Happy Ending

596 34 1
                                        

"Aku besok ke rumah mama. Nginep disana," ucapku dengan pandang menatap kearah lain. Aku tidak pernah berani menatap wajahnya, bahkan menyentuh tangannya ketika salam saja aku masih gugup. Padahal aku istrinya, tapi entah kenapa aku malah merasa tidak ada kedekatan diantara kami.

"Kenapa tiba-tiba?" suaranya terdengar biasa, tapi aku tahu pasti dia tidak suka.

"Bukan tiba-tiba, mama udah minta aku pulang dari dua hari lalu." aku tidak berbohong, mama memang sudah memintaku untuk pulang sebentar.

"Lalu kenapa baru bilang?" aku menunduk semakin dalam.

"Aku lupa." Sebenarnya aku sengaja tidak bilang padanya. Aku hanya ingin berjauhan dengannya sebenar, buka karna ingin menjadi istri durhaka tapi aku membutuhkan waktu sendiri. Sebentar saja, untuk menetralkan hatiku.

"Aku ada meeting penting besok." aku tahu, makanya aku sengaja bilang pada mama jika aku akan pulang besok, agar dia tidak bisa menemaniku.

"Tidak apa, aku bisa sendiri." Dia menatapku tidak suka. Aku tahu dia memang tidak pernah menginjinkan aku berpergian jauh sendirian.

Sejujurnya aku bingung dengan sikapnya, kadang dia menunjukan rasa perhatian yang berlebih, kadang juga memperlihat kan betapa dia tidak perduli. Makanya aku ingin memastikannya dengan pergi sebentar, juga ingin memantapkan hatiku agar tidak mudah luluh dengannya. Bukan berarti aku tidak ingin, tapi aku hanya tidak mau sakit hati lagi.

"Tidak bisa."

Aku menghela napas, "Kenapa?"

Dia menatapku tegas, "Sudah jelas, kamu tidak boleh pergi sendiri."

"Aku gak sendiri, nanti kan di antar supir."

"Tetap gak boleh."

Aku menatapnya jengkel, "Mas!"

Dia mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu, "Kita bicara nanti."

Aku paling benci jika dia seperti ini. Menunda sesuatu yang sudah pasti. Aku segera masuk menuju kamarku. Ya, kami tidur dikamar yang berbeda. Dia yang minta.

Tahukah kalian bagaimana perasaanku ketika saat malam pertama kami dia dengan mudahnya bilang jika dia tidak mencintaiku? Aku tahu hal itu bisa terjadi karna aku juga memang belum mencintainya karna pernikahan kami yang mendadak. Dia sebenarnya akan di jodohku dengan kakakku, tapi dua hari sebelum pernikahan mereka kakakku mengalami kecelakaan karna kabur dari rumah. Ia memilih kabur dengan kekasihnya dan akhirnya mereka meninggal karna kecelakaan itu. Tentu saja aku sedih, kakakku satu-satunya pergi meninggalkanku dengan cara yang tragis. Tapi aku tidak bisa apa-apa, apalagi saat keluarga Satya meminta aku yang menggantikan kakakku. Aku sudah berusaha dengan keras menolak, tapi aku tidak punya kuasa apapun.

Air mataku jatuh lagi saat mengingat hal itu. Aku tahu Mas Satya sudah terlanjur menyukai kakakku, dan dia tentu saja terpukul dengan kepergian nya. Apalagi mengingat fakta bahwa tunangannya kabur bersama pria lain, sungguh sangat menyakitkan.

Setelah dipikir-pikir, siapa yang tidak menyukai Mbak Ririn. Dia perempuan yang cantik, anggun dan cerdas. Mudah bagi orang lain untuk menyukainya. Dia hidup dengan kesempurnaan, tanpa ada sedikitpun cela. Itu yang orang lain dan aku pikirkan, tentu saja dia bisa saja didefinisikan sebagai sosok sempurna. Tapi sayangnya manusia tidak ada yang sempurna. Dia memiliki sifat yang jika sudah menyukai seseorang, ia benar-benar akan menjadi bodoh karnanya. Pacar yang selalu ia banggakan nyatanya membuat hidupnya hancur. Pada saat kecelakaan itu keluargaku mengetahui satu fakta yang tentu saja mengagetkan semua orang. Kakakku, meninggal dalam keadaan mengandung. Hatiku sungguh sangat sakit saat itu, kakak yang selalu ku jadikan panutan ternyata melakukan kesalahan memalukan seperti itu. Pantas saja ia memilih untuk kabur.

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang