Sepulang dari rumah sakit, Fais mampir ke sebuah supermarket untuk membeli keperluan dapur yang sudah mulai habis. Ia memilih bahan-bahan yang kiranya di perlukan, biasanya ia akan belanja bersama Dessy. Tetapi kali ini ia harus melakukan itu sendirian.
Saat sedang pokus memilih bahan dapur, seorang wanita datang menghampiri Fais. Waniat itu langsung bergelayut manja di tangan Fais. Tentu saja Fais terkejut.
"Alya! Apa yang kamu lakukan? Lepas Alya!" Seru Fais menarik tangannya dengan kasar. Perlakuan Fais berhasil membuat wanita itu tersentak ke belakang.
"Ya ampun, Mas. Jangan kasar dong sama istrinya, ini tempat umum loh." Ujar seorang wanita paruh baya yang menyaksikan kejadian itu. Wanita itu mengusap punggung Alya dan memberikan tatapan tajam pada Fais.
"Maaf, Buk. Tapi dia bukan istri saya. Istri saya yang asli sedang sakit di rumah." Jawab Fais tegas. Kemudian beranjak menjauhi dua wanita itu.
Alya berlari menghampiri dan menarik tangan Fais. Tentu saja pergerakan Fais tertahan.
"Fais tunggu! Aku ingin bicara sama kamu." Alya menatap Fais dengan ekspresi memohon.
"Aku tidak punya waktu, jangan menggangguku lagi." Fais kembali berjalan menuju kasir. Alya terlihat kesal karena diabaikan. Ia mengepalkan kedua tangannya.
"Apa pun yang terjadi, aku akan mendapatkan kamu kembali Fais. Lihat saja nanti!" Alya menyeringai.
Fais melangkah dengan cepat menuju mobilnya, ia tidak ingin Alya kembali mengganggu hidupnya. Fais tidak ingin ada kesalahpahaman lagi antara dirinya dan Dessy. Alya hanyalah sebuah masa lalu bagi Fais. Dan masa depan Fais saat ini hanya Dessy dan calon anak mereka.
Fais melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Ingin segera sampai di rumah.
Beberapa menit kemudian, Fais sampai di rumah membawa barang belanjaan yang lumayan banyak.
"Assalamualaikum," ucap Fais membuka pintu dengan susah payah.
"Wa'alaikumusalam, sudah pulang?" tanya Seira menghampiri Fais dan mengambil sebagian barang dari tangan Fais. Lalu keduanya beranjak menuju dapur.
"Iya Mi, kebetulan pasien juga tidak terlalu banyak. Dessy belum bangun?" tanya Fais meletakkan barang belanjaannya di atas meja.
"Sudah, sekarang sedang mengobrol di kamar." Jawab Seira.
Fais mengangguk dan hendak memasukkan buah dan sayur ke dalam kulkas. Namun, Seira langsung menahannya. "Sudah biar Mami yang masukin ke kulkas, kamu mandi terus temenin Dessy. Waniat hamil itu butuh perhatian suami, kalau bisa kamu manjain dia."
Fais tersenyum dan kemudian mengecup pipi Seira. "Terima kasih, Mi. Kalau begitu Fais masuk kamar dulu."
Seira cuma bisa menggeleng saat melihat kepergian putra sulungnya. Lalu ia pun melanjutkan pekerjaanya.
"Assalamualaikum," ucap Fais membuka pintu kamar.
"Wa'alaikumusalam," jawab penghuni kamar kompak.
Tatapan Fais langsung tertuju pada sang istri. Ia merasa lega saat melihat Dessy sudah sedikit lebih bugar. Senyum Fais pun mengembang saat pandangannya bertemu dengan mata indah sang istri. Lalu Fais pun bergerak dan duduk tepat disamping istrinya.
Dessy yang kini bersandar di kepala ranjang pun memperhatikan wajah Fais. Tangan kanannya bergerak untuk menggenggam tangan sang suami.
"Capek?" tanya Dessy meneliti setiap inci wajah Fais.
"Sedikit, tapi setelah lihat kamu semuanya hilang." Jawab Fais yang berhasil membuat Dessy merona.
Lalu keduanya dikagetkan dengan suara dehaman Bambang. "Lupa ya, masih ada kami di sini?" Tanya Bambang menatap Dessy dan Fais bergantian. Dessy yang merasa malu langsung membenamkan wajahnya di lengan Fais.
"Maaf, Pi, Pah, Mah. Fais lupa." Jawab Fais yang berhasil membuat semau orang tertawa riang.
"Sayang, Mas mandi dulu. Gerah." Fais yang langsung bangun dari duduknya dan beranjak menuju kamar mandi.
"Lihat lah menantu kalian, sifatnya sangat buruk." ucap Bambang pada Derry dan Rena. Derry yang mendengar itu hanya tertawa renyah.
"Mamah tinggal ke dapur ya? Kasian Mami kamu sendirian." Pamit Rena yang di jawab anggukkan oleh Dessy.
"Papa dan Papi juga keluar dulu, sudah ada Fais yang menjaga kamu" ucap Derry, Dessy yang mendengar itu hanya tersenyum. Lalu mereka bertiga keluar dari kamar meninggalkan Dessy sendirian karena Fais belum keluar dari kamar mandi.
Dessy mengambil ponselnya di atas nakas, ia melihat banyak pesan yang masuk dan membukanya satu persatu. Semua pesan dikirim oleh Raisa yang berisi tentang butik dan rancangan Dessy yang belum selesai untuk bulan depan.
Dessy memijat pelepisnya karena kepalanya sangat pusing, ia belum selesai mengerjakan rancangannya yang akan di luncurkan di London. Lalu tak lama terlihat Fais keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah dan hanya memakai handuk di pinggangnya.
"Ada apa? Kamu sakit lagi?" tanya Fais saat melihat Dessy memejamkan matanya.
"Rancangan Dessy untuk bulan depan belum selesai mas" ucap Dessy membuka matanya dan menatap Fais dengan sendu.
"Kamu masih sakit sayang, tidak perlu memikirkan pekerjaan. Saat ini kamu harus fokus untuk sembuh, ingat kamu sedang hamil sayang" ucap Fais duduk di sebelah Dessy.
"Tapi mas..."
"Jangan membantah, sekarang istirahat" potong Fais sambil membantu Dessy membenarkan posisi tidurnya.
"Mas, Sisil sudah lama gak keliatan. Mas titip dia dimana?" tanya Dessy yang tiba tiba teringat kucing putih milik Fais.
"Tumben nanya Sisil, bukannya kamu takut?" bukanya menjawab, Fais malah balik bertanya.
"Iya sih, tapi gak tau kenapa Dessy pengen peluk Sisil. Tapi Dessy juga takut, gimana dong?" ucap Dessy memasang wajah bingung, Fais yang mendengar itu langsung tertawa.
"Kamu ngidam Sisil? Hahaha, lucu banget sih" ucap Fais mencubit pipi Dessy dengan gemas.
"Ih sakit mas" rengek Dessy mengelus pipinya yang terlihat memerah akibat cubitan Fais.
"Besok mas bawa Sisil kesini, Sisil mas titip di rumah Gio" ucap Fais, Dessy mengangguk dengan begitu semangat. Ia sendiri sangat bingung kenapa bentuk menginginkan memeluk Sisil, padahal Dessy sadar ia sangat takut dengan yang namanya kucing.
"Mas, pake baju sana. Sengaja ya mau goda Dessy?" ucap Dessy kesal, pasalnya sedari tadi tubuh kekar Fais membuat dirinya terus berfikiran negtif. Maklum lah ya, hormon ibu hamil mah suka aneh.
"Ada apa? Kamu tergoda dengan ketampanan suami kamu ini Huh?" tanya Fais mendekatkan wajahnya dengan wajah Dessy, Dessy menelan air ludahnya karena tidak kuat melihat wajah tampan Fais. Saat ini Fais memang terlihat sangat tampan dengan rambut yang masih basah.
"Mas... " ringis Dessy menahan Dada bidang Fais saat Fais hendak mendekatkan bibirnya dengan bibir Dessy. Namun Fais langsung menarik tangan Dessy dan melumat bibir Dessy beberapa detik. Terlihat kekecewaan di wajah Dessy, Fais berhasil mengerjai dirinya.
"Aku akan berganti pakaian dulu" ucap Fais menyeringai dan langsung beranjak untuk berganti pakaian, Dessy terlihat sangat kesal karena ulah Fais.
"Ihh... Menyebalkan" teriak Dessy, ia menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Terdengar omelan kecil dari mulutnya, Fais benar-benar membuatnya sangat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Doctor (Tamat)
Teen FictionKisah cinta yang sulit di percaya antara seorang followers dan idola. Seorang gadis manis begitu mengagumi seorang selebgram yang berprofesi sebagai seorang dokter. Hingga suatu hari, keduanya di pertemukan dalam waktu yang tak terduga. "Aku yakin...