Aku mengemasi tas ku dan keluar dari perpustakaan. Sudah lebih dari sebulan sejak aku mulai bekerja shift malam di pom bensin. Dan aku pergi ke perpustakaan pada siang hari. Aku lelah setelah pulang dari bekerja sepanjang malam. Tapi aku tidak hanya duduk-duduk setelah alarm berbunyi. Aku sudah mencapai apapun selama sebulan terakhir ini. Aku hanya menatap keluar jendela atau membaca majalah dengan bingung. Bukannya aku tidak merasa tidak sabar. Aku tahu aku harus berjalan dengan kecepatanku sendiri. Tapi itu tidak semudah yang aku kira. Apa yang dilakukan semua orang di perpustakaan ini? Apa aku bisa menyusul mereka? Tapi aku tidak tahu harus mulai dari mana atau apa yang harus aku pegang.
Aku menyandarkan kepalaku di jendela bus. Dari perpustakaan ke pom bensin, setiap hari. Pemandangan alam yang luas terpampang di luar jendela. Akankah aku bisa lepas dari rutinitas ini? Rasanya mustahil bagiku untuk berharap hari esok yang lebih baik.
Terlihat seorang wanita yang duduk di depan bus. Bahunya terangkat seolah dia mendesah. Dia adalah wanita yang membagikan selebaran di jembatan penyeberangan. Aku juga mengenalinya dari perpustakaan. Kami belajar di perpustakaan yang sama dan pulang dengan bus yang sama selama sebulan terakhir. Aku tidak pernah memulai percakapan dengannya, tapi kami menyaksikan pemandangan yang sama, melewati pengalaman yang sama, dan mendesah dengan cara yang sama. Aku melihat bagaimana dia tertidur di salah satu sudut perpustakaan dan hidungnya berdarah di depan mesin penjual kopi. Aku tidak mencarinya, tapi dia menarik perhatianku dari waktu ke waktu. Aku masih memiliki ikat rambut di sakuku, yang aku beli dari pedagang kaki lima tanpa berpikir setelah aku melihat rambutnya diikat dengan karet gelang kuning.
Bus hampir dekat dengan tempat pemberhentiannya. Seseorang menekan tombol stop, dan beberapa penumpang berdiri. Tapi wanita itu tidak melakukannya. Dia pasti tertidur. Haruskah aku membangunkannya? Aku ragu-ragu. Bus akhirnya berhenti, tapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak. Penumpang turun, pintu geser tertutup, dan bus terus melaju.
Bus sampai dihalte ku dan wanita itu masih belum bangun. Aku masih ragu ketika aku keluar melalui pintu belakang. Tidak ada yang memperhatikannya. Dia sudah ketinggalan tempat perhentiannya dan tidak bangun sampai beberapa pemberhentian lagi telah berlalu. Mungkin akan menambah kelelahan dalam hidupnya.
Bus berangkat begitu aku turun. Aku tidak melihat ke belakang. Tapi aku telah meletakkan ikat rambut yang kubeli di tas wanita itu, dan hanya itu. Beberapa hari yang lalu, aku pernah kesini dan melihat beberapa grafiti dilukis di dinding depan halte bus.
Aku otomatis melihat sekeliling, tapi Taehyung tidak terlihat. Aku mengira dia terburu-buru pergi karena kaleng semprotan berguling-guling di tanah. Aku menatap grafiti yang dilukis di dinding untuk sementara waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(NOVEL VER) 화양연화 HYYH THE NOTES BY BTS
Random🍁Ini bukan akhir sampai benar-benar berakhir Begitu momen ini berlalu, apakah menjadi seperti tidak pernah ada apa-apa? Didalam takdir yang sudah terjerat kau tidak akan bisa keluar dengan kekuatan sendiri Sekali lagi, seperti saat itu.. bersama k...