7

3K 75 0
                                    

Nayla Membuka Jendelanya, Menikmati angin Malam Yang menampar wajahnya. Dia teringat Dengan Andrea.

"Aku ingin, Hanya aku yang mengalami ini."

Ucapan Terakhir Andrea Pada Nayla selalu Mengiang di pikirannya.

Nayla senang Bisa Bertemu Andrea. Nayla Senang, Andrea Adalah Pasien pertamanya. Sejak hari meninggalnya Andrea, Nayla Selalu menghibur anak-anak Kecil yang mengalami Pelecehan Seksual, dan Kekerasan di rumah mereka. Semua dia lakukan, Demi menebus Rasa bersalahnya Karena telah Gagal.

Hanya hal sederhana, Yaitu memberikan mereka Kue Coklat. Karena anak-anak Senang dengan Kue Coklat, Maka dari itu Nayla pikir bisa membuat mereka terhibur dengan Kue Itu.

Tapi, Saat Melihat Renata, dan membaca Isi Diarynya. Kini dia mengerti, Yang dibutuhkan mereka Bukan Hanya Hiburan, Tetapi juga keadilan.

"Kalau aku Gagal Mengobati Lukamu, Biarkan Aku menolong Gadis yang bernasib Sama Sepertimu." Ucap Nayla Pada foto yang berbalut Bingkai Berwarna Emas. Menampilkan Foto Mereka Berdua, Yaitu Nayla dan Andrea yang sedang Memeluk Boneka.

Hanya Nayla yang tersenyum Bahagia di foto itu, Sedangkan Andrea tidak tersenyum sama Sekali.

Nayla Mengambil Handphonenya, Mencari Nama seseorang di dalamnya.

"Hallo?" Ucap seseorang di sebrang Telepon.

"Hallo Van, Bisa ketemu?" Tanya Nayla pada Ivan.

"Udah Malem Nay, Kok tiba-tiba?"

"Gua butuh Bantuan lo, Tolong bantu Kasus gua." Pinta Nayla Merengek.

"Yaudah, Besok Kita ketemu Jam 10 Pagi di Cafe Biasa ya."

"Ok."

"Ok, Night."

Dan sambungan pun Terputus.

Aku Janji, Akan Menyelesaikan Kasus ini. Demi Menebus kesalahanku Pada Andrea, Karena telah gagal Menjadi Psikolog-nya. Ucap Nayla dalam Hati.

-RENATA-

"Jadi, Anak ini Di Perkosa?" Tanya Ivan, setelah Menyesap Kopi Cappucino.

Nayla Mengangguk.

Yah, Sesuai dengan Janji. Mereka Bertemu di Cafe Coffe Jam 10 Pagi. Cafe biasa Mereka bertemu, jika ada urusan Penting.

"Gua tau Van, Gua hanya seorang Psikolog. Gua, Nggak terlalu Paham tentang Hukum. Tapi, Gua ingin Gadis ini mendapatkan Keadilannya." Jelas Renata pada Ivan yang tampaknya sedang Berpikir.

"Berapa Umur Gadis itu?" Tanya Ivan.

"16 Tahun, Jalan 17." Jelas Renata.

"Terjadinya Kasus tersebut?" Nayla mengingat-ngingat Obrolannya Dengan Renata Kemarin.

"Renata bilang, Kejadian dia di perkosa Saat Umurnya 14 Tahun, Hampir 15." Ivan diam berpikir.

"Artinya kejadian itu Sekitar 2 Tahun yang lalu?" Tanya Ivan memastikan. Nayla Mengangguk.

"Agak sulit memberikan Bukti Visum nya Nay, Mengingat Kasus dia 2 Tahun yang lalu." Nayla diam berpikir. 

"Jadi, Gimana?" Tanya Nayla sedikit cemas.

"Ada saksi?" Untuk Hal ini, Nayla belum bertanya sampai jauh. Karena kemarin, Renata Harus pergi Ke Toko untuk bekerja. Jadi obrolan Mereka Terputus.

RENATA (Selesai) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang