"Mirisnya, Mereka yang memiliki kemampuan dan pengetahuan
Memanfaatkan Yang lemah demi Kepentingan pribadi. Semua karena satu alasan, Uang."-Reminder Self-
Hari ini adalah hari terakhir ujian Nasional. Ada rasa gugup saat Renata mengingat bahwa hari persidangan sudah mulai dekat.
Renata mengingat-ngingat lagi pembicaraan dengan Bu Lusi kala itu. Yah, Mungkin saat itu dia tidak bisa mengontrol emosinya.
Renata mengakui, Biar bagaimana pun itu bukan kesalahan Bu Lusi. Karena Bu Lusi hanya mengikuti Perintah dari pemilik Program Beasiswa tersebut.
Renata duduk di meja belajar, Dan mengeluarkan Buku wishlist nya.
Dia mencoret tulisan 'Akan Kuliah di jurusan Kedokteran' yang tertera di List keinginannya terhadap Tuhan. Dan Memberikan Keterangan di ujung kiri 'GAGAL'
Setetes Air mata terjatuh ke atas kertas yang tertulis seluruh cita-cita dan keinginannya.
Tapi Renata tidak menyesal dengan apa yang dia lakukan, Meski dia sudah mengorbankan Beasiswanya, dia tidak menyesal.
Renata melakukan itu, dengan Berharap bahwa dia akan mendapatkan Keadilan di Persidangan.
Sedih? Itu pasti. Siapa yang tidak sedih saat impianmu sudah di pelupuk mata, Namun dalam Sekilas mimpimu di renggut oleh orang lain.
Renata mengeluarkan Kotak berisi foto-fotonya dengan Ayahnya saat ia Masih kecil. Betapa bahagianya dia saat bersama Ayahnya.
"Ayah.. Kenapa mereka jahat padaku? Apa salahku?" Perlahan airmata pun turun setetes demi Setetes.
"Ayah, Saat kau masih ada aku menganggap Duniaku penuh warna, Tapi, Kenapa saat kau tiada hanya tersisa warna Hitam di Hidupku?" Ucap Renata lirih.
"Kenapa Ayah ninggalin aku secepat ini?" Airmatanya Keluar dengan Deras.
"Aku kangen Ayah..." Renata memeluk foto tersebut dengan erat. Mencurahkan Seluruh emosinya pada Foto tersebut seakan orang yang berada di dalam Foto tersebut Masih Hidup.
-RENATA-
"SIALAN!" Ivan Melempar seluruh Berkas-berkasnya. Semua yang dia perkirakan ternyata Salah.
Flashback On
"Saya ingin menjenguk Joni." Ucap Ivan pada petugas polisi yang berjaga.
"Dia sedang di jenguk oleh pengacaranya." Jawab Pak Polisi tersebut.
"Pengacara?" Ivan sedikit bingung.
Tak Lama Polisi tersebut berdiri, dan berteriak Bahwa waktu berkunjung sudah Habis.
Seseorang Yang Ivan kenal keluar dari Pintu tersebut. Tapi, ini benar di luar dugaan.
"Hallo, Ivan. Senang kita bisa beradu argumen lagi di Pengadilan..." Ucap Pria tersebut dengan tersenyum.
"Kenapa kau disini?" Tanya Ivan. Namun Pria itu malah tersenyum.
"Aku, Yang akan menjadi pengacara Lawanmu, Joni. Dan yah, Untuk apa kau datang kemari?" Ivan tidak menjawab. Otaknya berpikir keras. Bagaimana Bisa, Niko menjadi Pengacaranya Joni.
"Ah Ya, Aku ada urusan. Sampai jumpa di Pengadilan, Bersama Pamanku." Dia mengedipkan Satu matanya dan tersenyum lebar.
"Tunggu." Ucap Ivan. Niko menghentikan badannya, dan berbalik badan, Hingga berhadapan dengan Ivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA (Selesai) ✔
Teen FictionKehidupan Renata berubah Sejak Ayahnya meninggal saat usianya 12 Tahun. Sedih, Karena Ayah Yang memberikannya seluruh kasih sayang telah tiada. Hingga suatu Insiden buruk terjadi Pada Renata. Di tengah-tengah maraknya Kasus Pelecehan Seksual, Kek...