Chapter 10

5.3K 554 23
                                    

Setelah meminta izin kepada ibunya, Jeno segera bergegas ke rumah Haechan sebelum melupakan niatannya yang ia pikirkan tadi malam.

Beberapa kali ia memang suka mengunjungi rumah itu. Tidak terlalu dekat dan cukup jauh, namun masih bisa dikatakan tetangga.

Tiba di depan rumah kawannya, lelaki bermata elang itu menekan bel rumah dan diizinkan masuk oleh Kyungsoo-ibu Haechan-.

Melihat ada dua sepatu lainnya ia yakin benda itu pemiliknya adalah 2 pemuda blasteran  Kanada-Korea dan Hongkong-Thailand. Sebenarnya, ia sering sekali diajak untuk bergabung dengan mereka bertiga. Tapi kalau dipikir-pikir ia hanya akan menjadi tak terlihat diantara mereka, karena seperti yang kalian tahu lah...

Masuklah ia ke kamar dengan nuansa cerah, sesuai nama pemiliknya 'Fullsun' – kata Haechan–. Dua makhluk blasteran sedang berteriak riuh sambil memainkan stik game. Rupanya, pertandingan mereka dimenangkan oleh pemuda Hongkong-Thailand.

“Oh! Ada tamu lain rupanya!” setelah ber-euforia memenangkan pertandingan tadi Lucas langsung menyuruh bergabung pada Jeno yang sedari tadi terdiam di ambang pintu kamar milik Haechan.

“Um— Haechan mana?” tanya Jeno sambil menggaruk pipinya yang tiba-tiba gatal, karena canggung mungkin.

“Dia sedang membeli camilan tambahan. Ada apa?” Mark menepuk bagian sebelahnya mengisyaratkan untuk duduk di sampingnya. Tapi Jeno malah terdiam berdiri dihadapan Mark.

“A—aku...” Lee–bodoh–Jeno dengan wajah bodohnya membuat Mark maupun Lucas menaikkan sebelah alis mereka menunggu kata-kata selanjutnya yang kira-kira akan dikeluarkan oleh pemuda sipit ini.

“Um— aku...



menyukai Jaemin.”

1 detik...

2 detik...

3 detik...

“Hei, kawan! Kau itu sedang menyatakan perasaanmu pada Jaemin atau Mark,sih?hahah...”

Sedangkan Mark masih mengedipkan mata tak paham dengan ucapan Jeno.

“Maksudmu ingin minta bantuan pada Haechan untuk mendekati Jaemin begitu?” akhirnya Mark menangkap maksud Jeno. Yang ditanya mengangguk.

“Aku tahu itu, kawan. Kau yang selalu menanyakan Jaemin pada Haechan itu bisa membuat siapa saja akan paham kau menyukai Jaemin.” Mark menepuk dramatis bahu Jeno.

“Menurutku jika kau meminta bantuan pada Haechan malah akan membuatmu malu saja, dia itu berisik dan kau tahu itu.” Lucas menepuk dramatis bagian bahu lain.

Dasar tidak tahu diri, batin Mark.

“Bagaimana kalau kita berdua saja yang membantumu? Sebagai imbalannya kau menjadi bagian dari kami, Oke?” Lucas dan Mark menaik-naikkan alisnya merayu Jeno.

Ragu namun pasti Jeno menganggukkan kepalanya setuju atas ajakan mereka. Kedua pemuda blasteran tersebut bertos ria.

Pemilik kamar itu akhirnya telah kembali dari kegiatan belanjanya. Haechan sempat bertanya pada Jeno ada apa datang kerumahnya, namun kedua pemuda blasteran mengedipkan sebelah mata mereka mengisyaratkan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya. Jadi Jeno hanya bilang bahwa ia hanya bosan dirumah. Haechan mengangguk saja.






~~~~~~~








Diingatkan kembali untuk tim basket yang akan diikutsertakan lomba antar SHS diharapkan berkumpul di lapangan basket untuk bersiap latihan. Sekali lagi, untuk tim basket yang akan diikutsertakan lomba antar SHS diharapkan berkumpul di lapangan basket untuk bersiap latihan. Terima kasih!

✔️Still My No.1 [NoMin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang