Sakit

1.5K 249 47
                                    

awas typo⚠

“ Sial tidak di angkat!”

Jeka mengumpat karena sedari tadi teleponnya tidak dijawab oleh Yeri padahal ia sudah menunggu terbenamnya matahari dengan tidak sabar. Sekali lagi Jeka mencoba menghubungi nomor Yeri,  Jeka lega ketika suara wanita itu terdengar.

“ Hello Jeka, hari ini nggak usah telpon yah”

Tut tut tut

Jeka bahkan belum sempat menjawab tapi sambungan sudah diputuskan sepihak oleh Yeri. ada apa sebenarnya? Pikiran Jeka semakin tidak karuan, lagi dia menelpon nomor yang sama.

“ jangan matikan dulu!” ucap Jeka cepat begitu telponnya di angkat.

Jeka bisa mendengar helaan nafas Yeri di seberang sana “ sudah ku bilang jangan menelpon, Zidan tidak bisa bicara denganmu sekarang”

“ apa aku melakukan kesalahan?”

“ tidak. Dia sedang tidak enak badan”

“ Zidan sakit?”

“ tidak, dia hanya kurang enak badan saja’

Tut tut tut

Sambungan terputus kali ini Jungkook pelakunya. Yeri tidak ambil pusing berjalan menghampiri Zidan yang terbaring lemah diranjang. Hari ini Yeri dibuat panik lantaran mendapatkan telpon dari gurunya Zidan yang menyatakan anaknya itu pingsang didalam kelas. Ia yang sedang berkerja di butik harus mengendarai mobilnya ugal-ugalan agar cepat sampai di sekolah.

“ sayang makan dulu yah” bujuk Yeri karena Zidan belum makan malam, itupun tadi siang di hanya makan sedikit.

“ nggak lapar” ucap Zidan sangat pelan.

“ kamu lagi sakit, kapan sembuh kalau nggak mau makan”

“ papa nggak nelpon Ma?” Tanya Zidan tanpa mau menjawab pertanyaan Yeri. Yeri menghela nafas “ Sayang kamu sembuh dulu baru kita telpon papa yah”

“ sekarang Ma”

Di tengah usaha Yeri membujuk Zidan, di lain tempat lebih tepatnya di ruang tamu keluarga Yeri, Jeka harus menghadapi pengusiran Alvin lagi.

" ngapain suruh dia masuk sih?" Alvin melihat Joy lalu menatap Jeka tak suka" sudah kubilang jangan kesini lagi!"

" aku mau minta ijin ketemu Zidan, bang" kata Jeka mantap.

" lo pikir gue ijinin, nggak! pulang sana!"

" Om, Tante, saya dengar Zidan sakit, bisa saya jenguk" Mama dan Papa Yeri saling memandang seakan berbicara lewat tatapan matanya. sedang Joy memandang Jeka sendu, ia rasanya kasihan dengan pemuda itu.

" gue bilang pulang--"

" sini ikut tante" ucap Mama Yeri membuat Alvin melotot kaget.

" nggak! aku nggak ijinin. sini lo pulang" Alvin berusaha menarik tubuh Jeka keluar dari kediamannya. tapi Jeka juga enggan bergerak, tatapannya seakan memohon agar bisa bertemu anaknya.

" Alvin!" akhirnya sang kepala keluarga mengeluarkan suaranya membuat Alvin sontak berhenti " kamu nggak boleh gini terus nak, berikan ruang untuk mereka bicara. Papa tahu kamu tidak ingin adikmu terluka, tapi dia juga berhak untuk menetukan yang terbaik untuk dia dan anaknya" perlahan cekraman tangan Alvin pada tubuh Jeka terlepas. keempat orang dewasa itu diam mendengar penuturan papa Yeri.

" kalau sekarang kesempatan itu tidak bisa kamu berikan pada Jeka, berikan pada Zidan. kamu orang yang paling tau sebesar apa anak itu merindukan ayahnya selama ini. jangan menutup mata"

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang