais seadanya. Ia juga tidak memberikan reaksi apa pun.

"Apa kamu menyakiti hatinya? Dia sama sekali tidak memberi tahu Mami dan ponselnya tidak aktif. Mami juga sudah ke hotel tempat dia menginap, tapi hasilnya nihil." ujar Seira dengan raut kecewa.

Fais menatap Seira bingung.

"Mami cuma berharap dia akan menjadi menantu mami. Kamu tahu! Mami kecewa sama kamu, bahkan kamu tidak pernah menghargai perjuangan Dessy untuk mendapatkan hati kamu. Dessy mengingatkan pada masa lalu mami yang berusaha untuk mendapatkan hati Papi kamu. Dan itu sangat sulit, Ichal. Tapi nasib Dessy tidak seberuntung Mami, yang dapat dengan mudah mendapatkan hati papi kamu. Itu pasti sangat sakit." ucap Seira sambil terisak.

"Mami, tapi Ichal bukan Papi. Mami tau kan..."

"Sampai kapan kamu akan terus seperti ini Ical? Bahkan dia sekarang sudah bahagia dengan orang lain Ical. Buka hati kamu untuk orang lain dan Mami berharap kamu bahagia bukan terus seperti ini, berlarut-larut dalam masa lalu. Sekarang Mami minta kamu tanya sama hati kamu yang paling dalam. Apa yang sebenarnya kamu rasakan? Jangan sampai nantinya kamu kecewa. Jika tahu seperti ini, Mami akan memberi restu Rey untuk melamar Dessy." Hardik Seira yang langsung berlalu meninggalkan Fais.

Fais terhenyak mendengar pernyataan Seira yang akan mengizinkan adiknya memperistri Dessy. Ada sedikit rasa mengganjal di hatinya.

"Maafkan Ical, Mi." ucap Faisal frustasi dan mengusap wajahnya dengan kasar.

***

Dua tahun kemudian...

"Buk Aqila, di depan ada customer yang ingin bertemu dengan Ibu." Ujar Sekretaris Aqila yang bernama Raisa.

"Baik Raisa, katakan padanya tunggu sebentar, saya akan segera menemuinya." Jawab Aqila sambil tersenyum.

"Baik, Buk." Ucap Raisa yang langsung keluar dari ruangan Aqila.

Aqila membereskan semua kertas hasil desainya di atas meja, yang menjadi perantara kesuksesannya dalam setahun ini. Ia merapikan pakainya untuk bersiap menemui pelanggannya.

Aqila menghampiri seorang wanita yang saat ini duduk di sofa. Melihat kedatangan Aqila, wanita itu pun bangkit.

"Selamat siang, saya minta maaf. Membuat Anda menunggu." ucap Aqila seraya menjabat tangan pelanggannya.

"Ah, tidak jadi masalah. Saya tahu kesibukan Anda Nona Aqila." Ungkap seorang wanita cantik yang menjadi pelanggan Aqila saat ini.

"Terima kasih, oh iya apa yang perlu saya bantu nona..."

"Lisa, panggil saja Lisa kita seumuran kok."

"Ok. Kalau begitu Lisa, kamu juga tidak perlu memanggil saya nona Aqila tapi panggil saja Aqila." Balas Aqila sambil tersenyum. Lalu mereka pun kembali duduk.

"Baiklah Aqila. Jadi seperti ini, sebulan lagi aku akan mengadakan pesta pernikahan dan aku mau kamu membuatkan sebuah rancangan yang bagus untuk gaun pernikahanku. Aku juga sudah melihat semua rancangan yang kamu buat dan itu sangat luar biasa bagus. Jadi bisa kan, kamu buatkan aku desain yang indah? Aku ingin terlihat cantik dihari bahagia nanti. Aku juga ingin gaun yang terkesan sederhana tapi terlihat mewah. Bisa kan?" jelas Lisa dengan memasang wajah penuh harap.

My Love Doctor (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang