"Pacar"

794 93 11
                                    

Biasanya Jiheon menghabiskan waktu luangnya untuk hang out bareng teman-temannya. Tapi berbeda untuk sekarang, Jiheon memilih untuk stay di apartemennya dan very very gabut.

Ddrrrttt... ddddrrrrttt...

Ponselnya tiba-tiba berbunyi. Gadis itu melihat nama si penelepon. Seketika dahinya mengerut.

"Tumben nih orang nelpon?"

Klik!

"Hal-"

"Ji, lo lagi dimana?"

"Di apartemen, kenapa?"

"Gue kesitu sekarang."

"H-hah? Emang kenap-"

Tut tut tut tut

"Apaan sih? Gajelas banget." Jiheon menggerutu kecil sambil menatap ponsel di tangannya.

Tingnong! Tingnong!

Jiheon bangkit dari kasurnya dan menuju pintu apartemennya. Saat membuka pintu, badannya terkesiap melihat seseorang yg di depannya ini. Buset rapi bener, mau kemana nih?

Pemuda itu langsung nyelonong masuk saat Jiheon membuka pintunya. Jiheon hanya mendengus. Kebiasaan.

Pengen gue tampol rasanya, eh tapi gue sayang, batin Jiheon.

"Kenapa lo? Kok suntuk gitu? Biasanya maen terus sampe gue dilupain." Jiheon mencibir sarkas ke orang yg sekarang duduk di sofa apartemennya.

"Gue udah putus sama olivia."

"..."

"..."

"Yaudah cari cewek lain lagi sana." Jiheon duduk di sebelahnya. Dengan santai ia mengutak-ngatik channel TV layar 24 inch di depannya.

"Gue lagi bosen sama cewek." Ucapnya dengan watados.

Tahan Ji, tahan. Manusia kayak gini cocoknya dibuang ke rawa-rawa.

PLAK!

"Aduh! Kok gue dipukul sih?!" Pemuda itu menatap nyalang ke arah Jiheon yg sekarang menatap datar ke arahnya.

"Hn. Sok ganteng." Setelah ngomong kayak gitu, Jiheon langsung ke dapur. Menyiapkan minum untuk tamu yg gatau diri.

"Yaelah Ji, kalo gue bosen mau diapain lagi." Ucap pemuda itu santai.

"Ck. Bodo amat lah. Gue capek ngomong sama lo, tar juga ada karmanya. Kalo lo disantet jangan minta tolong ke gue ya," Jiheon senyum santai.

Jeongin langsung auto melotot yakan. Yaelah nih anak malah nyumpahin gua, batin Jeongin.

"Ji, kok lo malah ngomong gitu sih? Gue jadi takut kan," Jeongin duduk di pantri dapur sambil menatap melas ke Jiheon.

"Yaelah lo badan doang gede, tapi nyali segini nih," Jiheon mengacungkan jari kelingkingnya sambil ketawa geli.

"Kecil." lanjutnya.

Jeongin yg diledekkin kayak gitu menatap Jiheon dengan datar. Jeongin berdiri terus mengapit Jiheon dengan lengannya.

"Aaaaaaaa! Lepas gak?! Bau ketek!" Boong sebenernya. Badan Jeongin mah ga pernah bau, Jiheon-nya aja yg gamau skinship-an sama Jeongin. Hehehehe

"Gue gak pernah bau. Hidung lo yg salah berarti. Nih nih makan nih ketek gua!" Jeongin ketawa saat ngeliat Jiheon sengsara.

"Je lepas ih! Ga bisa napas nih gua," Jeongin ngelepasin Jiheon. Tapi sambil ketawa gitu.

[2] Amore ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang