Chapter 18

3.9K 448 2
                                    

“Aku akan menjawab pertanyaanmu tempo hari.”

“Huh? Yang mana?” Jaemin tak bisa untuk tidak menoleh.

“Saat kita hendak ke Gyeongbokgung Palace. Karena aku tidak menjawab pertanyaanmu itu, kau jadi kesal setengah mati.” Jeno terkekeh hingga kerutan hidungnya menegaskan betapa mancung hidungnya.

“Disana kau bertanya apakah aku menyukai butiran salju di musim dingin atau ribuan kelopak bunga di musim semi.” lanjutnya.

Ah, iya juga Jaemin pernah bertanya begitu. Tapi untuk apa Jeno masih mengingat itu, bahkan yang bertanya saja sudah hampir lupa.

“Dan, jawabanku adalah...

aku...

menyukai...

mu...”

5 detik kemudian Jeno mendapat pukulan di belakang kepalanya.

“Aku sudah tahu tentang itu, Tuan gombal!”

Walaupun terlihat seperti macan betina, tapi Jaemin hanyalah anak kucing yang malu-malu saat mendengar perkataan Jeno.

“Lihat! Betapa menggemaskan dirimu.”

“Aku memang menggemaskan. Tanya saja Chanyeol Appa.”

“Huuu~ dasar anak papah! Hahah...”

“Aku memang terlahir dari dua orang papa! Wlek!”

Perlu Jeno akui, kekasihnya ini sungguh pandai bermain kata dan membelitnya. Mungkin jika Jaemin daftar dalam lomba debat, lelaki manis itu akan menang telak hanya dalam satu putaran. Dan ia akan dengan bangga memperkenalkan sebagai kekasih dari seorang juara debat itu.

Suasana dermaga yang mereka berdua pilih  untuk pergi berkencan itu tiba-tiba sedikit riuh. Setelah menyipitkan mata, Jaemin tidak heran lagi. Akan ada kapal yang berlabuh. Biasanya kapal yang berasal dari Cina yang berlabuh di dermaga ini. Keduanya kembali menikmati bau khas laut dan angin yang sesekali membelai helaian pinkish dan hitam mereka.

“Aku ingat pertama kali mengenalmu. Pendiam, jutek, apatis. Dan... Sedikit culun, hahaha...”

Yang dibicarakan sedang menyembunyikan rona merah di pipinya.

“Se–begitu–nya,kah?”

“Hm hm. Sekarang Jeno yang ku kenal adalah seorang penggombal handal.”

Jeno meringis mendengarnya.

“Aku hanya menjadi lebih terbuka,oke? Aku dengar dari Haechan kau bekerja keras untuk itu, benar?”

“Ya, bisa dibilang begitu.”

“Terima kasih. Bagaimana pun semuanya menjadi lebih baik karena seorang Na Jaemin.”

Keduanya bersitatap saling menyampaikan hati ke hati melalui manik mereka.

“Nak, apa kalian kenal anak muda bernama Jeno?” tiba-tiba saja suara pria terlihat sudah tua menginterupsi keduanya. Terlebih Jeno yang namanya disebut. Jaemin melihat perubahan air muka Jeno menjadi pucat pasi.

“K–kau?!” Jeno setengah berteriak karena terkejut.

“Jeno? Kau Jeno, kan?”

Jeno terlihat kalap dan langsung berlari menuju mobil yang terparkir di pinggir jalan.

“Hei, Jeno! Tunggu aku!” tapi, setelah itu Jaemin memutuskan untuk tidak mengejar Jeno. Membiarkan Jeno pulang sendiri.

“Um– maaf, paman. Memang paman siapa,ya? Kenapa bisa kenal dengan Jeno?”

✔️Still My No.1 [NoMin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang