🍂4

2K 374 55
                                    

Destiny?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Destiny?

"Kabar baik, atau kabar buruk?" Yeri yang tahu-tahu muncul dari balik pintu apartemennya, membuat Joy tersentak dan berakhir tersandung heelsnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kabar baik, atau kabar buruk?" Yeri yang tahu-tahu muncul dari balik pintu apartemennya, membuat Joy tersentak dan berakhir tersandung heelsnya sendiri.

"Kau mengagetkanku!" Pekik Joy menepuk dadanya.

Yeri tidak merasa bersalah, melipat kedua tangannya didepan dada sambil menghentakkan kakinya menunggu sahabatnya menjawab pertanyaannya. Joy menelan ludah, mengangkat kedua alisnya tersenyum lebar. "Aku diterima!" Ucap dia berteriak, mengangkat kedua tangannya.

"Yeah!! Sudah kuduga!" Pekik Yeri yang kelewat senang dan memberinya pelukan yang erat.

"Aku kira aku akan gagal, karena si kakek tua itu benar-benar tempramental!" Protesnya saat mereka berdua masuk kedalam, merasa para tetangga sebentar lagi akan terusik dengan suara nyaring yang sudah mereka.

Mereka pun menuju ruang tengah dan menjatuhkan diri diatas sofa. "Tentu, dia itu tegas. Namanya juga salah satu orang berpengaruh. Sudah pasti galak." Timpal Yeri, tangannya sibuk mengganti saluran televisi.

"Apa kau punya informasi?" Tanya Joy penasaran.

Yeri menggeleng. "Keluarga itu terlalu tertutup, yang aku ingat, dia punya satu orang cucu yang akan mewarisi perusahaan, karena anak kandungnya meninggal dalam kecelakaan." Cerocosnya.

Joy menghela napas, biasanya Yeri tahu banyak informasi dari kenalannya atau koneksinya. Baru kali ini Yeri tidak memberi informasi detail. "Wow. Tragis sekali." Joy mendengus, mengikat rambutnya lalu berbaring menatap langit-langit ruangan.

Yeri menghentak. "Apa kita perlu pesan makanan untuk makan malam." Ucap dia setengah berteriak, Joy mengerjapkan kedua matanya.

Dia menyukai ide itu, mungkin berpesta semalaman dengan sahabatnya adalah hal terbaik saat ini, namun dia tiba-tiba teringat. Bahwa dia harus menyiapkan keperluannya besok. Joy tersenyum lemah, padahal belum lama dia merasa bebas melakukan apapun yang dia mau seperti saat ini dan dia harus kembali terkurung dirumah yang terasa asing, perlahan dia mengerang frustasi. "Kau yang pesan, aku harus menyiapkan keperluanku untuk besok."

VJoy; 𝗦𝗼𝗺𝗲𝘁𝗵𝗶𝗻𝗴 𝗸𝗶𝗻𝗱𝗮 𝗰𝗿𝗮𝘇𝘆 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang