10 - Too Much Thoughts

142 30 0
                                    

Aku tak tahu kenapa semesta suka sekali bermain-main dengan hidupku.

Aku tak tahu kenapa semesta suka sekali bermain-main dengan hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bulan menggelayut manja di tahta langit. Menggantikan sementara waktu posisi sang mentari. Ini saatnya sang primadona kegelapan datang. Berteman bintang-bintang yang bersinar akibat ulah helium. Pancaran sang mentari di antariksa memantul ke bintang hingga sinarnya tertangkap indah di atap bumi. Berkerlip cantik. Rosé menatap langit dengan wajah sendu. Entah sejak kapan perempuan cantik yang suka sekali dengan mie ayam itu memasang wajah sedemikian rupa. Tak ada pancaran rona bahagia yang selalu ia tunjukan tiap kali pagi datang. Tak ada kerlip bintang yang berbinar di bola mata bulatnya pun dengan bibir yang beberapa hari ini miskin senyum.

Jika persoalan cinta serumit ini. Sudah tentu sejak dulu Rosé tak ingin mengenal apa itu cinta. Cinta itu rumit. Dengan berjuta permasalahannya. Tapi manusia seolah haus cinta. Mereka tak bisa berhenti. Cinta layaknya oksigen yang harus mereka hirup tiap detik. Tak ada cinta tak ada kehidupan.

Duduk di teras rumah ketika angin malam bertiup dingin sungguh bukan opsi yang bisa dibenarkan. Jika Chandra tahu sudah pasti Rosé akan diminta masuk ke dalam rumah atau paling tidak. Chandra akan meminjami jaketnya. Ketika Rosé menolak. Chandra selalu beralasan yang sama.

"Dipake aja. Aku bukan Dilan yang sok-sokan engga ngasih jaketnya buat Milea pas kehujanan. Lebih baik aku yang sakit dari pada kamu. Karena sumber kebahagiaan aku ya kamu. Kalau kamu sakit aku juga ikut sakit. Tapi kalau aku sakit kamu bisa ngerawat aku sampe sembuh."

"Dih gombalnya pinter banget."

Rosé tersenyum miris. Bahkan senyum berlesung pipi dengan mata yang menyipit masih bisa Rosé lihat dengan jelas dibenaknya. Bahkan suara tawanya terngiang di rungu hanya dengan memikirkannya. Dan airmata Rosé kembali jatuh. Entah untuk keberapa kali. Rosé tidak ingat. Rosé hanya butuh Chandra. Rosé butuh penjelasan Chandra. Rosé ingin tahu kenapa laki-laki itu menjauhinya semingguan ini. Ke mana perginya Chandra yang protektif dan selalu bersikap manis. Ke mana janji yang Chandra tuturkan jika lelaki itu tak akan membiarkan siapa pun menyakiti seseorang yang berharga dalam hidupnya.

***

"Heh monyet. Berhenti lo."

Chandra yang baru saja pulang latihan. Lengkap dengan tas khususnya, jaket klub dan celana training. Langsung dihadang Ibam di depan pintu indekos.

"Apaan sih? Gue capek. Mau tidur."

Ibam tetap tak membiarkan ruang agar Chandra bisa masuk ke dalam.

"Lo kenapa sih? Kenapa lo ngehindarin gue?"

"Gue engga ngehindarin lo kok. Gue sibuk," jawab Chandra.

[0.1] Belum Usai (BangRosé) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang