Part 18 Side Story : Ivory/Luna

3K 421 3
                                    

"Luna pakai ini.."

Luna menatap berbinar pada bandul lonceng kecil perak yang diberikan oleh Ivory.

"Untukku?"

"Mmn.. Aku khawatir jika harus meninggalkanmu sendiri, dan lagi tidak mungkin aku membawamu ke Iania. Jadi, gunakan itu. Itu berisi sihirku."

Ivory tersenyum kecil saat melihat anggukan patuh dari Luna. Matanya berkeliling, memastikan tidak ada barang yang ketinggalan.

Tok.. Tok.. Tok..

Ceklek..

"Yo. Sudah mau berangkat?" Sosok Arlo memasuki kamar dengan wajah khas bangun tidur.

"Perbaiki wajahmu saat akan mengunjungiku." Cela Ivory sambil mendengus sebal. Ia dan Luna berjalan keluar melewati Arlo yang mengedikkan bahu dan mengikuti mereka dari belakang.

Di aula, terlihat Harry dan beberapa peri rumah mereka yang sudah menunggu. Membuat Ivory memutar mata kesal.

"Aku hanya akan pulang sebentar, bukannya akan pergi jauh. Apa-apaan proses perpisahan ini."

"Aku ingin membantumu membuka portal. Anggap saja sebagai latihan." Ujar Harry sambil tersenyum cerah. Seolah tidak ada apa-apa yang terjadi semalam.

Ivory sedikit melirik hingga ia sampai di pintu ganda aula. Dengan berkacak pinggang ia memandang Harry.

"Baik. Sekarang buat portalnya, aku akan lihat."

Harry dengan riang maju, bersejajar dengan Ivory. Ia mengusap kedua tangannya, bibirnya melafalkan sebuah rune kuno yang ia pelajari beberapa malam terakhir. Membuka kedua tangannya, ia lalu mengarahkannya kedepan pintu ganda. Sebuah lubang hitam perlahan terbentuk, didalamnya masih ada kabut putih tebal walau Harry sudah mengerahkan tenaganya hingga berkeringat.

Dari samping, Ivory menatap dengan tenang. Ia sedikit melirik kembarannya dan memberi kode. Paham akan kode, Arlo mengangguk santai.

"Cukup. Dari sini biar aku saja." Ucapan Ivory membuat Harry terduduk lemas, keringatnya mengalir deras, dan ia terengah-engah. Menatap kabut putih tebal di dalam lubang, Harry mengepalkan tangannya. Kekuatannya belum cukup!

Dengan melambai ringan, Ivory memasuki lubang dan segera menghilang dibalik kabut. Lubang hitam juga perlahan mengecil hingga tidak berbekas.

"Bawa Harry kedalam Cipy.."

Cipy mengangguk, ia segera menuju Harry dan membantunya bangun. Dalam sekejap mereka menghilang dibalik bunyi tar. Peri rumah lainnya.juga segera kembali untuk menjalankan tugas mereka. Menyisakan Arlo yang berada diatas tangga dan Luna yang duduk disofa tunggal.

Arlo menatap gadis itu dengan pandangan rumit. Gadis itu sering sekali menghilang didalam renungannya, melamun, atau hanya menatap kosong. Arlo menimbang sejenak sebelum tiba-tiba ia melancarkan kutukan sehalus angin.

"Crucio.."

Tanpa aba-aba, kutukannya terpental saat akan menabrak tubuh gadis itu, membuat Arlo mengerenyit. Biru dan steel blue bertemu. Luna balas menatap pandangan tajam dan dingin milik lelaki itu.

"Kau akan membunuhku?"

Arlo menaikkan sebelah alisnya dan bersandar malas di pagar tangga, "Menurutmu?"

"Ya. Kau ingin membunuhku.. Aku selalu melihat keluhan dan rasa pahit dimatamu saat Ivo berada disekitarku. Dan diam-diam akan menyerangku dengan aura tajammu. Aku tidak mengerti, kenapa?"

Amarah berkobar naik, auranya semakin tajam. Tidak mengerti katanya.. Gadis rendahan ini..

Menggertakkan gigi, Arlo menutup matanya. Berusaha sekuat tenaga menenangkan beast dalam dirinya.

√[END] PandoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang