Part 19

3.5K 465 4
                                    

Portal sihirku hanya mampu bertahan lima hari. Gunakan waktumu sebaik mungkin, Arlo tidak akan mencarimu.

Dari sini berjalanlah kekiri, kau akan memasuki pembatas dunia muggle dan dunia sihir. Gang diujung Hogsmeade menjadi tempat masukmu.

Good luck, Harry.

Hogsmeade
Harry dengan gugup melirik kanan dan kiri, memeriksa keadaan. Jubah panjang, cek. Glamour, cek. Galleon, cek. Baiklah, semoga sudah semua.

Keluar dari gang, Harry menghirup nafas. Pasar sihir ini seperti biasa ramai dan sangat hidup. Menajamkan telinga dan penuh waspada, Harry mulai berjalan. Berusaha sekuat mungkin menghilangkan aura keberadaannya. Sampai matanya menajam akan sesuatu.

Aroma manis yang menggoda.

Bagai anak kecil, Harry berlari sambil melompat-lompat menuju tempat yang sudah ia idamkan sejak minggu lalu.

Bentuknya yang bulat, warna yang menggiurkan, tekstur lembut dan manis, rasa dingin meleleh.

Ice cream, come to papa~

"Aku pesan empat cup dengan topping keju, coklat, strawberry, mesis, permen, dan biskuit."

"Silahkan ditunggu.."

Harry menunggu dengan tidak sabar, bertopang dagu membayangkan makanan kesukaannya. Sepenuhnya mengabaikan dunia luar, hingga tidak menyadari siulan jahil dari seorang lelaki berambut perak yang lewat dibelakangnya.

Draco memijat keningnya lelah, menghembuskan nafas lalu menelungkup. Sudah dua minggu, dan belum ada informasi lebih lanjut. Ini membuat emosi Draco sering meledak juga cepat lelah. 

Disofa, Tom menggeleng melihat aura suram penerusnya itu. Membalik kertas, kembali membaca buku dengan acuh. Disisinya, Severus mencoret coret catatan. Tidak terpengaruh oleh keputusasaan anak baptisnya.

Tok.. Tok.. Tok..

Ceklek...

"My Lord..?"

"Masuklah, Cissa.."

Narcissa memasuki perpustakaan dengan anggun. Matanya tidak sengaja menangkap bayangan putranya yang menelungkupkan wajah diatas meja. Lady Malfoy itu menghela nafas, ia berjalan mendekat dan mengubah sebuah buku menjadi selimut tebal. Dengan hati-hati menyelimuti tubuh putranya yang tertidur.

"Ada apa, Cissa?"

Narcissa menoleh, memandang Tom lalu Severus disisinya. "Severus, bisa kau bantu aku sebentar..?"

Mendengar namanya dipanggil, Severus mendongak lalu berdiri.

"Tentu. Kita bicara?"

Narcissa mengangguk, lalu sedikit membungkuk pada Tom sebelum memimpin jalan. Severus mengingatkan Tom untuk tidak menyentuh catatannya lalu berjalan mengikuti wanita itu.

"Jadi, ada apa Cissy?" Tanya Severus pelan saat mereka berada di dekat rumah kaca.

"Sev, bisakah kamu membuat ramuan penghilang glamour?"

"Ada apa?"

Lady Malfoy sedikit mengerutkan kening. Menatap gelisah lalu menghela nafas. Ia mengulurkan tangan pada Severus, memberikan secarik robekan perkamen.

Mengangkat sebelah alisnya, Severus menerima perkamen dan membacanya. Hanya robekan, tulisannya terlihat malas dan asal. Terdiri dari tiga kata.

Emerald dalam glamour.

Ringkas dan terlihat acuh. Tapi Severus mengerti apa artinya. Harry berada di Inggris dan berselimut glamour. Untuk sesaat Severus menampilkan wajah speechless. Cukup curiga, siapa yang mengirim ini dan pastinya dekat dengan Harry. Luna tidak mungkin, Arlo? Lelaki itu bahkan belum terlihat batang hidungnya seminggu ini. Jadi siapa?

√[END] PandoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang