Tok tok tok
"Masuk," sahut Fais yang masih sibuk dengan benda pipih di hadapannya.
"Hai sayang, sedang apa?" Tanya seseorang yang berhasil mendapatkan perhatian Fais.
"Alya, mau apa kamu ke sini?" tanya Fais menatap Alya tak suka. Wanita itu duduk di kursi, berhadapan dengan Fais. Seulas senyuman ia berikan pada lelaki pujaan hatinya.
"Aku hanya merindukanmu, apa aku salah?" Sahut Alya. Kemudian ia bangkit dari duduknya, berjalan menghampiri Fais dan duduk di pangkuannya. Sontak Fais mendorong tubuh Alya hingga terjatuh. Ia berdiri dan menjauh dari wanita itu.
"Jaga sikapmu, pergi dari ruanganku!" bentak Fais dengan mata yang memerah, ia sangat marah atas sikap Alya yang begitu lancang.
Alya tersenyum licik seraya bangkit dari posisinya, ia kembali menerkam Fais dan bergelayut manja di lengannya.
"Aku mencintaimu Fais, aku tahu kau juga masih mencintai aku. Kamu hanya merasa kasian bukan pada istrimu? aku sudah tahu dari awal istrimu lah yang begitu tergila-gila padamu. Hatimu hanya untukku Fais," ucap Alya yang hendak mencium Fais, namun Fais langsung tersadar dan mendorong kembali tubuh Alya.
"Kau tidak tahu apa-apa tentang aku ataupun istriku. Kau hanya masa lalu untukku Alya, bahkan saat ini aku menyadari jika aku salah dulu pernah mencintaimu. Kau hanya wanita rendahan, kau meninggalkan aku untuk pria yang lebih kaya bukan? Lalu kenapa sekarang kau kembali? Apa pria itu membuangmu?" ujar Fais tersenyum getir, Alya yang mendengar ucapan Fais terkejut bukan main.
Alya mulai tersulut emosi, perkataan Fais membuat hatinya sakit.
"Kau... Aku akan menghancurkan istrimu, lihat saja. Dalam beberapa detik kau akan mendengar kabar bahagia. Tunggu saja Fais, kau akan memohon padaku." Hardik Alya yang langsung meninggalkan ruangan Fais.
"Apa yang akan dia lakukan?" Pikiran Fais mulai negatif. Ia teringat dengan istrinya, ia takut terjadi sesuatu pada Dessy. Alya bukan wanita yang mudah menyerah. Bahkan wanita itu akan melakukan segala hal untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Fais tahu betul akan hal itu.
Fais langsung menyambar ponselnya untuk menghubungi Dessy. Namun sayang, ponsel Dessy sama sekali tidak bisa di hubungi.
"Ahhhh... sial!" Umpat Fais melempar ponselnya di atas meja, ia sangat frustrasi saat ini. Mengingat kondisi istrinya yang kini tengah berbadan dua. Ia khawatir Alya melakukan sesuatu yang buruk pada istrinya.
Fais meraih kunci mobilnya dan mengambil ponselnya yang tergeletak di meja.
"Halo Rey, bisa kamu urus rumah sakit beberapa hari ini? Aku ada urusan mendadak. Kamu handle semuanya, aku harus menyusul Kakak iparmu." Ujar Fais saat Rey menerima panggilannya.
"Baik lah, terima kasih." Lanjut Fais seraya mematikan sambungan telpon. Yang kemudian berjalan dengan tergesa meninggalkan rumah sakit.
"Apa yang sebenarnya Alya rencanakan? Ya tuhan, lindungi istriku." Fais melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Ia mengendarai mobilnya menuju Bandara. Fais berniat untuk menyusul Dessy karena hatinya tidak tenang setelah mendengar ancaman Alya tadi. Meski ia tahu, sangat sulit mendapatkan tiket untuk jadwal penerbangan dalam waktu dekat.
"Maaf tuan, penerbangan ke London baru saja take off. Anda bisa kembali lagi nanti malam, karena penerbangan selanjutnya berangkat pukul sembilan malam." Jawab sang resepsionis saat Fais menanyakan ketersediaan tiket penerbangan dalam waktu dekat.
"Apa tidak ada penerbangan yang lebih cepat? Ini sangat mendesak. Istriku dalam bahaya, saya akan membayar berapa pun," ujar Fais dengan wajah cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Doctor (Tamat)
Teen FictionKisah cinta yang sulit di percaya antara seorang followers dan idola. Seorang gadis manis begitu mengagumi seorang selebgram yang berprofesi sebagai seorang dokter. Hingga suatu hari, keduanya di pertemukan dalam waktu yang tak terduga. "Aku yakin...