Arranged Marriage with the Police (Part 1)

845 109 6
                                    

Jadi disini kubuat mereka umurnya 20 tahun keatas.








***

"Hah?! Harus sekarang gitu? Tapi kan gue udah balik ke rumah som! rumah gue jauh dari kampus. Gila tuh dia!" Jiheon mencak-mencak. 

"Gue gak tau Ji, si kumis mintanya dadakan. Ya lo tau lah doi kalo ada mahasiswa yang lalai tugas bakalan dikosongin nilainya."

"Aarrrrggghhh! Yaudah deh gue kesana deh sekarang bawa mobil. Mau gak mau ngebut nih gue."

"Sip. Hati-hati Ji, jangan terlalu ngebut. Bahaya."

"Iyaaa, gue matiin ya."

Jiheon mendengus kesal. Kenapa dosennya itu selalu memberitahu dadakan sih? Padahal Jiheon tadi cukup lama di kampus. Baru aja napakin kaki di ruang tamu, eh si Somi nelpon dan bilang kalo tugas pak Herman harus dikumpulin sekarang juga.

Pengen demo aja rasanya ke rektor.

Jiheon yang harusnya udah bocan alias bobo cantik, sekarang malah starter mobil. Ok sip.

"Hadehhhh! Awas aja kalo nilai gue jelek. Dia gatau aja perjuangan gue ngerjain tugas kayak gimana." Monolog Jiheon sambil misuh-misuh.



***


Sepertinya ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Buktinya Jiheon sekarang malah terjebak diantara mobil-mobil yang berlomba-lomba agar segera sampai ke tujuan mereka. Namun, apalah daya?

Padahal ini udah jam 2 siang, namun jalanan masih saja macet.

"Kenapa sih orang-orang pada menuh-menuhin jalan aja? Gak tau ya orang kayak gue lagi memperjuangkan nilai kuliah?!"

Jiheon akhirnya membanting setirnya ke kanan, mengambil jalur yang tidak semestinya. Ya, mobil pribadi tidak diperbolehkan untuk masuk ke jalur tersebut karena itu khusus bus antar kota. Namun, karena ini sangat genting sekali jadinya mau tidak mau Jiheon mengambil jalur itu.

Biasanya Jiheon gak pernah melanggar lalu lintas tapi ini MENDESAK. Tolong dimengerti teman-teman.

Sejauh ini speedometer masih di 70 km/jam, tidak ngebut lah ya, masih santai. Tidak ada hambatan. Lancar jaya.

Ah, seharusnya jalan di kota ini diperbesar biar mobil dan jalan itu malah lebih luas jalanannya.

Tapiㅡ

Sayang sekali bung.

Jiheon bisa melihat di jarak 10 meter, terdapat petugas lalu lintas untuk memberhentikan kendaraan yang melewati jalur itu.

Yeah, Polisi.

Adakah yang lebih parah dari ini?!

"Okeh jiheon, calm down." Dia merasa kalau polisi tersebut akan melepaskannya jika mereka bernegosiasi.

Akhirnya waktu Jiheon telah tiba, bagaikan slow motion petugas tersebut mendekati mobil Jiheon dengan raut tegas nan galak. Bagi yang melihat pasti merasakan getaran dan detakan di jantung.

Bukan, bukan jatuh cinta. Itu detakan kesialan.

Ah, bisa saja sih gadis itu berbuat nekat, misalnya dengan menerobos segala kegiatan yang ada di depannya dan mengemudi mobilnya dengan aman nan tentram.

Namunㅡ

Sekali mohon maaf bung, Jiheon lagi nge-halu. Kalo dia ngelakuin itu bisa-bisa dirinya masuk penjara dengan kasus tabrak lari, pelanggaran lalu lintas, dan merusak fasilitas umum.

[2] Amore ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang