16 - Hiu Jenius

142 31 0
                                    

Aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah.

Aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namanya Chandra Bagus Bagaskara. Chandra memiliki arti sebagai bulan sedangkan Bagus berarti baik. Bulan yang baik. Ada harapan dibalik nama itu. Terlebih ibunyalah yang telah memberi nama sebagus itu. Chandra merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Adiknya yang bernama Farhan memiliki perbedaan usia tiga tahun dengannya. Setelah Farhan genap menginjak usia keduabelas. Sang ibu telah berpulang. Meninggalkan Chandra dan keluarga untuk selamanya. Meninggalkan luka bagi anak laki-laki yang kala itu baru akan menamatkan sekolah menengah pertamanya. Ia kehilangan sosok pegangan. Ia kehilangan sosok yang seharusnya membimbingnya hingga ia kelak tumbuh dewasa. Dua tahun berselang setelah kematian sang ibu, ayah memperkenalkan wanita yang saat itu satu tempat kerja dengan ayah. Sosok wanita yang kelak ia panggil bunda. Sosok yang pada awalnya tak ia terima sebagai sosok pengganti ibu. Peralihan dari masa remaja menuju dewasa membuat sikap membangkangnya tak bisa dihindari. Ia menentang keras pernikahan tersebut dan satu-satunya jalan yang ia kira berhasil adalah dengan menjadi sosok yang nakal. Tapi Roseanne datang. Datang ketika hatinya belum genap sembuh dari luka. Perempuan itu mau mengulurkan tangan membantu. Perempuan baik hati yang kala itu ia janjikan di depan makam ibu untuk selalu ia jaga hatinya. Tapi ia berkhianat. Chandra mengingkari janjinya sendiri. Ia menyakiti Roseanne jauh lebih dalam hingga rasa-rasanya kesalahan yang ia perbuat tak bisa dimaafkan.

Chandra keluar dari dalam air sambil berpegangan pada sisi kolam renang. Sejenak mengambil udara setelah paru-parunya ia paksa untuk bekerja lebih ekstra.

"Chan. Udah. Lo udah bolak-balik kolam renang dua puluh kali. Engga capek apa lo," ucap Kevin dengan handuk yang menggantung di leher sedang bahunya sudah bertengger tas olahraga. Bersiap pulang. Latihan sudah selesai sejak setengah jam yang lalu tapi Chandra tak mau berhenti. Laki-laki itu sangat keras kepala. Berlatih renang berjam-jam seperti orang gila.

"Besok lo balik Jakarta 'kan?"

Chandra mengangguk lalu menerima botol mineral pemberian Kevin lantas duduk di pinggir kolam.

"Turnamen bulan depan, bro. Dan lo berarti mulai latihan di klub Jakarta lagi dong?"

Benar. Latihannya di Jogja harus ia gantikan setibanya di Jakarta. Turnamen sebentar lagi. Dan laki-laki ambisius itu tak mungkin melewatkan satu turnamen pun.

"Berat. Lo harus beradaptasi lagi. Eh tapi nggak apa sih. Di Jakarta juga itu pelatih lama lo 'kan?"

Chandra menganggukan kepala lagi.

"Good luck, brother. Udah ya gue balik duluan. Jangan kelamaan berendem di air. Jadi duyung lo nanti," gurau Kevin lantas berlalu pergi meninggalkan Chandra yang sepertinya belum puas berlatih.

Menjatuhkan dirinya di air. Chandra kembali berenang. Tak peduli kelelahan, yang jelas pikirannya jauh lebih lelah daripada fisik. Chandra berhasil menepi setelah melakukan dua putaran. Chandra merasa bahu kirinya nyeri. Ia jadi mengingat perkataan pelatih.

[0.1] Belum Usai (BangRosé) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang