I'm Fine

551 29 0
                                    

Hai, aku kembali. Sebelumnya cerita ini sudah pernah aku upload di sini, cuma di upload lagi karna aku tambahin dikit. Kalo gak keberatan silahkan di baca lagi. Terimakasih😊

***

Gadis itu kembali menghembuskan napas jengah. Sudah berkali-kali ia mencoba tetapi selalu gagal. Entah apa yang salah. Tanpa perduli dengan pengunjung lain yang sudah menatapnya sedari tadi, ia langsung saja berlalu pergi dari sana. Jika di biarkan lebih lama lagi, uangnya akan habis hanya untuk mendapatkan boneka besar dari mesin pencapit raksasa itu. Lebih baik ia beli saja boneka langsung dari pada bersusah diri sedari tadi.

Langkahnya menyusuri sekitar tempat ini. Lampu-lampu penuh warna menambah meriah suasana sekitar. Semua yang datang nampak berpasangan. Miris sekali hidupnya, niatnya kesana untuk menghibur diri sebab baru saja putus dengan kekasihnya, sampai disana malah menemukan pemandangan seperti ini.

Rara akhirnya memutuskan untuk pulang kembali ke rumahnya. Jalan-jalan keluar ternyata tidak membawah pengaruh apapun padanya.

Padahal sudah seminggu lebih ia menyandang status jomblo, tapi tetap saja rasanya berbeda. Walau hubungan mereka tidak seperti pasangan pada umumnya, tetap saja membuat Rara bahagia. Sekarang ia harus mulai membiasakan diri tanpa bayang-bayang Rama.

Untuk sampai kerumahnya, Rara tidak perlu menaiki angkutan tertentu. Jarak rumah dan taman hiburan ini lumayan dekat, jadi tidak membutuhkan waktu lama. Dan sepertinya berjalan dengan cuaca seperti ini dapat membuat pikirannya tenang.

Ya walau sepertinya hal itu akan sulit terjadi, bukan malah membuat pikirannya tenang tetapi malah membuatnya semakin membayangkan sosok Rama. Jalan yang ia lewati kini menjadi saksi bagaimana Rama dengan baiknya mengantarnya pulang hingga ke rumah. Kini hubungan mereka telah berakhir, hidup mereka sudah jauh berbeda. Perasaan yang dulu membara kini semakin parah, entah kenapa Rara tidak baik-baik saja. Masih banyak hal yang ia bingungkan, tentang apa kesalahan yang ia lakukan hingga Rama meminta untuk mengakhiri hubungan.

Rara masih tetap tidak mengerti, sudah berkali-kali ia bertanya. Tetapi Rama hanya menjawab, bahwa kesalahan ada padanya, bahwa Rara tidak salah apa-apa. Tentu saja Rara tidak bisa menerimanya dengan mudah, tapi tetap saja Rama menolak untuk menjelaskan lebih dalam.

Rara masuk kedalam rumahnya, tempat kedua yang menjadi saksi bisu bagaimana kebaikan Rama yang rela tidur di sofa hanya karna Rara ditinggal sendiri di rumah. Rara yang hanya hidup bersama kakak perempuannya hanya bisa pasrah karna seringnya di tinggal bekerja. Tapi beberapa kali ia tidak bisa, Rara yang takut dengan petir akhirnya meminta Rama menemaninya.

Dan kini semua telah berakhir begitu saja. Rara tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, karna ia yakin kesalahan itu pasti ada padanya. Rara tidak baik-baik saja.

***

Tiga bulan berlalu dengan sangat cepat, Rara sudah harus bisa berubah. Kini ia bekerja di sebuah perusahaan yang sudah ia idamkan sejak masa kuliah dulu. Sebulan yang lalu ia diwisudakan, kemudian melamar pekerjaan dan akhirnya ia di terima dan kini berada disini di perusahaan ini. Seharusnya semua baik-baik saja, karna Rara sudah mengatur semuanya dengan sebaik mungkin. Tetapi sepertinya takdir ingin sedikit bermain dengannya.

Di depannya kini, Rama sosok yang berusaha ia lupakan tengah berdiri di depannya sebagai direktur perusahaan di tempatnya bekerja. Sosok yang membuat senyumnya luruh begitu mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut pria itu.

"Hari ini akan ada pengumuman penting. Pengumuman tentang pernikahan saya dengan Cindy yang akan di majukan menjadi bulan depan. Saya harap kalian semua dapat menghadirinya, terimakasih dan selamat bekerja."

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang