29| Persiapan Pernikahan Juna

395 25 0
                                    

Zura duduk di balkon kamarnya sendirian. Kalau kalian menanyakan Varo dimana? Ia ada bersama kedua abangnya bermain PS.

Saat tadi ia pulang sendiri ke mansion, kedua abangnya langsung menginterogasinya. Dan Juna menyodorkan foto Varo menggendong Bella. Itu membuat mood Zura semakin buruk.

Ia tidak ingin berbicara dengan siapa pun termasuk suaminya. Saat pulang sekolah, Bella meminta Varo untuk mengantarkannya pulang. Dengan raut wajah datar, suaminya mengangguk. Lalu bagaimana dengannya?

Varo mengajak istrinya juga ikut masuk ke dalam mobil, tetapi dengan alasan takut mual duduk ditengah, Bella akhirnya duduk didepan disamping suaminya.

Ini membuatnya seperti orang ketiga dalam rumah tangganya sendiri. Mood Zura benar-benar down sekali.

Aku gak tau apa yang akan terjadi di kemudian hari. Aku gak rela kamu deket sama Bella. Disisi lain dia juga mungkin butuh kamu untuk kesembuhan penyakitnya.

Tiba-tiba lengan kekar melingkari perutnya. Lamunannya buyar, Zura menoleh dan mendapati suaminya tersenyum manis padanya.

"Kamu ngapain malem-malem di balkon? Nanti masuk angin. Ayo masuk." Ajak Varo yang langsung menggendong istrinya. Zura kaget dan spontan melingkarkan tangannya ke leher suaminya.

Sebelum tidur, Varo mencium seluruh wajah Zura. Termasuk bibir Zura yang menjadi candu untuknya. Tetapi lama kelamaan, ciuman di bibir menjadi sebuah lumatan.

Zura pun langsung menghentikannya, "Var, nunggu kita lulus ya." Varo pun tersadar dan mengangguk.

*****

Di cafe yang mempunyai interior menarik membuat Juna dan Clarissa datang kesini. Malam ini mereka ngedate. Sudah lama sekali mereka tidak quality time berdua.

Clarissa mendesah pelan, "Ah akhirnya kita bisa jalan berdua."

Juna mengangguk dan merangkul sang kekasih dengan sayang. "Yang, kita kapan nikah sih? Kan aku udah gak sabar."

"Nanti aku tanya ayah sama bunda ya. Aku aja sampe lupa kalo kita udah tunangan." Ujar Clarissa terkekeh geli.

Mereka memesan makanan dan tiba-tiba datang Siska dengan wajah yang terlihat kesal.

Siska mengguyur Clarissa dengan minuman yang ada di mejanya. Juna membelalakkan matanya. Ia langsung menepis tangan Siska yang akan menjambak rambut kekasihnya.

"Heh lo tuh gak pantes pacaran sama Juna. Yang pantes itu gue!" Teriak Siska yang membuat seisi cafe menoleh kearah meja mereka.

Juna mengerutkan dahinya, "Lo kenapa bisa disini?! Lo ngikutin kita berdua ya?!" Tanya Juna dengan tatapan tajam.

"Iya gue emang ngikutin lo berdua. Lagian lo ngapain si mau aja pacaran sama cewek murahan kayak dia!"

Saat Juna ingin menampar pipi Siska ditahan oleh Clarissa. Ia menggeleng. "Kamu jangan kasar sama perempuan."

Juna menahan amarahnya, "Tapi dia udah keterlaluan sama kamu." Saat Juna melihat mata sayu Clarissa, ia tidak tega dan langsung membawa kekasihnya pergi.

Juna masuk ke mobil diikuti oleh Clarissa. Melihat Clarissa kedinginan karena guyuran air minuman itu membuatnya tidak tega. Ia mengambil jaket dan memberikannya pada Clarissa.

"Sayang, maaf ngedate kali ini gagal. Ah ngapain sih itu medusa dateng!" Juna memukul stir mobilnya kesal.

Clarissa menangkup pipi Juna, menatapnya dalam. "Gak apa-apa bisa lain kali Juna. Ayo pulang aku kedinginan, mana aku pake baju kayak gini. Kalo tau ada si Siska aku siap-siap bawa payung kali ya." Ujar nya sembari terkekeh.

Bad Girl is NerdyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang