Pagi hari
Mansion Jung"Morning, dad." Sapa Jonathan tanpa melihat ke arah Jeffrey yang baru saja datang menuju meja makan untuk sarapan bersama anaknya.
Jeffrey hanya berdehem menanggapi sapaan Jonathan sebelum berkata, "ponsel kamu mau daddy sita? Simpan itu. Udah berapa kali daddy bilang, kalau makan jangan sambil main ponsel."
Jonathan menghela nafas pelan agar pria itu tidak mendengarnya, menyimpan ponsel seperti yang daddy-nya minta dengan berat hati.
"Gimana sama persiapan kamu buat les?" Tanya Jeffrey sambil mengaduk minuman paginya.
"Aku sih siap-siap aja, dad. Kan belajarnya nanti rame, jadi gak bosen."
"Kalian emang belajar bareng, tapi gurunya beda buat kalian masing-masing. Jadi nanti kamu gak boleh kalah sama Dylan. Kamu paham kan, Nathan?"
Perkataan Jeffrey membuat Jonathan hanya bisa mengunyah sandwich-nya kurang berselera. Jonathan memang mendengar permintaan Jeffrey, tetapi ia tidak berniat melakukannya. Dia sendiri merupakan sahabat baik Dylan sejak kecil. Sudah tidak mungkin Jonathan sampai hati menyaingi sahabatnya sendiri. Kalau soal Yaheskiel sih, itu namanya berharap terlalu tinggi.
"Daddy gak bisa anter kamu ke sekolah hari ini."
"Jadi hari ini Nathan naik apa dong?"
"Kamu bareng Dylan aja sama papa-nya. Daddy udah bilang kok ke mereka."
Dalam hati Jonathan mengejek Jeffrey. Giliran minta tolong aja, disuruh bareng Dylan.
"Oke dad kalau gitu." Jonathan berdiri setelah meneguk air putihnya dan berpamitan. "Nathan berangkat dulu."
"Hati-hati."
Jonathan berjalan keluar dari dalam mansion Jung, mendapati Dylan yang sedang berdiri di depan mansion sebelah alias mansion milik Nakamoto Yuta. Mungkin dia sedang menunggu papanya yang sedang mengeluarkan mobil di garasi.
"Dylan."
"Apa?"
"Gue numpang berangkat ke sekolah, kan?"
Dylan melihat ke sekitaran Mansion Jung seolah mencari sesuatu dan berkata, "bapak lo udah gak punya mobil? Lo udah miskin gitu?"
"Sialan mulut lo, sembarangan aja. Daddy gue ada urusan lain jadi gak bisa anter gue ke sekolah. Kan motor sama mobil gue juga lagi disita."
"Oh ya udah kalau gitu. Papa gue bentar lagi keluar kok."
Jonathan mengangguk paham dan berdiri di samping Dylan sambil membicarakan sesuatu. Tak lama berselang, suara teriakan 4 oktaf terdengar dari Mansion Moon.
"Yaheskiel! Susu kamu jangan lupa diminum ini!" Teriak Taeil sambil membawa segelas susu dan menyusul Yaheskiel yang sudah terburu-buru mengenakan jaket. "Nanti kamu masuk angin kalau gak ada isi perut ke sekolah."
Yaheskiel langsung berhenti di tempat dan menoleh pada Taeil. Begitu ayahnya sudah dekat, Yaheskiel langsung meraih gelas di tangan Taeil dan meneguk isinya.
"Kiel, kan udah ayah bilang kalau minum jangan berdiri. Mana pake tangan kiri lagi."
"Ini yah. Yaheskiel buru-buru banget, soalnya takut telat. Aku berangkat, ya!" Ujar Yaheskiel semangat dan merapikan jaketnya lalu segera naik ke motor sport baru hasil kenaikan nilainya semester kemarin. Yaheskiel mengenakan helm dan terburu-buru beranjak dari rumahnya.
"Astaga itu anak." Kata Dylan, "pamer banget emang. Pengen gue tonjok."
"Jam segini berangkat naik motor malah bilang takut telat. Mana masih minum susu lagi. Bocah ayah banget emang dia." Tambah Jonathan.
"Bapak-bapak disini gak tau aja tuh dimensi modusnya dia. Sialan, dasar bertopeng."
Tanpa Jonathan dan Dylan sadari, kini Yuta sudah berada di samping kedua lelaki itu dengan kendaraan Range Rover-nya. Yuta menggelengkan kepalanya sebentar lalu menegur, "kalian ini anak sekolah apa ibu-ibu perumahan sih? Kerjanya gosipin temen sendiri, naik cepetan."
Belum sempat Dylan dan Jonathan memasuki mobil, terdengar suara melengking yang bersumber dari Mansion Qian.
"Baba sepatu aku! Ini pasti belinya yang paling murah di tokonya kan?! Kok warnanya beda sih?!" Eluh Richene sambil menghentak-hentakkan kakinya menghampiri Kun.
"Itu emang modelnya begitu. Itu namanya fashion, anak baba sayang."
"Jelek! Gak mau pake!"
"Kakau gak mau pake, ya udah sana ganti. Buruan, nanti kamu telat." Jawab Kun dengan sabarnya.
"Kak Rey! Ambilin sepatu Rich yang lain dong!"
Pemandangan dari Mansion Qian membuat Yuta kembali menggeleng, "kalau anak gue kayak gitu udah gue kasih bubuk cabe deh mulutnya."
Dylan yang baru duduk reflek terkejut mendengar pernyataan papanya, menyusul Jonathan yang berusaha menyembunyikan bisik tawanya setelah melihat ekpresi Dylan.
"Gimana? Udah siap?" Tanya Yuta.
"U-udah, pa."
"Siap, om."
Dylan dan Jonathan menjawab secara bersamaan, membuat Yuta mengangguk paham lalu menginjak pedal gas mobil. Yuta menyapa beberapa tetangga yang dilalui, sebelum benar-benar keluar dari area mansion menuju sekolah anak-anak lelaki di belakang.
Setibanya di sekolah, Dylan melihat Yuta mengenakan setelah jas rapi guna menutupi sebagian kemeja putihnya. Bukan hanya itu, Yuta juga nampak menggunakan kacamata hitam yang baru ia purchase kemarin.
"Nah mau ngapain lagi ini bapak satu." Gumam Dylan.
"Ayo kita turun." Ajak Yuta bersiap membuka pintu mobil.
"Eh, tunggu dulu pa."
"Kenapa?"
"Papa ngapain turun di sekolah Dylan? Emang kantor papa udah pindah ke dalam?"
Yuta menggeleng, "papa mau urus soal donatur." Setelahnya, pria Nakamoto itu baru betul-betul turun dari kendaraan bersama putranya dan putra Jung Jeffrey. Kehadiran 3 adam ini berhasil membuat semua mata orang-orang yang ada tertarik padanya.
Jika sudah begini, jujur saja, baik Dylan juga Jonathan menjadi jengkel.
Saat melangkah ke dalam sekolah dan melalui koridor panjang, Yuta berpesan sebelum berpisah dari anaknya agar belajar lebih giat lagi. Begitu Yuta masuk ke dalam ruangan khusus pertemuan penting para donatur, beberapa gadis lantas menghampiri Dylan dan Jonathan.
Bukannya menanyakan kabar si dua anak populer sekolah, gadis-gadis itu justru bertanya tentang ayah Dylan dan Jonathan akibat kehadiran Yuta sebagai duda muda yang mencuri banya atensi.
"Kan, ini dia yang bikin gue males ke sekolah." Desis Jonathan yang disetujui oleh Dylan.
![](https://img.wattpad.com/cover/176032850-288-k629722.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Superior Mansion
Fanfic[✓.] Superior Mansion, tempat di mana para pria-single-parent mapan dan berkelas tinggal bersama para buah hati yang beranjak dewasa. © HATESTRAWBERRY