"Aku bilang berhenti!" Jia berhenti melangkah.
"Kenapa lagi?" Kini ia berbalik dengan wajah yang sangat kesal.
Apa yang mereka bicarakan sudah selesai. Tidak ada yang perlu di tambah, ataupun di ralat.
"Bisakah kau mengerti. Aku mencoba mempertahankan mu, tapi kau malah mencoba melepaskan ku. Ku mohon, jangan membuatnya semakin rumit." Alex menatap wanita di depannya memelas.
"Siapa yang membuatnya rumit kalau bukan kau sendiri. Sudalah Alex, kita akhiri di sini. Jangan temui aku. Jangan bicara denganku. Buatlah aku asing bagimu."
Jia sudah akan kembali berjalan, jika tidak mendengar suara Alex lagi.
"Tidak semudah itu. Aku bisa melakukan apapun, tapi tidak untuk itu."
Dia tahu akan seperti ini. Semua sudah terlambat hanya sekedar untuk menyesali takdir yang ia alami.
Tidak semudah itu mempertahankan sesuatu yang memang sudah sangat jelas dilarang. Mungkin tidak untuk Alex, tapi untuknya sudah jelas.
Langit seolah turut ikut merasakan akan kepedihan yang ia rasakan. Terbukti dengan mendung yang menghiasi langit, seperti hatinya.
"Lalu kau mau apa?"
"Tidak bisakah kita memulai semuanya dari awal? Menikah. Memiliki anak. Kemudian, bahagia."
"Dengan berbeda keyakinan? Sudah jelas aku akan menolak. Kau bisa menikah, memiliki anak, dan bahagia. Tapi bukan denganku. Di luar sana banyak wanita yang tergila-gila padamu. Jangan mengharapkan sesuatu yang pada akhirnya akan membuat luka di hati, Alex. Mengertilah."
Alex hanya diam. Menunduk menyesali keadaan.
"Baiklah, aku akan menikah dan mempunyai anak. Tapi, bagaimana jika aku tidak bahagia?"
"Kebahagiaan bukan datang dari aku, maupun orang lain. Tapi kau sendiri."
Alex kembali menunduk.
"Tidak, kau salah. Bahagiaku hanya dengan orang yang kucintai. Dan itu adalah dirimu."
"Alex, kau tau? Saat kau mencintai seseorang saat itu juga kau harus siap merasakan sakit yang amat dalam."
Alex tersenyum perih. "Jadi semua telah berakhir?"
Jia diam, ia menatap kearah sepatunya. Tak ingin mengangkat wajahnya hanya untuk melihat ekspresi apa yang Alex tunjukan. Sungguh ia juga merasa sakit. Ia sungguh tidak ingin ini terjadi, tapi cinta tidak bisa di paksakan. Cinta tidak bisa di atur, oleh pemiliknya sekalipun.
"Baiklah, jika itu maumu." Alex berbalik, dan melangkah menjauh.
Ini sudah berakhir. Sekeras apapun usahanya mempertahankan hubungan ini, tetap saja akan berakhir.
Jia menatap nanar pungung pria itu. Benar, semua berakhir sampai di sini. Dengan air mata, dan hati yang tersayat perih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me
Короткий рассказHanya berisi cerita pendek yang di tulis berdasarkan mood penulis. Tolong tinggalkan jejak sesudah membaca yaa. Selamat membaca☺