31| Pergi

434 28 0
                                    

Zura dan Varo kembali bersekolah setelah kemarin acara pernikahan Juna dan Clarissa. Zura sangat mood sekali datang ke sekolah, senyum-senyum sendiri hingga membuat Varo heran dengan sikapnya.

"Kamu ngapain senyum-senyum?" Tanya Varo sembari mencubit pipi Zura.

Zura menepis tangan Varo yang membuat pipinya kesakitan karena dicubit olehnya, "Ih sakit tau. Aku tuh kangen sekolah, dari kemarin kan libur 2 hari."

Tumben sekali kan? Zura berbohong kangen sekolah, padahal ia dan teman-teman kelasnya ingin nobar bias kesayangan mereka.

"Udah ya aku ke kelas dulu, bye!" Zura yang langsung pergi setelah mencium tangan suaminya itu. Varo geleng-geleng kepala, istrinya seperti anak kecil.

Sesampainya di kelas, Zura langsung duduk dan memberi tahu jika guru-guru sedang rapat. Mereka segera nobar bias kesayangan mereka. Suara histeris tidak bisa dihindari oleh mereka semua.

"AAAAAAA LUCAS HANDSOME BANGET WOII!!!"

"Anjir Taeyong pengen gue bawa pulang!"

"WOIII SUAMI GUE NONGOLLL!!!" Suara teriakan Zura saat melihat biasnya, DoYoung langsung membuat sekelas ingin menaruhnya ke hutan.

Keira yang serius langsung menjerit saat kecoa tiba-tiba merayap di kakinya. Ia langsung berdiri dan loncat membuat kecoa itu jatuh.

"Woi kecoaaa!!!" Teriak Elina langsung loncat ke atas meja.

Zura yang kesal karena nobar biasnya terganggu karena kecoa sialan itu langsung membawa sapu dan ingin membunuh kecoa itu, tetapi malah ia yang dikejar oleh kecoa itu.

Sekelas melihatnya langsung tertawa terbahak-bahak, ia jadinya malah meminta tolong untuk membuang kecoa itu pergi.

"Anjir ngakak banget lo dikejar kecoa." Jovita tertawa sembari memegang perutnya.

"Ih lo semua bukannya bantuin sih!" Zura mendengus kesal, jadinya malah ia yang dikejar.

******

Di kelas Varo, sahabatnya pun sangat gabut. Mereka akhirnya pergi ke kelas Zura, mereka mendengar suara orang histeris. Saat dibuka oleh Rafael, ternyata teman sekelasnya Zura dan Zura nya sedang nobar bias kpop.

Rafael terkekeh melihat Jovita sangat excited. Ia menepuk pundak Varo untuk melihat istri temannya itu sedang apa.

Varo menoleh ke kelas istrinya, "Astagfirullah, ternyata ini yang buat dia semangat sekolah." Gumamnya.

"Hah emang kenapa Var?" Tanya Fadel penasaran.

"Istri gue bilang kangen sekolah karena libur 2 hari eh taunya sekarang liat aja tuh." Varo menunjuk ke kelas Zura.

Saat Varo dan sahabatnya ingin pergi, suara teriakan Keira yang sangat melengking membuat mereka berhenti dan balik lagi melihat keadaan.

Saat melihat ke kelas Zura, istri Alvaro ternyata sedang di kejar kecoa. Bahkan mukanya sangat ketakutan.

Varo langsung meminta tolong membuang kecoa itu, ia menghampiri Zura yang ngos-ngosan.

"Masa kamu yang badannya gede, takut sama kecoa yang kecil kayak gitu." Ujar Varo sembari tertawa.

Zura mendengus kesal, suaminya sama saja. Menertawakan nya. "Ih udah tau geli banget sama kecoa. Ah acara nobar nya jadi kacau kan!" Gerutunya.

Tiba-tiba ia tersadar, ia langsung menatap Varo terang-terangan dan cengengesan.

"Mianhae jagi." Varo geleng-geleng kepala mendengar penuturan istrinya.

*****

Bella tersenyum didepan mansion keluarga Varo. Ia senang bisa kembali melihat mansion keluarga Smith.

Ia pun memencet bel, lalu terlihatlah dari dalam wanita paruh baya, Meira. Ia mengernyitkan dahinya, "Ngapain kamu kesini? Saya lagi gak nerima tamu!"

Bella menyeringai, ternyata mamah Varo pun membencinya. "Aku kangen sama Bunda." Sambil ingin memeluk Meira tetapi langsung ditepis oleh bunda Varo.

"Maaf ya saya gak mau diganggu, permisi." Ujar Meira sembari menutup pintunya. Bella pun mendengus pelan.

Liatin aja, kalian bakal tunduk sama gue!

Bella pun pergi dari sana. Didalam mansion, Meira khawatir melihat muka gadis yang dahulu sudah membuat Varo terpuruk.

Semoga rumah tangga Varo sama Zura baik-baik aja.

******

"Assalamualaikum bunda." Salam Zura pada mertuanya. Meira pun menjawab salam dan langsung memeluk Zura, yang dipeluk terheran dengan sikap Meira.

Varo mengerutkan keningnya, "Bunda kenapa tiba-tiba meluk Zura?" Tanya Varo. Zura pun sebenarnya ingin sekali dipeluk oleh mertuanya itu, semenjak menikah ia belum pernah merasakan pelukan Meira.

Meira melepas pelukannya pada menantunya itu, "Ah gak apa-apa, Bunda lagi pengen aja. Emang gak boleh hah?!" Sungut Meira yang tiba-tiba galak.

"Oiya sayang, bund--" ucapan Meira terpotong karena melihat anaknya berbisik-bisik.

Varo yang berbisik pada istrinya dan langsung membawanya pergi bersamanya.

Dasar anak durhaka! Orang mau ngomong empat mata sama menantu langsung dibawa kabur!

Sesampainya di kamar, Varo langsung ke kamar mandi. Sedetik setelah Varo menutup pintu kamar mandi, terdengar suara notifikasi hp Varo.

Zura penasaran sekaligus ragu, ia takut dimarahi oleh Varo karena itu privasinya. Tetapi jika ia tidak melihatnya ia penasaran.

Ah gue liat ajalah! Apa salahnya kan gue istrinya.

Pesan masuk dari Bella. Dan itu membuat Zura terkejut, ternyata suaminya berbohong. Ia kecewa.

Ia melihat chattan Varo dengan Bella. Itu membicarakan soal penyakit wanita itu. Dan seperhatian itu Varo padanya, bahkan Zura kaget ternyata mereka diam-diam bertemu dibelakangnya.

Setetes demi setetes air mata Zura jatuh membasahi seragamnya. Ia menjadi ragu tentang penyakit yang diderita wanita itu.

"Kamu ngapain buka-buka hp aku?!!" Marah Varo pada Zura membuatnya membekap mulutnya sendiri agar tidak mengeluarkan tangisan.

Varo langsung mengambil hp itu dari istrinya, saat melihat hp nya sudah ada room chatnya dengan Bella.

"Aku pergi!" Zura beranjak lari dan pergi dari mansion. Ia tidak peduli teriakan Varo memanggil namanya.

*****

Mianhae jagi : Maaf Sayang

Bad Girl is NerdyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang