DUA PULUH LIMA

7.3K 311 11
                                    

"Agi mau minta maaf ke Ibu, soalnya gara-gara Agi ada di perut Ibu, Ibu jadi muntah dan lemas begitu Ayah, hiksssss. Ibu, maafkan Agi ya sudah membuat Ibu sakit"

Ibu menghapus air matanya, lalu mengajak Aghnia berbicara, "Agi tidak perlu minta maaf ke Ibu. Nenekpun sama dengan Ibu, saat mengandung Ayah dulu. Nenek muntah-muntah hingga tidak mau makan. Malah nenek menikmati semua proses itu, demi janin yang ada didalam perut Nenek agar tetap tumbuh dan sehat sampai hari kelahirannya. Jadi, untuk wanita yang sedang hamil, itu hal yang wajar. Dan Agi tidak perlu merasa bersalah pada Ibu. Justru Nenek salut pada Ibu. Selama hamil Agi, Ibu sama sekali tidak pernah mengeluh saat mual, muntah, pusing. Ibu selalu makan walaupun perutnya mual, tujuannya agar Agi mendapatkan nutrisi yang cukup" Ibuku menjelaskan, dan semua yang dikatakan Ibu adalah benar.

Agi melirikku, seperti meminta konfirmasi omongan Neneknya benar atau tidak. Aku mengangguk cepat, "Betul, Betul yang dikatakan Nenek. Ayah saja salut dengan Ibu, selama hamil Agi, Ibu selalu ceria dan selalu mengajak Agi berinteraksi didalam perut. Jadi untuk apa Agi menangis? Ibu bahagia selama mengandung Agi, sangat bahagia. Begitupun Ayah. Daripada Agi menangis, mau dilanjutkan tidak nih ceritanya? Atau Agi sudah mengantuk?"

Agi menggeleng, "Teruskan, Ayah. Agi ingin dengar"

"Sebentar, Ayah ambil sesuatu dulu ke kamar Ayah. Agi tunggu disini dengan nenek, ya?"

Lalu, aku bergegas untuk mengambil satu kotak yang berisi foto USG Aghnia. Nafisa memang orangnya sangat apik terhadap sesuatu, semua barang tersimpan rapih dalam satu box.

"Itu apa, Ayah?" Tanya Agi ketika aku baru menutup pintu kamar,

Aku kembali duduk diatas tempat tidur, lalu membuka box berwarna navy ini.

Agi mengintip, lalu bertanya, "Ini foto apa, Ayah?"

"Ini foto USG Agi waktu dalam perut Ibu"

"USG itu apa, Ayah? Memangnya didalam perut ada kamera?" Tanya Agi polos, sukses membuat aku dan Ibu tertawa, dan entah kenapa Agipun ikut tertawa, lucu sekali.

"USG itu salah satu proses pemeriksaan kandungan yang menggunakan alat untuk cek bagaimana kondisi bayi didalam perut, jadi bayinya bisa kelihatan dari dalam. Nah, ini hasilnya. Coba Agi lihat yang ini, wajah Agi sudah keliatan kan? Cantik"

"Wawww keren Ayah! Agi kalau sudah besar mau jadi dokter kandungan, mau jadi penolong ibu-ibu yang hamil. Boleh kan, Ayah?"

"Tentu saja boleh, sayang. Makanya, Agi belajar yang pintar sejak dini"

"Ayah, apa Ibu senang kalau USG Agi?"

"Iya, Ibu senang sekali setiap mau bertemu Agi melalui proses USG. Ibu suka susah tidur, katanya tidak sabar mau melihat Agi ketika cek ke dokter, selalu ingin cepat-cepat besok. Lucunya, Agi jadi aktif didalam perut Ibu setiap mau USG, sepertinya Agi juga tidak sabar mau bertemu Ibu"

"Memangnya Agi aktif kenapa, Ayah? Kan Agi tidak bisa ngomong, tidak bisa lari-larian diperut Ibu"

Kami tertawa lagi, Agi benar-benar polos namun ingin mengetahui tentang beberapa hal mengenai Ibunya dan semasa kehamilannya, lucu sekali. "Aktif dalam artian, Agi bergerak-gerak diperut Ibu, Agi nendang-nendang perut Ibu sebagai tanda didalam sana Agi sehat, nyaman, dan tidak sabar ingin keluar dan melihat dunia"

"Oooh begitu ya, Ayah. Kalau ini foto apa ayah? Kok tidak ada Agi nya?"

"Ini hasil USG saat Ibu dan Ayah baru pertama kali mengecek kehamilan Ibu ke dokter. Coba Agi perhatikan, di lembaran USG ini, Agi yang mana?"

Aghnia dengan seksama melihat foto USG, jidatnya mengkerut pertanda Aghnia sedang berpikir dengan serius, "Ayah, Agi menyerah. Agi tidak ada difoto itu ya?"

Kisah Arkendra, Si Duda Anak Satu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang