Pada pukul 7 pagi di tengah-tengah weekend seperti saat ini, sudah menjadi rutinitas bagi Jung Jeffrey untuk berolahraga mengitari kawasan Superior Mansion. Jika biasanya dia akan mengajak Jonathan, kali ini Jeffrey hanya sendirian karena anaknya sedang menginap di mansion milik Taeil.
Setelah melakukan 2 kali putaran, langkahan Jeffrey mereda dan berhenti tepat di depan Mansion Moon saat melihat Yuta dan Dyrin pun tengah berolahraga.
"Papa, aku capek." Eluh Dyrin berusaha menyusul langkahan atau bisa dianggap sebagai larian kecil Yuta yang sudah berada beberapa langkah di depannya.
Sayangnya Yuta tidak menghentikan kegiatannya dan membalas, "kita baru keluar dari mansion, Rin."
Jeffrey yang mendengarnya tersenyum, lantas menghampiri Dyrin. "Pagi, Rin."
"Daddy Jeff!"
Reflek Yuta berhenti dan menoleh. Ia menemukan Dyrin tengah berlari lebih kencang daripada tadi menuju Jeffrey yang berjarak beberapa meter darinya. "Dad—daddy kamu bilang?" Protes Yuta.
Setibanya di hadapan Jeffrey, Dyrin tersenyum tanpa memperdulikan perkataan papanya. Ia mendongak, menatap Jeffrey yang bertanya, "kamu mau digendong? Daddy lagi keringetan."
"Aku mau lari sama daddy aja, soalnya papa ngomel mulu daritadi malam."
"Rin, kamu tuh." Tegur Yuta.
"Kok anak cantik begini dimarahin, sih? Ini jepitan rambut yang daddy beliin, ya?"
Dyrin mengangguk.
Raut wajah Yuta menjadi datar. Setelah beberapa detik bertahan melihat interaksi anak dan temannya sendiri, Yuta lalu memutar bola matanya jengah dan tak sengaja mendapati Seo Johnny sedang mencuci mobil di depan kediamannya.
"Eh, tumben lo nyuci mobil sendiri?" Yuta sedikit meninggikan suara agar didengar Johnny. "Lo nyuci mobil apa lagi berenang? Pake kaos tanpa lengan sama celana pantai kayak gitu."
Johnny melepas pipa yang ada di tangannya untuk menjawab Yuta. "Tukang cuci mobil gak bisa masuk hari ini."
"Lo pake kacamata hitam kayak gitu buat apa coba? Bukannya itu yang minggu lalu lo pesen dari Prada?" Ucap Jeffrey.
Johnny mengangguk. "Biar gak silau kena sinar matahari."
Lagi-lagi Yuta hanya bisa berekspresi datar, menghela napas kesal menganggap semua orang aneh.
"Om Johnny!" Sapa Dyrin yang segera dibalas oleh yang terpanggil. "Halo, Rin! Ayo semangat, jangan malas kayak papa kamu!"
"Gue yang ajakin dia lari pagi, asal lo tahu itu!"
Johnny tertawa mengejek, kembali melakukan sesi cuci mobilnya dengan kacamata Prada. Secara bersamaan, para anak-anak yang menginap di Mansion Moon berjalan gontai keluar dari sana dengan wajah mereka yang lumayan bengkak karena baru saja bangun dari tidurnya.
"Nanti jam 10, ya. Jangan lupa." Kata Dylan parau dan lebih dulu melangkah setelah menggunakan alas kakinya untuk kembali ke Mansion Nakamoto. Yang lainnya mengangguk setuju, kemudian berpamitan satu sama lain dan tak lupa pada Moon Taeil.
Yuta yang melihat Dylan keluar dari Mansion Moon spontan bertanya, "kamu mau kemana?"
"Mansion, pa."
"Udah sarapan?"
Dylan mengangguk. "Mau mandi dulu, mau siap-siap."
"Ya udah sana, jangan tidur lagi."
"Semoga." Dylan langsung berlari agar tidak terkena semprotan pagi papanya. Sementara itu Yuta dibuat menggeleng, memutuskan melanjutkan olahraga paginya setelah menyapa orang-orang atau tensinya bisa saja tak terkendali di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Superior Mansion
Fanfiction[✓.] Superior Mansion, tempat di mana para pria-single-parent mapan dan berkelas tinggal bersama para buah hati yang beranjak dewasa. © HATESTRAWBERRY