2 - Kekhawatiran Baru

251 44 0
                                    

Kamu adalah alasanku untuk bertahan. Tolong bantu aku untuk menghilangkan rasa khawatir ini.

 Tolong bantu aku untuk menghilangkan rasa khawatir ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jogja hari itu sedang dingin-dinginnya. Ditambah musim penghujan dengan intensitas hujan yang relatif sama. Deras disertai angin kencang dan petir. Hujan lebih sering turun ketika sore menjelang petang dan sangat jarang hujan turun saat pagi dan juga siang hari. Sudah hampir dua bulan Roseanne Nala Prasaja atau teman-temannya sering memanggil dengan nama Rosé atau oce tidak pulang ke rumah. Sebagai anak perantauan, Rosé telah belajar banyak hal. Termasuk mempersiapkan segala kebutuhannya seorang diri. Serta menahan rindu pada keluarga yang jauh di kota lain. Beruntungnya, Rosé memiliki Chandra yang selalu berada di sisinya. Jika tidak, Rosé bahkan tidak tau cara mengendalikan rasa rindu kepada keluarganya atau ketika sakit demam tiba-tiba datang. Chandra adalah bagian terpenting dalam hidupnya. Menempati posisi spesial di hati setelah keluarganya.

Rosé duduk seorang diri di kantin fakultasnya menunggu hujan reda. Salahkan saja sikap pelupanya hingga ia meninggalkan payung yang sudah dipersiapkannya di atas kasur. Jika ia tak melupakan payung yang seharusnya ia bawa, nasibnya tak akan seperti ini. Duduk termenung seorang diri seperti orang tersesat.

Rosé memangku dagu sambil menghela napas bosan. Hampir satu jam ia duduk di kursi kantin bersama ibu kantin yang sedang menjaga barang dagangannya. Tak ada konversasi di antara ia dan ibu kantin. Ia terlalu malas untuk mengobrol hanya sesekali tersenyum ketika ibu kantin menatap ke arahnya yang duduk seorang diri bagai tak memiliki teman.

Karena sudah terlalu bosan. Rosé terpaksa menelpon Chandra-sang kekasih- walau ia tau pemuda itu ada jam tambahan hingga maghrib nanti.

"Halo ...."

Rose terkesiap. Belum juga bersuara, gendang telinganya sudah harus mendengar suara halus yang menyapa disambungan telepon. Itu suara seorang gadis. Dan Rose tidak tau siapa itu.

"Halo."

Suara itu terdengar lagi.

"Halo. Iya. Ini hapenya Chandra 'kan? Chandranya di mana ya?"

"Ini siapa ya?"

"Pacarnya Chandra," jawab Rosé malas.

"Ah iya ... eum itu. Saya sama Chandra tadi lagi di kafe terus Chandra tiba-tiba pergi, kayak buru-buru gitu. Sampe hapenya ketinggalan. Ceroboh ya." Setelahnya terdengar suara tawa, "dia orangnya emang ceroboh gitu ya?"

Rosé diam tak menjawab. Sisi lain di hatinya berdenyut nyeri. Berteriak tak terima mengetahui Chandra pergi ke kafe dengan gadis lain.

[0.1] Belum Usai (BangRosé) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang