Makin bucin sama Jeongin :(
***
"ABANG!!! GUE GAMAU DISUNTEKKKKK! HUHUHUHUHU!"
Bomin hanya menepuk keningnya pelan. Antara malu dan bingung jadi satu. Malu karena adiknya teriak-teriak seolah-olah kayak mau diancam, bingung ngediemin si Jiheon yang tak elitnya sedang memegang salah satu pilar yang ada di rumah sakit.
Bomin hanya tersenyum (pura-pura) manis saat orang-orang sedang menatap aneh ke arahnya.
Iyalah, dia lagi ganteng-gantengnya make jas kantor-an ala CEO tapi lagi narik-narik adeknya yang lagi teriak-teriak.
Huft.
"Ji! Jangan malu-maluin gue! Udah tua lo tuh anjir! Gausah kayak anak kecil." Bisiknya tegas. Adiknya, Jiheon, hanya menggelengkan kepalanya tanda ia tidak mau.
Sebenernya Bomin juga gak tanpa alasan datang ke rumah sakit. Masalahnya Jiheon dari 3 hari berturut-turut demam terus, Bomin kan jadi khawatir. Mana mereka tinggal berdua doang, orang tua mereka tinggal di luar kota, mau tidak mau Jiheon tanggung jawabnya sekarang.
"GAMAU! GUE TAKUT DISUNTIK BANG!" bentak Jiheon. Bomin memijit pelipis pelan, merasa pusing. Ini yang bakal konsultasi penyakit kayaknya dia.
Bomin berhenti menarik Jiheon dengan perlahan, pemuda itu mengahampiri adiknya yang masih memeluk pilar dengan lebaynya nangis sesegukkan. Aduh, jadi gak tega...
"Ji, lo mau sakit terus gara-gara gamau disuntik? Hah? Kalo lo gak berobat yang ada malah lo masuk rumah sakit," ucap Bomin dengan datar. Dia berharap dengan berkata seperti ini Jiheon jadi luluh.
Jiheon melebarkan matanya. Dirawat di rumah sakit?! NOOO!
Disuntik sekali aja membuatnya bergidik ngeri apalagi ditusuk sana sini, kayaknya Jiheon bakalan nambah jantungan kalo begitu caranya.
Gadis itu menggeleng pelan sambil manyun. Gak ada cara lain apa :(
"Bang... gak ada cara lain apa selain disuntik...?" Tanyanya memelas.
"Gak ada." Ucapnya singkat.
Jiheon makin manyun. Perempuan yang memakai sweater abu-abu oversized itu perlahan melepaskan tangannya dari pilar.
"Yaudah... daripada gue dirawat di rumah sakit..." cicitnya. Gadis itu perlahan menghampiri kakaknya yang sedang tersenyum menang dan bernapas lega. Akhirnya...
"Lo gak usah takut. Lagian belom tentu juga kan disuntik, siapa tau dikasih vitamin dan obat doang. Dokternya temen gue kok, jadi lo bakalan aman." Jelas Bomin.
Jiheon hanya menganggukkan kepalanya pelan.
Mereka berjalan ke loker khusus pendaftaran. Bomin ngurusin beberapa administrasi dan segala macamnua sedangkan Jiheon hanya duduk sambil menatap orang yang berlalu lalang.
"Lo nomor urut 304. Bentar lagi kok," sahut abangnya sambil duduk sebelah Jiheon.
"Kalo gue disuntik, lo yang pertama gue teror," ancam gadis itu. Bomin hanya meringis pelan.
Emang dari kecil Jiheon itu trauma sama yang namanya suntikan, sejak kejadian tak mengenakkan saat ia kelas 1 SD waktu itu ada yang salah nusuk, jadinya Jiheon banyak ngeluarin darah. Oleh karena itu Jiheon jadi takut sama jarum suntik.
"Ck. Lebay."
Jiheon mendelik tak terima. Gadis itu memukul pelan lengan abangnya.
"Lo tuh lagi sakit masih aja durhaka sama gue. Masuk neraka lo." Sahut Bomin seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Amore ✓
FanfictionFeat. Jeongin Jiheon [Random Stories] Cerita couple uwu yang membawamu ke keadaan yang tidak terduga. ©2019 by Leejeki_