2. Petualangan

81 11 7
                                    


"Apapun kekuranganmu, kamu masih bisa memberikan kebahagiaan untuk orang lain."

***

Suara bambu berderit setiap mereka mulai melangkahkan kakinya. Perlahan namun pasti, dua insan bandel itu tidak ada yang berani melihat ke bawah mereka. Lima meter dari kaki mereka ada sungai Sidayu yang mengalir deras ditambah bebatuan dibawahnya, sedikit saja mereka lengah, nyawa bisa jadi taruhannya. Sesekali angin bertiup menerbangkan anak rambut yang keluar liar di kepala Harshita, begitu juga dengan Dirandra yang terlihat semakin berantakan ditambah wajah pucatnya. Suasananya sangat menegangkan saat suara kodok mengiringi langkah mereka.

Suara detak jantung terdengar sangat keras dari tempatnya. Dirandra berjalan pelan karena kakinya bergetar hebat, sekuat tenaga ia melawan rasa takut demi harga dirinya sebagai lelaki. Napasnya ngos-ngosan, beberapa kali ia membuang napasnya dengan kasar setiap mencari pinjakan yang kokoh di jembatan bambu berukuran besar. Dirandra hanya bisa menatap kaku ke arah depan, ia bisa melihat punggung kecil Harshita yang tegap, tanpa rasa ragu gadis itu melangkahkan kakinya jauh di depan sana. Sedangkan dirinya masih berjalan merayap ditemani keringat yang mulai membanjiri pelipis dan juga lehernya. Di ujung sana ada batu besar tempat Sembahyang para penduduk setiap melewati tempat ini menuju kebun mereka yang berada jauh dari tempat permungkiman. Terlihat dari jauh batu itu sangat menyeramkan, karena dibalut kain hitam putih atau sering disebut kain Poleng.

"Diran! Cepetan," teriakan nyempreng Harshita membuat tubuh laki-laki gempal itu sedikit oleng, namun dengan cepat ia berpegangan erat dengan penyangga kayu di samping kiri kanannya.

"Tunggu aku Har."

Gadis itu melipat kedua tangannya sambil menggerakkan kaki kananya bosan, melihat pergerakan Dirandra seperti siput. Harshita lebih memilih untuk melikat sekeliling tempatnya berdiri saat ini. Begitu banyak pepohonan yang tumbuh di sekitar sungai bagian utara, sangat berbeda dengan posisi dimana biasanya ia sering bermain dengan Dirandra. Dulu saat Kakek masih hidup, Harshita selalu ikut berkebun di ladang yang berada di sebrang sungai dengan jarak satu kilometer dari jembatan, namun sekarang ladang itu sudah milik orang lain dan Harshita tidak pernah lagi melewati jembatan bambu.

Melewati jembatan gantung hanya terbuat dari bambu berdiameter dua puluh centimeter dengan ketebalan tiga centimeter dan panjangnya melebihi lima meter sudah sering Harshita lewati dulu. Harshita juga melewatinya tanpa ada rasa takut, kadang ia digendong oleh Kakek atau berjalan di depan Kakek, karena Harshita percaya, Kakek akan selalu melindunginya dari belakang. Namun kini, tidak ada lagi yang diajaknya untuk berkebun atau hanya sebatas melewati jembatan. Bapak sibuk mengurus warung bersama Ibu, kadang Bapak juga membuat ganggang batu akik untuk cincin dan liontin jika ada pesanan. Kalau pun Harshita melewati jembatan, tidak ada yang bisa menjaganya dari belakang seperti Kakek menjaganya dulu, jangankan melewati jembatan, berpetualang pun tidak.
Harshita sangat senang bertemu dengan Dirandra, mau diajak kemana pun ia ingin pergi, berpetualang ke tempat favoritnya, asalkan tidak jauh dari rumah. Baru kali ini Harshita memberanikan dirinya untuk melewati jembatan bersama Dirandra.

"Har, kita mau kemana, sih?" tanya Dirandra langsung saat tiba di ujung jembatan dengan wajah pucatnya, "kamu tidak tahu bagaimana takutnya aku melewati jembatan itu? Lihat tanganku bergetar."

Kekehan kecil keluar dari bibir tebal Harshita, kemudian mengambil tangan Dirandra, menangkupnya dengan kedua tangan kecil miliknya. Melihat wajah Dirandra yang pucat sambil menahan tawa saat merasakan dingin di telapak tangan Dirandra.
"Dingin banget, habis main air es?"

Dirandra langsung menarik tangannya dan mendorong kepala Harshita, bersamaan tawa Harshita pecah meledek Dirandra. Gadis itu menyeka ujung matanya karena keluar air mata akibat tertawa, sedangkan Dirandra menatap Harshita kesal.

Dirandra || Harshita ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang