Chapter 5

7.6K 948 175
                                    

“Hei kalian berdua! Mari kita berkenalan dan namaku Lucas Wong!” seru Lucas pada dua pemuda yang sedang di bangku belakang.

Jeno dan Jaemin menghampiri 3 pemuda yang ada barisan depan.

“Jaemin imnida.” sambil tersenyum manis khas Jaemin.

“Kau sangat manis.” Lucas mengerlingkan matanya genit pada Jaemin.

“Terimakasih.” Jaemin hanya tersenyum simpul.

”Jeno imnida.” sambil memasang bulan sabitnya.

“Hm, rasanya akan sulit untuk mendapat predikat Pangeran di sekolah ini jika ada kau.” Lucas pura-pura bersedih. Jeno mengangguk saja.

“Nana duduk denganku, kan?” Tanya Jeno.

“Tidak! Nana duduk denganku asal kau tahu! Dia sudah berjanji padaku.” Haechan menjulurkan lidahnya pada Jeno untuk bergurau. Jeno hanya menghela napas pasrah.

“Wait wait wait! Who is Nana?” ini pemuda Hongkong yang bertanya sambil mengangkat sebelah tangannya seolah-olah sedang bertanya pada guru yang mengajar.

Jaemin mengangkat tangan kanannya.
”Nana is my name.”

“OH!!!YOU ARE NANA?!! OH! HAHAHAHAHA!” pemuda Hongkong itu tertawa terbahak-bahak menyadari kebodohannya sedari tadi tidak connected  tentang siapa yang sedang dibahas oleh Haechan dan kawan barunya.

“Tapi kenapa bisa jadi Nana?” tanya Lucas lagi.

NA Jaemin, NANA.” Jelas Haechan.


“Maaf mengganggu kesenangan kalian. Tapi, bolehkah aku tahu siapa yang duduk di belakang?” tanya seseorang yang baru saja masuk ke kelas.

“Aku.” Jeno mengangkat tangan. Orang itu tersenyum manis.

“Kim Jungwoo imnida. Bolehkah aku duduk denganmu?”

“Hei manis! Kau duduk denganku saja! Hehe.” Lucas menyibakkan rambut depannya dengan gaya menggoda Jungwoo. Mark memukul belakang kepala Lucas. Sang empunya kepala meringis kesakitan.

“Baiklah. Kau boleh duduk denganku, Jungwoo-ssi.” Jeno mengizinkan.

“Gomawo~ ah—”

“Jeno imnida.” Jungwoo mengangguk.

“Hai namaku Huang Xuxi atau Wong Yukhei, dan nama koreaku Hwang Wook Hee. Tapi orang sering memanggil namaku Lucas Wong” makhluk tinggi itu mengulurkan tangannya pada Jungwoo.

“Hm, namamu banyak sekali. Aku mau memanggil yang mana ya?” belum membalas uluran tangan Lucas, Jungwoo kini malah sedang bepose berpikir dengan imut yang mana membuat si makhluk tinggi itu tertegun akan keimutan Jungwoo.

“Ah! Bagaimana kalau aku panggil Lucas saja, ya? Lebih mudah disebut!” ^^

“Astaga! Tahan aku, Mark! Bisa saja aku menyerang tiba-tiba makhluk imut seperti dia!” Lucas berbisik pada Mark yang tidak dihiraukan. Dan mungkin ini keadaan Lucas👉>_<

“Baiklah senang berpac— berkenalan denganmu Jungwoo-ssi, hehe.”

Jungwoo memilih ke bangkunya. Mark, Haechan, dan Lucas kembali berbincang.

“Nana-ya, kau masih ingat Renjun, kan? Ayo ke kelasnya di 1-1, akan ku kenalkan dengannya.” ajak Jeno. Jaemin menatap sendu ke Jeno dan akhirnya mengangguk mengikuti langkah Jeno.

Jika mengingat betapa dekatnya Jeno dengan Renjun rasanya Jaemin ingin langsung menangis. Jeno tidak tahu apa, aku menyukainya? Dan sekarang mau mengenalkanku pada kekasihnya itu?  Jaemin membatin.

Jeno terlihat sedang memanggil seseorang dari dalam kelas itu. Jaemin takut ia akan menangis bila Jeno nantinya akan dengan bangganya mengenalkan Renjun sebagai kekasihnya pada Jaemin.

Sosok itu muncul. Jaemin meringis dan menyiapkan hatinya. Tapi tunggu dulu, seingatnya terakhir kali ia bertemu dengan Renjun orang yang Jaemin anggap kekasih Jeno itu berpenampilan cantik dan manis hingga membuat hatinya iri dan berpikiran pasti Jeno lebih menyukai yang seperti itu ketimbang dirinya yang malah lebih kelihatan seperti perempuan tomboy. Dan kini Renjun yang ada di hadapannya sedikit um- bagaimana mengungkapkannya ya? Um- ya, tampan dan adorable. Ugh, tapi saat senyum masih ada sentuhan manisnya sih.

“Annyeong, Renjun-ssi. Kita bertemu lagi hehe.” usaha yang bagus Nana-ya. Yang disapa malah mematung dan kini mulai melangkahkan kakinya mendekati Jaemin.

“Kau tahu, ini pertanyaan yang selalu ada dipikiranku. Siapa namamu?” Renjun menatap sendu Jaemin menyiratkan ribuan kata rindu didalamnya. Jaemin tersentak, bukankah Renjun—

“Maaf sebelumnya saat pertemuan pertama kita, aku tak sempat mengenalkan namaku ya? Na Jaemin imnida.Tapi bukankah kau—”

“Tidak bisa berbicara? Ya, memang. Hingga  2 tahun lalu aku baru diperbolehkan untuk operasi pita suaraku yang sempat cacat.” jelas Renjun.

“Tunggu! Kalian pernah bertemu? Hei, Hyung! Aku ketinggalan apa?” Jeno kebingungan saat ini. Hendak mengenalkan, malah sudah berkenalan sebelumnya? Renjun pun tak pernah mengatakan bahwa Hyung-nya itu pernah bertemu Jaemin.

“Kau ingat, saat aku bertemu dengan anak lelaki manis bermata bulat? Itu dia, Jeno!” Renjun menahan pekikannya. Sedangkan Jaemin was-was apakah penguntitan yang ia lakukan dahulu akan terbongkar?

“Begitu, ya? Baguslah jika Hyung pernah bertemu dengan Jaemin. Oh iya, Na. Ayah kami akan menjemput, mau pulang bersama?” Sebentar, Jaemin sedang berpikir...

“Hyung? Ayah kami? Apa maksudnya?” Jaemin benar-benar bingung, bukankah mereka sepasang kekasih? Kenapa ayah mereka sama?

“Apa aku belum pernah bilang, jika Renjun adalah Hyung-ku?” Jeno paham, pasti Jaemin sedang kebingungan. Jaemin menggeleng. Renjun memukul belakang kepala Jeno.

“Lebih tepatnya aku Kakak Angkatnya.” Jaemin mengangguk saja. Padahal dalam hatinya memekik girang. Dia bukan pacar Jeno! Berarti masih ada kesempatan, kan? Hehehehe.

Jeno jadi teringat lukisan-lukisan hasil tangan Renjun dikamar Hyung-nya itu. Jadi benar, orang yang dilukis kakak angkatnya itu Na Jaemin?. Renjun pernah bilang, bahwa orang yang dia lukis itu adalah cinta pertama Renjun. Cinta pertama kakak angkatnya sama dengan seseorang yang pertama kali membuat hatinya merasa tertarik yang mungkin bisa dibilang juga cinta pertama untuk Jeno.

Sampai-sampai kakak angkatnya itu merubah dirinya menjadi seorang dominan  karena rasa tertariknya pada orang yang baru bertemu tak lebih dari sejam.

Jeno harus apa? Jika kakak tersayangnya itu menyukai seseorang yang sama dengan cinta pertamanya?












TBC~





✔️Still My No.1 [NoMin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang