Aku membuka mataku di tengah malam. Hujan. Kutukan keluar dari mulutku secara langsung ketika aku bangun dari tanah. Aku duduk diam beberapa saat. Seluruh tubuhku basah kuyup oleh hujan. Aku gemetar dan kedinginan.
"Jika kau melarikan diri lagi, jangan pernah kembali." Suara Hoseok terdengar ditelingaku.
Yang bisa aku ingat setelah meninggalkan rumah sakit Jungkook adalah bahwa aku terus goyah, menabrak sesuatu, dan terjatuh. Karena mabuk, sakit kepala, takut, dan putus asa, aku tidak tahu berapa banyak waktu telah berlalu atau dimana aku berada. Saat itulah aku menemukan Hoseok. Pada saat itu, aku merasa tersendat. Setengah sukacita dan setengah lega. Untuk beberapa alasan, aku percaya bahwa dia akan dapat memahami kebingungan dan ketakutanku meskipun aku tidak dapat memahami diriku sendiri. Tapi Hoseok membuang muka. Dia berpura-pura tidak melihatku. Segera tanda jalannya berubah dan aku hanya berdiri disana mengawasinya berjalan pergi. Kemudian seseorang mendorongku dan aku jatuh ke tanah. Aku mendengar orang-orang berteriak dan mendecakkan lidah mereka pada ku.
"Kenapa kau tidak pergi melihat Jungkook? Apa kau tidak tahu betapa berartinya kau untuknya?" Tentu saja aku tahu.
Mungkin itu sebabnya aku tidak bisa masuk ke kamarnya. Aku merasa terdistorsi dan berduri. Siapa pun yang mencoba mendekatiku pasti akan terluka.
Aku mengangkat kepalaku dan melihat ke jalan gunung yang sunyi. Ada dua arah. Aku bisa berjalan lebih jauh ke gunung atau aku bisa berbalik dan turun kembali. Aku mulai bergerak menuju ke hutan gelap. Aku selalu mengambil resiko di persimpangan jalan. Aku tidak punya tujuan. Aku sudah kehilangan waktu. Mungkin aku berputar-putar. Rasanya lutut ku akan menyerah sebentar karena rasa dingin yang menggigit dan kelelahan. Aku kehabisan nafas, dan hatiku berdenyut. Bagaimana jika aku pingsan disini dan mati? Jika aku ditakdirkan untuk mati disini, maka disinilah aku akan mati. Aku tenggelam.
Rintik hujan jatuh di wajahku. Sama gelapnya dengan mataku yang terbuka seperti saat mereka tertutup. Aku tenggelam dalam lapisan kegelapan. Aku memikirkan kematian lagi dan lagi. Aku ingin lari dari ketakutan dan keinginan yang terus menghantuiku. Aku ingin lari sejauh mungkin dari objek yang menakutkan yang aku tarik tanpa daya tapi tidak bisa melihat dengan lurus, penderitaan yang mendorongku dari satu kejadian ekstrim ke kejadian ekstrim yang lain. Sekarang saatnya. Itu semua akan menjadi lebih baik.
Aku telah menimbulkan rasa sakit pada orang lain karena aku menderita rasa sakit yang lebih besar. Aku memalingkan muka dari luka-luka mereka. Aku tidak ingin bertanggung jawab. Aku tidak ingin terlibat. Itulah aku. Momen ini harusnya menjadi berkah bagi semua orang. Aku berkedip perlahan dan mulai tertidur. Rasa dingin, sakit, dan lelah menghilang. Dan aku menjadi mati rasa pada kegelapan, terang, dan lingkunganku. Semuanya menjadi redup.
Aku membuka mataku lagi karena suara piano. Aku terdiam. Kecuali suara tetesan air hujan yang jatuh dan berdesir. Ditengah kesunyian, suara piano yang rapuh dan halus terus melayang ke arahku. Seseorang memainkan piano jauh di gunung di tengah malam? Aku pikir itu adalah halusinasi, tapi itu terus berlanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
(NOVEL VER) 화양연화 HYYH THE NOTES BY BTS
Random🍁Ini bukan akhir sampai benar-benar berakhir Begitu momen ini berlalu, apakah menjadi seperti tidak pernah ada apa-apa? Didalam takdir yang sudah terjerat kau tidak akan bisa keluar dengan kekuatan sendiri Sekali lagi, seperti saat itu.. bersama k...