11. Kamu dan Hanya Kamu

38 13 0
                                    


"Bahkan reinkarnasi ke seribu tahun lagi, darah ini akan tetap mengalir sama."

***

Kaki panjang Dirandra sedikit berlari saat melihat gadis berambut pendek sedang berdiri di depan ruang komputer.

"Maaf lama menunggu, tadi pembinaan sebentar," sesal Dirandra saat tiba di hadapan gadis itu. Harshita menggeleng sambil tersenyum lalu melangkah masuk ke dalam ruangan.

"Biar aku bantu bawa." Dirandra mengambil kertas manila dalam pelukan Harshita. Gadis itu memberikannya begitu saja, kemudian mengambil tempat duduk di salah satu meja komputer.

"Enggak apa kita pinjam komputernya?" tanya Harshita terlihat ragu untuk menghidupkan komputer.

"Enggak, lagian ini untuk sekolah, kan?"

Harshita mengangguk lalu menekan tombol CPU yang berada di bawah meja, menunggu beberapa saat sampai komputer menyala.

"Aku bawa roti sama susu kotak, kalau kamu mau, ambil di dalam tas aku," tawar Harshita tanpa memalingkan pandangannya pada layar monitor.

"Nanti saja." Dirandra meletakkan kertas manila itu di atas meja sebelahnya, lalu menarik kursi untuk duduk di samping Harshita.

Gadis hitam manis itu sibuk mencari gambar yang kiranya cocok ia gunakan untuk tugas praktek pemasaran. Beberapa halaman dengan nama pencarian berbeda Harshita cari, mulai dari gambar manusia, hewan, kartun, tokoh super hero dan tumbuhan. Dirandra tidak melepas sedikit pun pandangannya pada wajah serius Hatshita. Melihat seakan tidak berkedip dari samping.

"Kapan kamu lombanya?" Harshita melihat sekilas Dirandra lalu kembali pada layar monitor.

"Minggu depan," jawab Dirandra sambil mencabut rambut Harshita yang berdiri tegak.

"Aw! Kenapa kamu mencabut rambutku?" Harshita mendelik sambil menggaruk-garuk kepalanya yang gatal.

"Rambut mati," jawab Dirandra santai sambil memberikan rambut kaku itu pada gadis di sampingnya yang sedang menahan kesal.

"Aku lagi serius, jangan ganggu aku." Harshita merebut rambut kaku itu dan melemparnya begitu saja.

Dirandra mengacak rambut pendek Harshita gemas membuat gadis itu benar-benar kesal memandang wajah Dirandra.

"Diran." Mata Harshita melotot kesal, Dirandra tertawa dibuatnya.

"Maaf ... Maaf." Tangan Dirandra kembali menyentuh kepala Harshita untuk merapikan rambut gadis itu kembali.

"Cari baik-baik, aku ke toilet sebentar."

Harshita tidak menjawab, ia memilih kembali pada layar monitor karena jengkel pada Dirandra. Namun tersenyum saat laki-laki menyebalkan itu sudah meninggalkan ruang komputer. Harshita menyentuh kembali kepalanya dengan lembut. Ada desiran aneh setiap Dirandra melakukan itu. Meskipun ia jengkel dengan kebiasaan Dirandra yang menyentuh kepalanya setiap saat, hati Harshita tidak bisa menolaknya.

Dirandra meninggalkan Harshita sendiri di dalam ruang komputer beberap menit sampai akhirnya kembali lagi ke ruangan itu sambil memegang perutnya.

Helaan napas panjang keluar dari celah bibir Dirandra saat ia kembali duduk di samping Harshita. Gadis itu menoleh bingung mendengar helaan napas panjang Dirandra.

"Perut aku mual, pasti gara-gara makan jamur krispy tadi," keluhnya sambil menepuk-nepuk perutnya pelan.

"Kamu makan jamur?" Dirandra mengagguk menjawabnya. "Bodoh, sudah tahu alergi, masi saja makan jamur." Harshita beranjak dari duduknya lalu membuka tas gendongnya untuk mengambil susu yang sudah ia beli sebelum mengerjakan tugas.

Dirandra || Harshita ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang