2

5.9K 118 1
                                    

Renata merapikan Buku-Bukunya, Sedangkan Dewi menunggu Gadis itu merapikan Buku-bukunya.

Jam 12 siang.

Sudah waktunya kedua gadis tersebut Pulang ke Rumah. Namun mereka memilih untuk tetap di dalam Kelas.

Sebenarnya ini adalah Keinginan Dewi, dia menagih Janji Renata Untuk bercerita tentang Masalahnya.

Berhubung kelas sudah sepi, Dan hanya ada dua gadis tersebut, Renata dan Dewi.

Dewi pikir, Mungkin suasana ini tepat untuk Renata Memulai Ceritanya.

"Udah Re?" Tanya Dewi yang melihat Renata sudah memasukkan Semua buku-buku habis pelajaran Terakhir tadi ke dalam Tasnya.

Renata membalasnya dengan Anggukan.

"Boleh gua tanya Satu Hal Dew?" Tanya Renata Pada Dewi. Bukan cuma Dewi yang punya pertanyaan, Namun Renata pun juga.

"Iya."

"Darimana lu tau gua Mau Bunuh diri?" Mendengar pertanyaan Renata, Membuat Dewi berpikir sejenak.

"Saat lo keluar kelas, Gua ngeliat ada selipan Kertas yang nongol di buku Biologi. Gua pikir itu cuma sketsa anatomi tubuh manusia, Gua penasaran. Gua tarik kertas itu, Dan ada gambar Gadis gantung diri." Jelas Dewi.

Sedangkan Renata hanya diam, Menatap Papan Tulis yang masih di penuhi coret-coretan Matematika.
Tatapan Gadis itu kosong, Seakan jiwanya sudah tak ada.

"Sekarang, Gantian gua yang nanya." Suara Dewi membuat Renata membuyarkan Lamunannya.

Renata Menatap Dalam-dalam Mata Dewi, Seakan-akan dia berbicara 'Gua nggak sanggup hidup begini'

"Kenapa Lo Ingin Bunuh diri?" Tanya Dewi pada Renata, Bahkan Gadis itu tak menyangkal kalau yang menggambar sketsa itu bukanlah dirinya.

Artinya benar dugaan Dewi, Renata yang menggambar hal mengerikan itu.

Diam.

Renata tak menjawab pertanyaan Dewi.

"Kalau gua cerita sama lo, Apa Lo bakal bilang Hal buruk ini pada yang lain?" Renata takut, Jika satu kelas ini mengetahui nasib malang menimpanya. Sudah cukup, selama ini tidak ada yang mempedulikannya, Dia tidak ingin, dirinya menjadi bahan olok-olok orang lain.

Bahkan kini, Renata Malu pada dirinya sendiri.

"Gua janji, Nggak akan cerita pada siapapun." Jawab Dewi meyakinkan Renata, Agar gadis itu mau berbagi masalahnya.

"Apa jaminannya?"

"Lo tau semua baik buruknya gua, Kalau gua cerita masalah ini ke yang lain. Lo bisa langgar janji lo, Dan silahkan lo sebar keburukan tentang gua."

You know? Everybody has Secret.

Renata diam sejenak, Mencoba berpikir. Dia tidak ingin mengingat memori buruk ini, Tapi dia juga tidak sanggup menahannya sendiri.

Hal pahit ini, selalu datang pada Renata dalam Mimpinya.

Hal yang ingin Renata buang jauh-jauh dalam Memorinya. Namun hal itu, Kini sudah menjadi bagian kisah dirinya.

"Ayah Kandung gua, Meninggal sejak usia gua 12 Tahun." Sekeras mungkin, Renata mencoba untuk Terbuka. Perlahan, Gadis itu menceritakan kisahnya pada Teman sebangkunya yang sudah hampir tiga tahun.

Tak ingin menggubris, Dewi mendengarkan Renata bercerita.

Airmata Gadis itu perlahan menetes, Betapa sulitnya dia menyimpan Rahasia itu selama ini.

"Ibu gua bukan Wanita yang pintar, Dia nggak punya kepandaian apa-apa, Bahkan ijazah sekolah pun dia tidak punya." Tambah Gadis itu.

"Selama Ayah Hidup, Ibu cuma terima uang dari Ayah. Jadi saat Ayah meninggal, Ibu terpukul Hebat."

Dewi tetap mendengarkan Renata Bercerita, sembari mengelus punggung Gadis itu. Mencoba menyalurkan Energi agar Renata merasa tak sendiri.

"Hingga Ibu memutuskan Untuk menikah lagi, saat umur Gua 13 Tahun."

"Tiga Bulan pertama gua tinggal dengan Ayah Tiri gua, dan Ibu. Gua hanya melihat Ayah Tiri gua pulang dalam keadaan Mabuk, Dan gua nggak peduli hal itu. Setiap Hari, Gua selalu mendengar suara Ibu gua bertengkar dengan Suaminya."

"Hingga suatu Hari, Saat Ibu gua nggak ada di Rumah. Dan Ayah Tiri gua Pulang. Dan Hal Buruk itu terjadi."

Dan saat itu juga Tangis Renata Pecah.

"Hal Buruk apa?" Tanya Dewi yang kurang mengerti Tentang hal Buruk yang di maksud Renata.

"Dia memperkosa Gua Dew... Gua Kotor... " Dewi Tercengang dengan Pernyataan Renata.

"Kenapa Lo nggak Lapor Polisi?"

"Gua udah Coba Dew... Gua udah coba, Tapi Polisi nggak menggubris Pernyataan gua. Dia malah meminta bayaran kalau ingin kasus gua di tangani, Gua nggak punya Uang Dew untuk membayar, Gua nggak punya Uang. Bahkan setelah Gua cerita sama Ibu gua, dia Nggak percaya. Justru dia menampar gua, Dan Menuduh gua ingin merebut suaminya.. "

Dan Dewi pun juga ikut menangis. Tidak di sangka, Renata mengalami Hal seburuk itu.

Dewi memeluk tubuh Renata, Mencoba menguatkan Gadis itu meski Dewi tau itu tidak akan Membantu.

"Gua takut Dew... Gua takut... " Lirih Renata dalam Tangisnya.

"Sekarang gimana?"

"Gua kabur dari Rumah, gua nggak sanggup di pukulin terus sama Ibu.."

"Jadi sekarang lo tinggal sendiri?" Renata melepaskan Pelukan Dewi, dan Hanya mengangguk.

"Gua tinggal di kontrakan kecil, sudah 8 Bulan. Tapi Ayah Tiri gua udah tau dimana gua tinggal... Gua takut Dew... Gua takut dia ngelakuin hal 'itu' Lagi.."

"Lo mau tinggal sama gua?" Pertanyaan Dewi membuat Renata Berpikir sejenak.

Renata Hanya diam. Gadis itu mencoba untuk mempertimbangkan Pertanyaan Dewi.

"Di Rumah lo ada cowok?" Jujur, sejak kejadian itu. Renata menjaga Jarak dengan Semua Laki-laki. Termasuk Gurunya. Bahkan sebisa Mungkin, dia tak bersentuhan dengan lelaki Manapun.

"Gua cuma tinggal Sama Bunda, Ayah sama Bunda Udah cerai sejak Gua umur 3 Bulan. Karena Bunda kerja terus, Gua jadi sendirian di rumah. Kalau Ada lo, Lo bisa jadi teman gua supaya gua nggak sendirian lagi di rumah. Gimana? Lo Mau kan?"

Renata Menganggukkan Kepalanya.

"Gua bakal Bantu kasus Lo, Bunda punya kenalan Pengacara dan Jaksa. Bunda pasti bisa bantu." Dewi mengulurkan Tangannya, Menggenggam Tangan Renata.

"Jangan Anggap di Dunia ini Lo sendiri Re.. " Dewi memeluk Renata. Mengelus Punggung Gadis itu.

"Kalau Lo udah 8 Bulan tinggal sendirian, Biaya selama itu lo dari Mana Re?"

"Gua kerja di toko Kue, Dari jam 16:00-21:00. Kalau Tambahan, Gua bantu jagain warung Tetangga. Itu kalau Ada tanggal Merah." Jelas Renata pada Dewi.

"Gua Salut sama lo Re.. " Ucap Dewi dengan Tersenyum.

🌿🌿🌿

RENATA (Selesai) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang