21. mereka yang puber

9.2K 2K 280
                                    

Tolong untuk memberi feedback berupa vote dan komentar. Jadilah pembaca yang dapat mengapresiasi sebuah karya, terimakasih.
















Seorang Seo Johnny nampak menikmati dengan khidmat suatu alunan lagu yang berjudul The Joke milik Brandi Carlile. Pengeras suara ponselnya memberi hasil yang begitu indah pada pendengaranya. Johnny dibuat menikmati masa-masa santai dalam kamar lamanya yang telah ia miliki sejak kecil. Ya, Chicago merupakan tanah kelahirannya dan sudah tentu membuat banyak kenangan dari banyak genre bagi Johnny.

"Let 'em laugh while they can. Let 'em spin, let 'em scatter in the wind."

Johnny mengalunkan beberapa bait lagu milik Brandi, seolah semua benda mati ikut bersenandung dengannya. Bagi Johnny, lagu ini membawa ketenangan yang sangat berarti untuk dirinya sendiri.

Tepat ketika lagu selesai, sebuah panggilan masuk menyita perhatiannya. Disana tertera nama Seo Juhyun—kakak sepupu Johnny yang tinggal di Korea—yang merupakan seorang guru anak-anaknya di sekolah. Johnny mengerutkan keningnya heran, lantas segera mengangkat panggilan itu.

"Halo, Kak Juhyun?"

"..."

"Iya saya ada Chicago, baru dua hari yang lalu tiba disini sama anak-anak."

"..."

"Marcel? Dia ada di kamarnya."

"..."

Wanita yang ada di seberang sana menceritakan masalah serius yang sedang terjadi di Korea dan juga melibatkan salah satu anaknya. Dalam sekejap tapakan Johnny dibuat melemas, tak cukup kuat menopang tubuhnya. Ini benar-benar menjadi pukulan mendadak bagi Johnny yang tak pernah memikirkan masalah ini.

"I-iya, saya paham. Nanti saya telepon lagi."

Johnny memutuskan panggilan dari Juhyun dan melempar ponselnya ke atas ranjang. Setelah itu, Johnny keluar dari kamarnya, segera mencari-cari keberadaan Marcel.

"Marcel mana, Dean?" Tanya Johnny pada si bungsu yang baru saja keluar dari kamarnya.

Dean mengendikkan bahunya lalu menjawab, "gak lihat."

Jawaban Dean membuat Johnny semakin kewalahan dan kembali melangkah seraya menyerukan nama si sulung.

"Ma." Kali ini Johnny memanggil ibunya yang sedang menonton bersama ayahnya di ruang tengah. "Where is Marcel?"

"Tadi dia bilang kalau dia mau keluar sebentar."

"Kemana itu?"

"He didn't say anything about it."

Johnny mengusap wajahnya frustasi dan semakin gelisah. Kedua orangtua Johnny kebingungan, ikut khawatir dibuatnya. Dean mendekat saat mengetahui jika ada yang tidak beres.

Dean memegang lengan ayahnya dan bertanya, "what happened?"

Bukan jawaban yang diterima Dean oleh, namun hanya tatapan kosong tak berarti.

"Dad, Kak Marcel kenap—"

Yang dicari akhirnya muncul dengan raut wajahnya yang memburuk. Mereka melihat Marcel dengan tatapan yang bertanya-tanya, meminta penjelas karena sesuatu yang buruk sepertinya sedang terjadi.

Begitu menoleh, Johnny menghela nafas berat, segera menarik Marcel menuju kamarnya dan mengabaikan rasa kalut keluarga yang lain. Setelah keduanya berada di dalam kamar, Johnny mengunci pintunya.

SUPERIOR MANSION ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang