Hari pertama Aghnia untuk mengikuti pembelajaran di Pre-School, aku sebagai orangtuanya diwajibkan datang karena akan diberikan beberapa pengarahan dari pihak yayasan bersama orangtua murid yang lainnya.
Aku sudah memutuskan untuk mendaftarkan aghnia agar bergabung di Preschool sejak dini, tujuannya agar Aghnia bisa lebih mengenal teman-temannya, dan membantu perkembangan Aghnia agar jauh lebih baik.
Sesampainya di sekolah, kami disambut oleh tim pengajar yang ada di yayasan ini, dengan ramah mereka menyapa dan mempersilahkan kami untuk masuk ke aula. Tak lama kemudian, acara sudah dimulai. Suasana didalam ruangan sangat menyenangkan, dan ada beberapa hal yang disampaikan oleh perwakilan dari pihak yayasan untuk orangtua.
Ketika acara pengarahan selesai, anak-anak beserta orangtuanya dipersilahkan masuk ke dalam kelas untuk mengikuti pembelajaran di hari pertama ini. Aghnia agak rewel ketika masuk ke dalam kelas dan bertemu 8 orang teman sekelasnya, mungkin Aghnia kaget melihat banyaknya orang diruangan ini, mungkin biasanya Aghnia hanya bertemu dengan aku, nenek dan kakeknya, juga omnya.
Dan disini, 7 teman sekelas Aghnia ditemani oleh ibunya masing-masing, dan aku hanya satu-satunya Ayah yang hadir di ruangan ini. Ada rasa sedih tersendiri ketika melihatnya, mungkin saja kalau Nafisa masih ada, pastinya kami berdua yang akan mengantarkan Aghnia di hari pertama sekolah seperti ini.
Lalu, pembelajaran sudah dimulai. Tekhnik yang diterapkan sebagai pembelajaran sangat menyenangkan, Aghniapun yang tadinya rewel akhirnya bisa mengikuti pembelajaran hari ini dengan baik. Banyak games yang menarik, yang tentunya games tersebut mempunyai nilai belajar tersendiri.
"Aghnia" sapa seseorang ketika baru saja kami keluar kelas karena kelas sesi hari ini sudah selesai.
Aku menoleh sambil menggendong Aghnia, seperti kenal namun lupa siapa namanya.
"Hallo" sapaku,
"Hallo Kak, ini Alaya. Temannya Faldy"
"Ohya, Alaya. Apa kabar?" Ternyata, wanita yang memanggil kami itu temannya Faldy yang dulu sempat dibawa ke rumah.
"Aghnia cantik, sekolah disini?" Tanyanya, sambil memegang tangan Aghnia dengan ramah.
"Iya Tante Alaya, Aghnia sekolah disini" aku menjawab. "Mengantar anak sekolah disini juga?" Tanyaku.
Alaya tertawa, "Tidak, Kak. Aku memang bekerja disini, lebih tepatnya aku ketua yayasan disini"
"Ups maaf ya Alaya, saya tidak tau ternyata kamu kepala sekolahnya disini ya"
"Iya betul. Semoga nyaman bersekolah disini ya Aghnia" katanya dengan ramah sambil mengusap lembut pipi Aghnia.
"Kalau begitu, boleh saya meminta nomer handphonemu, Alaya? Agar nanti bisa berkomunikasi lebih baik mengenai perkembangan Aghnia disekolah, maklum saya tidak bisa setiap hari menemani Aghnia sekolah"
Dan Alaya memberikan nomer handphonenya, lalu kami pamit pulang karena Aghnia sudah lelah dengan kegiatan hari ini. Sampai-sampai Aghnia tertidur selama dalam perjalanan pulang.
***
Hari ini, keluargaku akan datang ke rumah Nycta—calon istri Faldy adikku. Di hari ini, akhirnya setelah perjalanan panjang mereka yang tidak mudah, Faldy akan melamar Nycta tepat dihari ulangtahunnya.
"Deg degan banget gue, Kak" kata Faldy begitu kami akan on the way menuju rumah Nycta.
"Hahaha, gue juga dulu merasakan hal yang sama kok. Tenang aja lagi, bismillah. Selangkah lagi"
Aku jadi teringat, saat melamar Nafisa hampir 4 tahun yang lalu. Rasanya begitu campur aduk, karena dengan tahap lamaran inilah yang menjadi kunci menuju pernikahan. Beberapa bulan sebelum lamaran, aku dan Nafisa mempersiapkan semuanya berdua, mulai dari dekorasi, catering, event organizer, sampai berbelanja untuk seserahan. Orangtua kami sama sekali tidak ingin ikut campur karena menurut mereka inilah acara kami berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Arkendra, Si Duda Anak Satu
Romance-On Going- Hampir 1 tahun yang lalu, takdir benar-benar mengoyak hatinya. Arkendra harus menerima ketika dokter berkata, "Maaf pak Arkendra, dengan berat hati saya harus mengatakan bahwa istri bapak tidak bisa kami diselamatkan, dari lubuk hati yang...