7 - Pentagon

146 35 0
                                    

Poligon itu membentuk sebuah segi. Menyatukan tiap sisi menjadi satu bidang. Tiap sudut mewakili tiap individu. Dan sudut-sudut itu saling berhubungan tanpa disadari. Menimbulkan satu cerita yang sejalan. Pentagon.

Gelanggang hari itu dipenuhi oleh para penonton yang turut hadir mendukung peserta yang bertanding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gelanggang hari itu dipenuhi oleh para penonton yang turut hadir mendukung peserta yang bertanding. Sejalan dengan itu. Cuaca begitu mendukung. Matahari berada di posisinya dengan angkuh di atap bumi bernama langit yang membentang megah. Adapula kanvas langit berwarna putih yang selalu setia hadir menemani sang surya. Suara sorakan terdengar nyaring bahkan hingga luar gelanggang padahal pertandingan saja baru akan dimulai. Satu per satu peserta menuju arena pertandingan. Masih dengan jaket kebanggaan klub masing-masing seluruh peserta berdiri gagah di lintasan mereka. Termasuk Chandra. Walau ini bukan kali pertama bagi seorang Chandra Bagus tapi rasa gugup selalu serta merta hadir.

Chandra menghirup udara. Mencoba mengumpulkan kekuatan. Hari ini ia harus menampilkan performa terbaiknya.

"A' CHANDRA! SEMANGAT!"

Chandra spontan menoleh ke tribun. Di sana ada Ibam dan tiga temannya yang lain.

"A' Chandra! Maneh teh dapet salam dari neng geulis, pacar maneh. Semangat katanya!" suara Ibam terdengar lagi kali ini hingga membuat sebagian besar orang menatap ke arah pemuda yang urat malunya sudah putus itu.

Januar, Yogi dan Arjuna langsung berakting. Berlagak layaknya mereka tak mengenal Ibam. Bocah yang satu itu memang tak tahu malu.

Chandra terkekeh geli. Kehadiran teman-temannya cukup menghibur walau ia masih berharap ada Rosé juga ikut duduk di tribun menyaksikan pertandingannya.

"Chandra!"

Chandra mencari sumber suara. Dan mendapati Pamela duduk di tribun paling bawah. Benar. Tak ada Rosé di mana pun. Rosé kali ini absen. Tak apa.

Suara aba-aba terdengar. Setiap peserta sudah bersiap. Memasang sikap sedia hingga bunyi peluit terdengar. Pertandingan pun benar-benar di mulai.

***

"Biasa. A' Chandra juara pertama, Teh. Iya iya ini gue mau ke Aa lo."

Ibam menutup sambungan telepon lantas berhenti melangkah. Tungkai kakinya terhenti begitu saja padahal ruang ganti peserta tinggal beberapa langkah lagi dari tempatnya berdiri.

"Hai uler. Apa kabar lo?"

Pamela menaruh ponselnya ke dalam tas lantas menatap sinis Ibam. Dari tatapan keduanya sudah jelas jika mereka menaruh ketidaksukaan satu sama lain.

"Kayak yang lo liat sekarang."

Ibam berdecak, "Gue peringatin sama lo ya. Berhenti deketin Chandra dari sekarang atau lo bakal nyesel nantinya."

[0.1] Belum Usai (BangRosé) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang