Epilog - Belum Usai

215 34 2
                                    

I gotta a heart and I gotta a soul
Believe me I wanna use them both
We made a start, be it a false one, I know
Baby I don't want to feel alone.

(One Direction - 18)

Buku album itu terbuka tak bertuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buku album itu terbuka tak bertuan. Samar-samar terdengar lagu milik boyband jebolan sebuah anjang pencarian bakat dari radio tua di atas meja. Bunda masuk membawa satu gelas penuh air dan vitamin. Semenjak sembuh dari cedera, bunda memang semakin memperhatikan pola makan serta kebiasaan sang putra sulung. Bukan karena ingin memanjakan tapi renang sudah seperti nyawa kedua bagi Chandra. Semua orang jelas sudah tahu soal itu. Jadi bunda sebisanya berusaha menjaga Chandra. Memberinya kasih sayang walau pemberian itu pasti jelas terasa berbeda dari rasa sayang seorang ibu kandung.

"Duh. Lagunya buat kamu banget itu A'," celetuk bunda.

Chandra mendengus masih membiarkan buku album yang semula ia lihat tergeletak di atas kasur. Di sebelah lemari pakaian ada lemari khusus berisi medali dan beberapa piagam penghargaan. Sudah sebanyak itu. Dan Chandra sangat menjaga medali-medali itu. Itu sebabnya bunda juga bisa merasa kesedihan yang dialami Chandra ketika anak laki-laki itu kehilangan kesempatan mengikuti kompetisi internasionalnya beberapa minggu lalu. Bahu Chandra pun sebenarnya masih dalam masa pemulihan. Belum benar-benar pulih.

"Apaan sih Bun? Buat Aa' apanya?"

"I have loved you since we were eighteen. Gitu 'kan kamu sama Roseanne?" goda bunda. Tak peduli jika sang anak sedang tak ingin digoda. Belum bisa move on walau sudah dua bulan berlalu.

"Eighteen?"

Tidak. Bahkan Chandra sudah mencintai Roseanne di usianya yang belum genap tujuh belas.

Dialihkan pandangan menuju buku album yang tergeletak tak bertuan. Buku itu berisi kenangan mereka. Buku sebagai hadiah kelulusan mereka. Roseanne yang membuatnya. Perempuan itu bahkan mengumpulkan banyak foto dari setiap orang yang menyimpan foto mereka. Rongga dadanya kembali terasa sesak. Ternyata sesakit ini efek yang ia alami. Jika tahu akan jadi seperti ini, ia tak akan berani melakukan kesalahan.

Seperti dibawa kembali kepada realita. Chandra harus merasa puas karena kini tak ada lagi Roseanne yang menyemangati pertandingannya dari bleacher. Tak bisa lagi merasakan euforia berlebihan hanya karena rasa semangat yang membuncah. Membiasakan diri untuk menyemangati diri sendiri. Chandra melangkah menuju area pertandingan. Menempati garis perlintasannya sendiri. Setelah pulih walau tak seutuhnya. Chandra memohon kepada pelatih untuk membiarkannya mengikuti pertandingan walau kompetisi berskala kecil seperti sekarang ini. Ia kali ini tak berambisi untuk mengalungkan medali. Bisa merasakan euforia persaiangan lagi pun ia sudah senang. Merasakan bau kaporit yang mencampuri air di kolam renang dan jantung yang berpacu tiap kali peluit pertandingan berbunyi pun sudah membuatnya sangat bersyukur. Jika begini Chandra memang tidak bisa melepas karir renangnya walau menjadi seorang arsitek juga merupakan cita-cita terbesarnya sejak sekolah dasar.

"CHANDRA!"

Chandra tersentak. Lamunannya buyar. Panggilan dari suara yang teramat familiar itu membawanya kembali kepada realita. Senyum Chandra merekah, rasa senang bercampur haru membuncah di rongga dadanya yang semula terasa sesak. Bisa melihat Rosé di deretan kursi penonton pun sudah berhasil mengembalikan kekuatan Chandra. Bunda pun turut hadir. Duduk di antara Rosé dan Farhan. Sedang Ibam dan teman-temannya yang lain duduk di barisan yang lebih tinggi satu tingkat. Mereka semua hadir. Seolah mengatakan jika Chandra tidak sendirian. Ia masih memiliki banyak penyemangat. Masih memiliki banyak orang yang menyayanginya.

Energinya seolah terisi penuh. Walau bahunya masih lemah. Ia berjanji akan melakukan yang terbaik dan apa pun hasilnya ia akan tetap menerima semua itu dengan gembira.

Semua orang bersorak padanya. Tak peduli ia tak berhasil meraih medali. Tak masalah jika ia harus terhenti di tengah perlintasan karena bahunya yang tiba-tiba terasa nyeri dan terpaksa harus menggunakan satu tangan untuk melanjutkan pertandingan hingga garis finish. Semua orang tetap memberi semangat dan dukungan.

Chandra bisa melihat senyum itu lagi. Senyum yang amat ia rindukan. Ia bahkan bisa melihat langit malam dengan bintang di sepasang mata itu. Rasanya sudah lama sekali. Biar saja berlebihan. Tapi memang serindu itu Chandra pada gadisnya. Iya gadisnya. Chandra tak mau mengatakan jika Rosé adalah mantan gadisnya. Ia tak mau.

"Kamu hebat tadi."

Rosé bahkan tetap memberinya sebuket bunga walau tahu ia kalah.

"Chandra, selamat ya."

Bahkan tetap memberinya selamat. Bolehkan Chandra menginterpretasikan kata selamat itu sebagai ucapan selamat karena berhasil membuat Rosé kembali jatuh hati padanya. Bolehkah Chandra berharap seperti itu? Bahkan ia tak pernah merasa kisah mereka telah usai. Ia lebih menganggapnya sebagai sepenggal alur di kisah yang bahkan belum mencapai klimaks. Berharap masih ada lembar-lembar lain. Kisahnya belum usai. Ia percaya itu.

Dan seseorang yang sedang menahan tangis dihadapannya kini masih tetap menjadi bagian dari kisah itu. Menjadi tokoh utama yang tak akan bisa tergantikan.

Kisah mereka memang belum usai.

Kisah mereka akan tetap berlanjut.

Biarlah sang waktu yang menghentikan kisah mereka namun sebelum waktu berhenti, kisah di antara mereka tak akan pernah usai.

We took a chance, God knows we tried.
Yet all along, I knew we'd be fine.

***

Thanks for everything, my Rosie. You're my ocean. No matter what, you still have a kind heart like the ocean. And i haved love you since we were sixteen.
-Chandra Bagus Bagaskara-

Even though I tried hard to forget you, my Mr. Swimmer. I think I still loving you.
-Roseanne Nala Prasaja-

***

Ada yg kangen sama A' Chandraaa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yg kangen sama A' Chandraaa?

Kalian puas sama ending cerita ini?

Nggantung ya? Sengaja. Saya serahkan semuanya kembali ke pembaca. Kalian bebas membayangkan kalau mereka tuh balikan lagi atau justru tetap putus.

Eits. Tpi tenang. Saya berencana bikin ekstra part. Pasti kalian kangen kan sama kegilaan Ibam. Tungguin aja ya hehe..

Sebenarnya mau up video teaser ala2 yg aku buat tpi maluuu... ehehe

Yasudahlah...

See yaaa

Jgn lupa sambil dengerin lagu one direction yg 18. Kesukaan banget.

[0.1] Belum Usai (BangRosé) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang