46 (End)

7K 196 10
                                    

"Mas!" seru Dessy seraya menggoyangkan tubuh suaminya yang masih tertidur pulas. Wajah Dessy terlihat merah padam.

"Apa sih, Yang?" Fais menarik selimutnya kembali. Dessy yang melihat itu mencubit pipi Fais. Sontak pemiliknya meringis kesakitan.

"Apa sih?" kesal Fais bangun dari tidurnya. Padahal hari ini ia berencana untuk bangun lebih siang karena libur. Setelah salat subuh, Fais melanjutkan mimpi indahnya. Beberapa hari ini, Fais memang tidak seperti biasanya. Ia sering bermalas-malasan. Pagi hari yang biasa ia isi dengan lari pagi, kini ia habiskan di tempat tidur.

"Lihat ini, pasti Mas kan yang buat?" tanya Dessy menunjukkan ponselnya tepat di depan wajah Fais. Lelaki itu terlihat menguap beberapa kali, lalu menatap layar ponsel Dessy dengan malas.

"Heem, emang kenapa? Kan bagus anak kita banyak followers, sama kayak Bapaknya," jawab Fais ngasal.

Dessy yang mendengar itu terlihat semakin kesal. Bagaimana tidak, pagi-pagi ia mendapat telepon dari Mami. Bahwa Daffi sedang viral di Instagram. Sontak Dessy kaget dan langsung mencari kebenaran akan berita itu.

"Mas! Hapus sekarang juga akunnya! Dessy gak mau Daffi ikut terlibat dalam dunia maya. Dia masih kecil, Mas." Perintah Dessy sambil bertolak pinggang.

"Daffi juga gak protes kok, malah kamu yang ribut pagi-pagi," protes Fais. Dessy yang mendengar itu langsung membulatkan matanya.

"Ok, kamu tidak mau hapus kan? Kalau gitu mulai malam ini tidur sendiri!" Setelah melontarkan ancaman, Dessy pun langsung bergegas keluar. Fais sangat terkejut. Ia langsung menyibak selimutnya dan bergegas menyusul istri tercintanya.

"Menyebalkan, aku tidak rela orang lain melihat tingkah Daffi yang menggemaskan. Cukup aku sebagai Ibunya yang melihat itu," omel Dessy. Ia berjalan menuju kamar putranya. Amarah Dessy mereda saat melihat Daffi tengah bermain sendirian di atas tempat tidur.

"Pagi Sayang, hari ini ikut Mama ya ke butik? Mama tidak mau ninggalin kamu sama Papa lagi, yang ada anak Mama jadi artis dadakan. Ya, Sayang?" Dessy mencium pipi gembul Daffi Daffi begitu gemas. Balita bertubuh mungil itu terlihat mengoceh seakan paham dengan ucapan Mamanya. Usia Daffi hampir menginjak satu tahun. Oleh karena itu ia mulai aktif bicara.

"Kita ganti baju dulu ya?" lanjut Dessy seraya mengambil baju ganti Daffi.

"Sayang," panggil Fais memasuki kamar Daffi. Duduk di samping Dessy yang tengah mengganti pakaian anaknya. Dessy tidak menghiraukan panggilan suaminya. Ia masih sangat kesal.

"Sayang, maaf deh. Mas janji, Mas akan hapus kok akunnya. Lagian kan itu buat seru-seruan aja. Biar mereka tahu, aku punya anak tampan kayak Daffi."

Dessy mengangkat Daffi dalam gendonganya. Mencium pucuk kepala Daffi dengan lembut.

"Sayang, sini Papa gendong." Fais mengulurkan tangannya pada Daffi. Namun, dengan cepat Dessy tepis.

"Papa bau, belum mandi. Lagian hari ini Daffi ikut Dessy ke butik. Dessy tidak percaya lagi dengan kamu, Mas." Ujar Dessy bangun dari duduknya. Menyambar tas miliknya, lalu beranjak ke luar. Fais menarik napas dalam-dalam. Lalu ia mengikuti langkah kaki Dessy.

"Sayang, Mas tidak izinkan kamu bawa Daffi. Kalau bisa hari ini kamu tidak perlu ke butik," sanggah Fais yang berhasil menghentikan langkah kaki Dessy. Wanita itu membalikkan badan, menatap suaminya dengan sorot tajam.

"Tapi, Mas...."

"Tidak ada kata tapi," potong Fais menghampiri istrinya. Dessy terlihat sangat kesal. Ia sudah terlihat rapi dan tinggal berangkat. Namun, semua rencananya harus gagal total.

My Love Doctor (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang