Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A regret.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yeonjun!"
Anak itu segera menoleh ketika dia mendengar namanya dipanggil seseorang, dia mendengus. Padahal dia sudah berupaya dan sengaja bangun lebih pagi agar tidak ada yang menyadarinya, dan dia juga berencana pulang lebih malam supaya siapapun tidak terganggu dengan kehadirannya.
Joy langsung berlari menghampirinya yang sedang membuka pintu gerbang yang lebih kecil. Dia kemudian mengadahkan wajahnya. "Noona, kau tahu namaku?" Tanya dia keheranan.
"Aku bertanya pada nyonya Park." Balas dia dengan napas yang terengah-engah, setelah berhasil menghentikan Yeonjun. "Kau mau pergi sepagi ini? Sekolah bahkan mulai pukul sembilan pagi, aku tahu betul."
"Ya, memang." Ucap Yeonjun menunduk. "Hanya saja, aku tidak ingin merepotkan siapapun lagi. Aku bisa mengurus diriku sendiri."
Joy mengerutkan keningnya. "Oh ya? Lalu mengapa kau tidak membawa bekal makan siangmu, katanya kau bisa mengurus dirimu sendiri."
"Noona."
Dia pun menggeleng, menggeser tubuh Yeonjun dan menutup pintu gerbang. "Bisa aku antarkan kau sampai disekolah?" Tawar Joy, anak itu membulatkan matanya, seakan tidak percaya.
"Noona, aku bukan anak kecil. Aku bisa pergi sendiri." Balas Yeonjun terdengar malas.
"Kalau begitu, karena kakek Kim sedang perawatan dirumah sakit, aku punya banyak waktu luang, bisa kau temani aku sarapan?"
"Aku tidak biasa-"
"Oh ayolah, tidak baik menolak ajakan orang dewasa, kau kasar sekali." Balas Joy menyela ucapannya sembarangan, membawa tangan Yeonjun menjauh dari kediaman keluarga Kim, anak itu hanya bisa manggut-manggut kesal, menurut mengikutinya dari belakang selagi tangannya ditarik entah kemana.
.
.
Taehyung menyusuri lorong rumahnya dengan perasaan gelisah, dia pergi ke dapur, sebenarnya niat dia bukan untuk berpura-pura minum jus jeruk sambil memperhatikan kearah pintu kamar Joy yang tidak jauh dari sana, dia benci mengakui jika dia sedikit khawatir mengenai kejadian yang menimpa wanita itu kemarin. Dia hanya ingin memastikan keadaannya saja, tapi nyatanya Joy tidak terlihat dimanapun saat ini.
