10| Lamaran

1.1K 131 121
                                    

19.00 p.m

Tokk... Tokk... Tokk...

Dengan mata masih tertutup Azura berusaha membuka pintu untuk melihat siapa yang datang kekamarnya.

"Apa?" Ujarnya dengan mata terpejam.

"Tiga puluh menit lagi girls, acara dimulai dan lo belum siap-siap. Huft." Kesal Jovita.

"Kok lo bisa disini?" tanyanya yang masih mengumpulkan kesadarannya yang balik lagi ke tepi kasurnya.

Keira gemas sendiri melihat Azura yang kebo ini masih duduk ditepi ranjang dan keliihatannya begitu malas. "Banyak ceng-cong lo! Udah sana mandi!"

Sementara Azura membersihkan dirinya, sahabatnya mempersiapkan perlengkapan untuk teman kebonya ini.

Beberapa menit kemudian , Zura keluar dari kamar mandi dan langsung dituntun mengenakan gaun berwarna maroon.

Keira terkagum melihat penampilan Azura yang memang bisa dikatakan 'sangat cantik.'

"Lo kaya tuan putri Lis." Ujar Elina.

"Kan Tuan Putrinya Om Damian." tukas Elina.

"Oke sekarang tinggal kita makeup muka lo" ujar Jovita menarik Zura duduk didepan meja rias.

"Ih kalian ribet banget sih" ujar Zura kesal karena ia dioper kesana kemari

"Udah diem biar cantik Lis" Jovita menumpahkan semua yang menurutnya cocok untuk Azura. Dan yang didandani hanya menurut saja.

Didepan pintu kamar Galvin dan Juna sudah menunggu dengan sabarnya.

"Wah sweetie kamu cantik banget asli deh" ujar Galvin terpukau.

"Adik abang udah gede ya udah mau jadi calon istri orang aja nih" goda Juna.

"Bang Juna juga udah mau jadi suami orang aja nih" balas Zura tak mau kalah.

"Udah yuk keluarga Smith udah dateng" ajak Niken yang tiba tiba sudah berdiri diantara mereka.

Mereka semua turun dari kamar Zura. Dari lantai bawah para tamu terkagum melihat penampilan Zura, padahal wajahnya hanya dipoles oleh makeup tipis. Yang di tatap kagum hanya tersenyum malu saja.

"Wah ini anak kamu? Cantik sekali" ujar David daddy Varo pada Damian

"Iyalah anak aku. Cantik kan, nurun dari Daddynya yang ganteng." ujarnya menyombongkan diri.

"Hai om tante, aku Azura" sapa Zura pada David dan Meira tersenyum manis

"Hai, kamu malam ini cantik banget" ujar Meira menatap Zura tersenyum

Niken mempersilahkan besannya untuk duduk. Sebenarnya mereka sengaja untuk tidak keluar agar Zura juga tidak terlalu lelah harus pergi kesana-kemari. Cukup berkumpul di meja makan dan membahas perihal perjodohan dari kedua belah pihak. Setelah makan malam selesai, mereka pun segera membahas pasal perjodohan itu.

"Ekhm oke disini saya dan David akan membahas perjodohan Alvaro dan Azura" ucap Damian serius.

"Iya kami akan menjodohkan mereka dan mempercepat acara pernikahannya. Jika kalian memang setuju, sekarang langsung saja pada acara lamaran" ujar David menatap Varo dan Zura.

"Apakah kalian bersedia? Alvaro? Azura?" tanya Meira.

Varo menatap Zura yang hanya terdiam tanpa berniat untuk berbicara. "Iya. Kami berdua setuju."

Semua bernapas lega, ternyata tidak ada penolakan seperti yang dipikirkan keluarga.

"Oke sekarang memasangkan cincin lamarannya" ujar Niken menyodorkan kotak cincin lamarannya kepada Varo.

Bad Girl is NerdyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang