10. The Letter

232 27 4
                                    

                     Jika di akhir pekan ini murid-murid 7Element akan pergi merilekskan diri atau beristirahat, beda halnya dengan Seana yang sedang berlatih untuk turnamen. Ia tak ada waktu untuk bermain-main untuk itu, bahkan sekarang ini Tuan Abhra sedang mengawasinya dan Nathan berlatih untuk turnamen nanti. Beberapa hari ini, Seana lebih berusaha keras untuk turnamen nanti, dan ia ingin melakukan yang terbaik untuk mewakili Waterian.

                  SPLASH! Air yang dikendalikan Seana berputar-putar di atas, sedangkan Nathaniel melatih tameng airnya berubah menjadi tameng es. Jena dan Ayres melihat mereka di atas sebuah batu yang besar, dan sesekali Jena mengoreksi gerakan yang salah. Sedangkan Ayres? Ia bak seorang pemandu sorak, dan sorakan semangatnya terdengar dari kejauhan dan menggema.

                "Seana! Lebih cepat lagi! Kau tak mau kan musuhmu menahan posisimu?!" Ujar Tuan Abhra dari kejauhan. Dalam hal ini, Tuan Abhra memang sangat keras pada murid yang akan mengikuti turnamen.

               "Dan kau juga Blue! Kau harus membekukan airnya dengan cepat!" Jena berteriak seperti seorang ibu yang sedang mengajarkan anak-anaknya berenang.

             Seana lalu mendorong air itu lebih kuat lagi, dan saat air itu hampir mengenai papan kayu, Seana langsung merubah air itu menjadi beku bagaikan sebuah panah yang siap menghantam sasaran. SYUT! KRAK! Papan sasaran itu langsung hancur seketika oleh panah-panah es.

              Nathan lalu berlari ke arah Seana dan berdiri di sampingnya, ia mengangkat air yang ada di bawah air terjun ke atas, dan membuat dinding kecil untuk membuat mereka bertahan dari serangan lawan nanti. Nathan memblokade jalan musuh, Jena yang masih duduk di atas batu langsung memainkan perannya, ia lalu menghancurkan dinding yang dibuat Nathan itu, dan melakukan serangan bertubi-tubi dengan bola-bola es.

             Energi air yang dikendalikan Seana langsung menghampiri tubuh Jena, dan melilitnya. CRAS! Air itu sukses melilit Jena dan memblokade gerakannya, Jena tampak kesulitan bergerak, ia lalu menyerah dengan mengangkat tangannya. Jena mengangkat tangannya, tanda bahwa ia menyerah.

             Seana langsung membuat air itu kembali ke aliran air lainnya, Tuan Abhra tersenyum melihat kemampuan Seana yang semakin bagus, ditambah kemampuan Nathan sebagai penyerang membuat tim Waterian ini semakin membuat lawan takut dan tak berani melawan mereka.

           "Aw Sean! Kau harus berhati-hati! Bajuku jadi basah! Padahal aku tidak niat mandi hari ini karena hari ini libur," Jena cemberut, Seana terkekeh melihat seniornya yang sedang menggerutu.

             "Ew! Kau tak mandi di hari libur?! Itu menjijikan, Jen!" Ayres bergidik.

             Seana, Nathan, dan Tuan Abhra tertawa terbahak-bahak mendengar percakapan Jena dan Ayres. Mereka tampak menikmati pemandangan Jena dan Ayres yang saling beradu kata hanya gara-gara Jena yang mengomeli Ayres tentang kebiasaannya di hari libur.

           "Tapi, aku tidak bau sepertimu, Ayres!" Timpal Jena sambil cemberut.

            Seana akhirnya turun tangan untuk melerai dua temannya itu, dan membuat mulut kedua temannya itu berhenti saling mengejek satu sama lain. "Kalian, bisakah jangan ribut?" Tanya Seana dengan hati-hati. Jena dan Ayres diam, "Tapi dia yang memulai!" Ujar mereka bersamaan, dan hal itu membuat Seana dan Nathan tertawa terpingkal-pingkal.

            "Baiklah, ini sudah hampir sore, kalian boleh kembali ke asrama," Ujar Tuan Abhra. "Ingat! Kalian tak boleh keluar di jam malam, jika kalian ketahuan oleh Mador, kalian bisa dihukum atau nilai kalian akan dipotong," Tuan Abhra berpesan sebelum ia pergi dari air terjun itu.

7ELEMENT : Tale of Seven ElementsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang