17| Pms

621 37 9
                                    

Varo melihat sekelilingnya dan semua benda tertata rapih dan bersih. Ternyata calon istrinya memang orang yang rapih.

"Var, aku mau mandi dulu. Kamu bisa nonton film di laptop aku kalau bosen ya." Varo mengangguk samar sambil membuka laptop Zura.

15 menit Varo menunggu Zura mandi akhirnya Zura muncul dengan rambut yang basah habis keramas. Ia memperhatikan Zura yang duduk di meja rias sembari mengeringkan rambut nya dengan hair dryer.

Ia gemas dengan Zura yang kesusahan mengeringkan rambut belakangnya pun berinisiatif untuk membantu Zura. Ia segera mengambil hair dryer yang Zura pegang.

"Sini aku bantu, kamu keliatan kesusahan." Zura tersenyum kecil mendengar perkataan calon suaminya.

"Var, kamu gak nyembunyiin sesuatu dari aku kan? Aku pengen kamu terbuka sama aku, kalau ada masalah cerita sama aku." Ucap Zura memandang Varo lewat cermin.

Tubuh Varo menegang, ia gugup sekarang. "Gak, gak ada apa-apa kok sayang. Aku akan berusaha terbuka sama kamu."

Melihat ketegangan Varo, Zura menghela nafasnya. Varo kelihatan sekali menutupi ketegangan nya.

Maafin aku Zur, nanti saat waktunya tepat aku akan kasih tau kamu.

Zura memecah keheningan diantara mereka, "Oiya tadi kamu nonton apa di laptop aku?"

"Gak jadi nonton, aku lihat-lihat hp kamu tadi." Ujarnya yang tiba-tiba dingin.

"Kamu kenapa?" Zura sudah melihat hawa yang tidak enak.

"Raka." 1 nama yang mewakili kecemburuan Varo. Zura pun langsung berbalik menghadap Varo yang telah selesai mengeringkan rambutnya.

"Astagfirullah Varo, kamu cemburu?" Tanya Zura sambil mengelus pipi Varo.

"Dan kamu masih nanya? Astagfirullah." Balas Varo yang mukanya masih datar. Zura hanya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Emang salah aku cemburu?" Lanjutnya yang berjongkok didepan Zura, memegang tangan Zura erat-erat seperti takut kehilangan.

Zura tersenyum lebar, ia tidak mengira jika Varo akan cemburu seperti ini. Dibanding dengan Raka, Varo lebih, lebih, dan lebih tampan darinya.

"I love you." 1 kalimat yang membuat hati Varo meluluh. Ia segera mencubit pipi Zura gemas.

"Kamu curang." Zura pun heran. Apa yang curang? Ia hanya menyatakan perasaannya saat ini.

"Kamu bikin aku gak bisa marah sama kamu." Ujar Varo yang langsung memeluk Zura erat. Zura membalas pelukan Varo tak kalah erat.

"I love you more." Ucapnya sambil mencium kening Zura.

Braaakkk.....

"Astagfirullah." Ucap Zura dan Varo bersamaan.

Mereka dikejutkan oleh kedua pasangan yang sedang didepan pintu.

Dasar abang laknat!

"Ngapain sih lo? Ganggu aja!" Zura memandang sinis kedua abangnya.

"Lo lama banget di kamar Zur, gue takut lo--" ucapan Clarissa terpotong oleh suara berat Damian.

"Kalian ngapain rame-rame didepan kamar Zura?" Tanya Damian heran oleh mereka semua.

"Zura berduaan di kamar sama Varo tuh dad." Ucapan Juna langsung membuat Damian salah paham.

Damian memandang Varo dan langsung menggelengkan kepalanya, "Varo kamu ngapain di kamar Zura? Kalian belum sah loh."

"Tadi saya mau meng--" ucapan Varo terpotong oleh Zura. "Tadi kita habis nonton film dad, terus tadi Varo bantuin ngeringin rambut aku habis keramas."

Bad Girl is NerdyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang